Jangan Salah Pilih Ini Cara Cerdas Memilih Akomodasi Ramah Lingkungan


Minggu, 14 September 2025 - 19.00 WIB
Jangan Salah Pilih Ini Cara Cerdas Memilih Akomodasi Ramah Lingkungan
Panduan Memilih Akomodasi Hijau (Foto oleh Yukitaka Iha di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Merencanakan liburan impian seringkali dimulai dengan memilih tempat menginap yang sempurna. Kamu mungkin menghabiskan berjam-jam scrolling aplikasi booking, membandingkan foto kolam renang infinity, dan membaca ulasan tentang kelembutan sprei. Di tengah pencarian itu, kamu mungkin melihat label seperti eco-friendly, green, atau sustainable. Kelihatannya keren, kan? Menginap di tempat yang peduli lingkungan sambil menikmati liburan. Tapi, apa sebenarnya arti dari label-label itu? Memilih akomodasi ramah lingkungan yang sesungguhnya jauh lebih dalam dari sekadar hotel yang tidak menyediakan sedotan plastik. Ini adalah tentang membuat pilihan sadar yang berdampak positif, tidak hanya untuk bumi, tetapi juga untuk pengalaman perjalananmu dan komunitas lokal yang kamu kunjungi. Ini adalah panduan untuk membantumu bernavigasi di dunia pariwisata berkelanjutan dan menemukan hotel hijau yang benar-benar berkomitmen.

Kenapa Memilih Akomodasi Hijau Itu Penting Banget?

Jujur saja, industri pariwisata adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia membuka wawasan, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertukaran budaya. Di sisi lain, pariwisata massal bisa menjadi monster yang rakus.

Pembangunan hotel besar-besaran seringkali mengorbankan ekosistem lokal. Konsumsi air dan energi di hotel bisa sangat boros, dan limbah yang dihasilkan bisa mencemari lingkungan yang justru ingin kita nikmati keindahannya. Menurut Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), pariwisata menyumbang sekitar 5% dari emisi gas rumah kaca global, dan angka ini terus meningkat. Ketika kamu memilih akomodasi ramah lingkungan, kamu secara aktif memilih untuk menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.

Memilih hotel hijau bukan hanya soal merasa baik tentang diri sendiri. Dampaknya nyata dan berlapis. Pertama, kamu mengurangi jejak karbon perjalananmu.

Akomodasi yang serius tentang keberlanjutan biasanya berinvestasi dalam energi terbarukan seperti panel surya, sistem penghematan air canggih, dan program pengelolaan limbah yang efektif. Kedua, kamu mendukung ekonomi lokal secara langsung. Banyak akomodasi ramah lingkungan berkomitmen untuk mempekerjakan staf dari komunitas sekitar, membeli bahan makanan dari petani lokal, dan bekerja sama dengan pemandu wisata atau pengrajin setempat. Uang yang kamu belanjakan akan berputar di komunitas itu, bukan lari ke perusahaan multinasional yang jauh. Pengalamanmu pun menjadi lebih otentik. Kamu bisa mencicipi masakan lokal asli yang bahan-bahannya dipetik dari kebun terdekat atau belajar tentang budaya dari staf yang benar-benar tinggal di sana seumur hidup. Inilah esensi dari sustainable travel, yaitu menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara pelancong dan destinasi.

Membedah Label Hijau Mengungkap Misteri di Balik Sertifikasi Ramah Lingkungan

Di sinilah kita masuk ke bagian yang sedikit teknis, tapi sangat penting.

Bagaimana cara membedakan hotel yang benar-benar berkomitmen dengan yang hanya melakukan greenwashing atau pencitraan hijau? Jawabannya terletak pada sertifikasi ramah lingkungan. Sertifikasi ini adalah semacam lencana kehormatan yang diberikan oleh lembaga pihak ketiga yang independen setelah melakukan audit menyeluruh terhadap praktik hotel. Ini bukan klaim sepihak dari hotel, melainkan verifikasi dari luar yang membuktikan komitmen mereka. Memahami beberapa sertifikasi utama akan membuatmu menjadi konsumen yang jauh lebih cerdas.

