Mengapa Bandingkan Diri dengan Orang Lain Bisa Menggerogoti Harga Diri Kita?
VOXBLICK.COM - Di era digital seperti sekarang, kita hampir tak pernah lepas dari paparan media sosial.
Dari Instagram hingga TikTok, beragam konten menarik dan kehidupan orang lain terbuka lebar di depan mata.
Tapi pernahkah kamu merasa nggak cukup, kurang sukses, atau bahkan minder setelah scrolling tanpa henti?
Perasaan itu sebenarnya muncul karena kecenderungan kita untuk membandingkan diri dengan orang lain, sebuah fenomena yang dipengaruhi kuat oleh media sosial dan dapat memengaruhi harga diri secara signifikan.
Apa Sebenarnya Perbandingan Sosial Itu?
Perbandingan sosial adalah proses psikologis di mana seseorang menilai dirinya sendiri dengan membandingkan dengan orang lain.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Leon Festinger pada tahun 1954 dalam teorinya tentang social comparison.
Secara alami, manusia memang melakukan hal ini untuk mengukur kemampuan, status, atau pencapaian diri.
Namun, perbandingan yang terlalu sering dan negatif bisa berakibat buruk bagi kesehatan mental.
Media Sosial: Panggung Perbandingan Tanpa Batas
Menurut penelitian dari University of Pennsylvania (Hunt et al., 2018), penggunaan media sosial yang berlebihan berkaitan langsung dengan peningkatan gejala depresi dan kecemasan.
Media sosial seperti Instagram dan Facebook sering menampilkan versi terbaik dari kehidupan orang lain — mulai dari perjalanan mewah, pencapaian karier, hingga kebahagiaan dalam hubungan.
Ini menciptakan standar yang tidak realistis dan membuat kita merasa kurang berharga.
Selain itu, studi dari Journal of Social and Clinical Psychology (2020) juga menunjukkan bahwa perbandingan sosial secara online mendorong perasaan iri dan rendah diri, yang perlahan dapat menggerogoti harga diri dan memicu perasaan tidak puas dengan diri sendiri.
Bagaimana Perbandingan Diri Memengaruhi Harga Diri?
Harga diri atau self-esteem adalah penilaian seseorang terhadap nilai dirinya sendiri. Saat kita sering membandingkan diri dengan orang lain yang tampak lebih baik, pencapaian mereka bisa membuat kita merasa gagal atau tidak cukup baik. Efek ini bisa membuat:
- Rasa cemas dan depresi: Terus merasa kurang bisa menyebabkan stres emosional yang berkepanjangan.
- Kehilangan motivasi: Jika perbandingan hanya membuat kita merasa kecil, kita malah jadi malas berusaha.
- Distorsi citra diri: Kita jadi sulit melihat kelebihan diri sendiri dan terlalu fokus pada kekurangan.
Cara Mengelola Perasaan Saat Terjebak dalam Perbandingan Sosial
Beruntung, kita bisa melatih diri untuk menghadapi dan mengelola perasaan negatif akibat perbandingan sosial, terutama di dunia media sosial.
Berikut beberapa strategi yang bisa kamu coba: 1. Sadari bahwa media sosial bukan realita penuh. Ingat, banyak konten yang diedit atau hanya menampilkan sisi terbaik seseorang.
2. Batasi waktu penggunaan media sosial. Penelitian menunjukkan bahwa mengurangi waktu scrolling bisa menurunkan kecemasan dan meningkatkan mood.
3. Fokus pada pencapaian pribadi. Buat daftar hal-hal yang sudah kamu capai dan hal-hal yang ingin kamu kembangkan.
4. Praktikkan rasa syukur. Menghargai apa yang kamu miliki saat ini bisa mengurangi rasa iri dan tidak puas.
5. Bangun komunitas positif. Cari orang-orang yang mendukung dan menginspirasi kamu, bukan yang membuat kamu merasa rendah.
6. Jangan ragu minta bantuan profesional. Jika perasaan rendah diri terlalu berat, psikolog atau konselor bisa membantu memberikan strategi coping yang tepat.
Melangkah ke Depan dengan Kesadaran dan Empati pada Diri Sendiri
Memahami bahwa kita semua rentan terhadap perasaan membandingkan diri adalah langkah awal yang penting.
Jangan biarkan media sosial menentukan nilai dirimu.
Dengan mengelola ekspektasi dan berfokus pada perjalanan pribadi, kita bisa membangun harga diri yang sehat dan mental yang kuat.
Ingat, setiap orang punya jalan dan waktu suksesnya masing-masing — dan kamu juga berharga dengan caramu sendiri.
Dapatkan Update Informasi Terbaru dari Kami dengan Ikuti Channel Telegram Kami VOXBLICK