Sertifikasi Internasional yang Diakui Dunia

Sertifikasi ini seperti paspor global untuk keberlanjutan.

Mereka memiliki standar yang ketat dan diakui di banyak negara, menjadikannya acuan yang sangat bisa diandalkan saat kamu merencanakan perjalanan ke luar negeri atau mencari properti berstandar internasional.


  • Global Sustainable Tourism Council (GSTC): Anggap saja GSTC sebagai PBB-nya dunia pariwisata berkelanjutan. Mereka tidak selalu mensertifikasi hotel secara langsung, tetapi mereka menetapkan dan mengelola standar global untuk pariwisata berkelanjutan, yang dikenal sebagai Kriteria GSTC. Banyak badan sertifikasi lain di seluruh dunia yang diakreditasi oleh GSTC. Jadi, jika sebuah hotel disertifikasi oleh badan yang diakui GSTC, itu adalah tanda yang sangat kuat. Kriteria mereka mencakup empat pilar utama: manajemen berkelanjutan, dampak sosial-ekonomi, dampak budaya, dan dampak lingkungan. Kamu bisa melihat daftar lengkap badan yang terakreditasi di situs resmi GSTC.

  • Green Globe: Ini adalah salah satu program sertifikasi global yang paling dikenal untuk industri pariwisata. Green Globe memiliki standar komprehensif yang mencakup lebih dari 40 kriteria utama dengan ratusan indikator kepatuhan. Mereka tidak hanya melihat aspek lingkungan seperti efisiensi energi dan air, tetapi juga memeriksa manajemen sosial-ekonomi, pelestarian warisan budaya, dan keterlibatan komunitas. Proses sertifikasinya sangat ketat dan memerlukan audit di tempat oleh auditor independen. Sebuah properti yang memiliki sertifikat Green Globe menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap pariwisata berkelanjutan.

  • LEED (Leadership in Energy and Environmental Design): Mungkin kamu pernah mendengar LEED dalam konteks gedung perkantoran, tetapi sertifikasi ini juga sangat relevan untuk hotel. Fokus utama LEED adalah pada bangunan fisiknya. Sertifikasi ini menilai desain, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan bangunan hijau. Sebuah hotel bersertifikat LEED berarti gedungnya dirancang untuk menjadi sangat efisien dalam penggunaan energi dan air, menggunakan material yang ramah lingkungan, dan menyediakan kualitas udara dalam ruangan yang lebih sehat. Ada beberapa tingkatan, mulai dari Certified, Silver, Gold, hingga Platinum, yang menunjukkan tingkat kinerja keberlanjutan bangunan tersebut.

Sertifikasi Regional dan Nasional yang Nggak Kalah Keren

Selain standar global, banyak negara atau wilayah memiliki program sertifikasi sendiri yang disesuaikan dengan kondisi ekologi dan sosial lokal.

Di Indonesia, misalnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki program yang disebut Penilaian Hotel Ramah Lingkungan (PHRL). Program ini mendorong hotel-hotel di Indonesia untuk menerapkan praktik-praktik yang lebih hijau. Mencari tahu tentang sertifikasi lokal di destinasi tujuanmu bisa menjadi cara hebat untuk menemukan akomodasi ramah lingkungan yang benar-benar memahami dan berkontribusi pada konteks lokal. Ini adalah bagian penting dari panduan travel yang cerdas.

Ciri-Ciri Akomodasi Ramah Lingkungan yang Bisa Kamu Cek Sendiri

Sertifikasi memang penting, tapi itu bukan satu-satunya cara untuk menilai komitmen sebuah akomodasi. Terkadang, hotel butik kecil atau guesthouse milik keluarga mungkin menerapkan praktik luar biasa tanpa melalui proses sertifikasi yang mahal.

Kamu bisa menjadi detektif keberlanjutan dengan memperhatikan beberapa petunjuk kunci. Ini adalah cara praktis untuk memilih akomodasi yang tepat.


  • Manajemen Energi dan Air: Ini adalah dasar dari setiap hotel hijau. Apakah mereka menggunakan lampu LED? Apakah ada sensor gerak untuk lampu di koridor? Apakah mereka memiliki panel surya di atap atau sistem pemanas air tenaga surya? Untuk air, perhatikan apakah mereka menggunakan keran dan shower aliran rendah. Beberapa hotel bahkan memiliki sistem pengumpul air hujan dan daur ulang air limbah (greywater) untuk menyiram taman.

  • Pengelolaan Limbah yang Serius: Lihat lebih jauh dari sekadar tempat sampah terpisah di dalam kamar. Apakah mereka benar-benar meminimalkan limbah sejak awal? Tanda-tandanya termasuk tidak menggunakan peralatan makan sekali pakai, menyediakan dispenser air minum isi ulang untuk mengurangi botol plastik, dan menggunakan produk pembersih yang ramah lingkungan dalam kemasan besar. Beberapa akomodasi bahkan memiliki program kompos untuk limbah organik dari dapur mereka.

  • Dukungan Terhadap Komunitas Lokal: Sebuah akomodasi ramah lingkungan sejati memahami bahwa keberlanjutan juga berarti mendukung masyarakat. Cari tahu apakah mereka mempekerjakan mayoritas staf dari desa atau kota terdekat. Apakah menu restoran mereka menonjolkan bahan-bahan lokal? Apakah mereka menawarkan tur atau pengalaman yang dijalankan oleh anggota komunitas, seperti kelas memasak dengan ibu-ibu lokal atau tur trekking dengan pemandu dari desa sekitar? Ini menunjukkan bahwa keuntungan dari pariwisata benar-benar dirasakan oleh masyarakat setempat.

  • Konservasi Alam dan Edukasi: Apakah akomodasi tersebut terlibat aktif dalam proyek konservasi? Mungkin mereka mendanai penanaman kembali terumbu karang, melindungi sarang penyu di pantai mereka, atau berkontribusi pada cagar alam terdekat. Mereka juga seharusnya memberikan informasi kepada tamu tentang ekosistem lokal dan bagaimana cara menikmatinya secara bertanggung jawab. Buklet di kamar atau papan informasi tentang flora dan fauna lokal adalah pertanda baik.

  • Desain dan Material Bangunan: Perhatikan arsitektur hotel. Apakah dirancang untuk memaksimalkan cahaya alami dan aliran udara untuk mengurangi kebutuhan akan AC dan lampu? Apakah mereka menggunakan bahan bangunan lokal atau daur ulang, seperti kayu reklamasi atau bambu? Desain yang menyatu dengan lanskap alam sekitarnya, bukan mendominasinya, seringkali merupakan tanda dari pendekatan yang lebih bijaksana.

Waspada Greenwashing Jebakan Pemasaran yang Perlu Kamu Hindari

Sayangnya, seiring meningkatnya kesadaran tentang sustainable travel, meningkat pula praktik greenwashing.

Greenwashing adalah ketika sebuah perusahaan menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk memasarkan diri mereka sebagai ramah lingkungan daripada benar-benar menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan. Ini adalah taktik untuk menarik konsumen yang peduli lingkungan tanpa benar-benar melakukan perubahan yang berarti. Kamu harus skeptis dan jeli.

Bagaimana cara mengenali greenwashing? Pertama, waspadai klaim yang tidak jelas dan tidak didukung bukti. Kata-kata seperti eco-friendly, green, atau natural tanpa penjelasan lebih lanjut atau sertifikasi adalah bendera merah.

Sebuah hotel hijau yang otentik akan dengan bangga dan transparan menjelaskan secara detail apa yang mereka lakukan. Mereka akan memiliki halaman khusus di situs web mereka yang didedikasikan untuk praktik keberlanjutan mereka, lengkap dengan data dan metrik jika memungkinkan. Kedua, perhatikan citra visual yang menipu. Menggunakan banyak warna hijau dalam logo atau menampilkan foto alam yang subur tidak secara otomatis membuat sebuah hotel ramah lingkungan. Ketiga, perhatikan tindakan simbolis yang dibesar-besarkan. Misalnya, sebuah hotel mungkin gembar-gembor tentang program reuse your towel mereka, tetapi di saat yang sama mereka masih menggunakan botol air plastik sekali pakai di setiap kamar dan menyalakan AC di lobi yang kosong. Fokus pada dampak yang lebih besar, bukan hanya tindakan kecil yang mudah dipasarkan.

Untuk melindungi dirimu dari greenwashing, lakukan riset. Jangan hanya percaya pada deskripsi di situs booking. Kunjungi situs web resmi hotel tersebut. Cari logo sertifikasi ramah lingkungan yang bisa diverifikasi.

Baca ulasan dari tamu sebelumnya di berbagai platform dan cari kata kunci seperti sustainable, sampah, atau lokal. Pelancong lain seringkali memberikan wawasan jujur tentang apakah klaim hijau sebuah hotel sesuai dengan kenyataan di lapangan. Jangan ragu untuk mengirim email dan bertanya langsung kepada pihak hotel tentang praktik spesifik mereka sebelum kamu memesan. Respons mereka, atau ketiadaan respons, bisa menjadi indikator yang sangat jelas.

Lebih dari Sekadar Menginap Menjadi Pelancong yang Bertanggung Jawab

Pada akhirnya, memilih akomodasi ramah lingkungan adalah langkah pertama yang kuat dalam perjalanan menjadi pelancong yang lebih sadar dan bertanggung jawab. Namun, semangat pariwisata berkelanjutan tidak berhenti di pintu lobi hotel.

Ini adalah pola pikir yang kamu bawa sepanjang perjalananmu. Ini tentang bagaimana kamu berinteraksi dengan destinasi yang kamu kunjungi. Ini berarti menghormati budaya lokal, baik dalam cara berpakaian maupun dalam interaksi sehari-hari. Ini berarti memilih untuk makan di warung milik keluarga daripada di jaringan restoran cepat saji internasional. Ini berarti menolak membeli suvenir yang terbuat dari spesies yang terancam punah atau karang. Sebuah laporan dari Booking.com menunjukkan bahwa 71% pelancong global ingin melakukan perjalanan yang lebih berkelanjutan di masa depan, yang menunjukkan adanya pergeseran besar dalam kesadaran kolektif kita. Pilihan-pilihan kecil yang kamu buat, dari tempat kamu menginap hingga tempat kamu makan, secara kolektif menciptakan dampak yang besar.

Perjalananmu berikutnya adalah sebuah kesempatan. Kesempatan untuk tidak hanya melihat dunia, tetapi juga untuk membuatnya menjadi tempat yang sedikit lebih baik.

Dengan melakukan riset, mengajukan pertanyaan yang tepat, dan memilih untuk mendukung bisnis yang sejalan dengan nilaimu, kamu mengubah liburanmu dari sekadar pelarian menjadi tindakan yang bermakna. Kamu tidak hanya mengumpulkan foto-foto indah, tetapi juga cerita tentang bagaimana perjalananmu membantu melestarikan keindahan itu untuk generasi mendatang.

Perjalanan yang bertanggung jawab memperkaya pengalamanmu dengan cara yang tidak terduga. Kamu akan terhubung lebih dalam dengan tempat dan orang-orangnya.

Kamu akan pulang tidak hanya dengan kenangan, tetapi juga dengan pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan peranmu di dalamnya. Jadi, saat kamu merencanakan petualangan berikutnya, ingatlah bahwa pilihan tempat tidurmu bisa menjadi pilihan untuk dunia yang lebih baik. Ingat, informasi mengenai sertifikasi dan praktik keberlanjutan suatu properti bisa berubah seiring waktu, jadi selalu ada baiknya untuk memeriksa informasi terbaru langsung dari sumbernya sebelum melakukan pemesanan untuk memastikan datanya akurat.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0