Mitos Overthinking Bikin Sulit Tidur Malam? Bongkar Faktanya, Raih Ketenangan

Oleh VOXBLICK

Rabu, 08 Oktober 2025 - 22.50 WIB
Mitos Overthinking Bikin Sulit Tidur Malam? Bongkar Faktanya, Raih Ketenangan
Overthinking, tidur malam, ketenangan (Foto oleh cottonbro studio)

VOXBLICK.COM - Pernahkah Anda berbaring di tempat tidur, mata terpejam, tapi pikiran justru berlomba-lomba tak ada habisnya? Skenario di kepala terus berputar, dari daftar pekerjaan esok hari, percakapan yang baru saja terjadi, hingga kekhawatiran tentang masa depan. Akhirnya, jam terus berdetak, dan tidur nyenyak yang diidamkan terasa semakin jauh. Fenomena ini seringkali disebut sebagai overthinking, dan banyak dari kita meyakini bahwa inilah biang keladi utama di balik sulitnya kita tidur di malam hari.

Mitos yang beredar seringkali menyederhanakan masalah ini: "Kalau kamu overthinking, ya pasti susah tidur." Padahal, hubungan antara overthinking dan kualitas tidur malam kita jauh lebih kompleks daripada sekadar sebab-akibat langsung.

Ada banyak misinformasi yang justru bisa membuat kita semakin cemas dan merasa tidak berdaya, padahal memahami faktanya adalah langkah pertama untuk meraih ketenangan dan tidur yang lebih berkualitas.

Artikel ini akan membongkar beberapa mitos umum seputar pikiran berlebihan yang mengganggu istirahat malam Anda.

Kita akan menyelami fakta ilmiah di baliknya, memahami bagaimana pikiran kita bekerja, dan yang paling penting, menawarkan strategi praktis yang bisa Anda terapkan untuk menenangkan pikiran agar Anda bisa kembali tidur nyenyak. Mari kita bongkar satu per satu dan raih kembali ketenangan malam Anda.

Mitos Overthinking Bikin Sulit Tidur Malam? Bongkar Faktanya, Raih Ketenangan
Mitos Overthinking Bikin Sulit Tidur Malam? Bongkar Faktanya, Raih Ketenangan (Foto oleh Tara Winstead)

Mitos vs. Fakta: Benarkah Overthinking Selalu Biang Keladi Sulit Tidur?

Mitos yang paling umum adalah bahwa overthinking adalah satu-satunya penyebab insomnia. Seolah-olah, jika kita bisa "menghentikan" pikiran berlebihan, semua masalah tidur akan selesai.

Kenyataannya, overthinking seringkali lebih merupakan gejala atau respons terhadap kondisi lain, dan bukan satu-satunya akar masalah.

  • Mitos: Overthinking adalah penyebab utama sulit tidur.
    Fakta: Overthinking, terutama di malam hari, seringkali merupakan manifestasi dari kecemasan, stres yang tidak terkelola, atau bahkan kondisi kesehatan mental yang mendasari seperti gangguan kecemasan umum atau depresi. Ketika kita stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol yang membuat kita tetap waspada dan sulit rileks, persis seperti yang dijelaskan oleh berbagai penelitian tentang respons stres tubuh. Pikiran yang berputar-putar adalah cara otak kita mencoba memecahkan masalah atau mengelola emosi yang belum terselesaikan di siang hari.
  • Mitos: Kita bisa "mematikan" overthinking begitu saja.
    Fakta: Menghentikan overthinking secara paksa justru bisa memperburuknya. Semakin kita mencoba menekan pikiran, semakin kuat pikiran itu kembali. Ini seperti mencoba tidak memikirkan gajah merahsemakin Anda mencoba, semakin gajah merah itu muncul di benak Anda. Pendekatan yang lebih efektif adalah mengelola dan mengarahkan pikiran, bukan menolaknya.

Lingkaran Setan Overthinking dan Insomnia: Memahami Keterkaitannya

Hubungan antara overthinking dan kualitas tidur malam adalah dua arah. Overthinking memang bisa mempersulit kita untuk tertidur atau mempertahankan tidur, tetapi kurang tidur juga dapat memperburuk kecenderungan overthinking kita.

Ini menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.

Ketika kita kurang tidur, fungsi kognitif otak, termasuk kemampuan untuk mengatur emosi dan memecahkan masalah, akan menurun. Akibatnya, kita menjadi lebih rentan terhadap pikiran negatif yang berulang dan kecemasan. Hormon stres juga cenderung lebih tinggi pada orang yang kurang tidur, yang semakin memicu aktivitas otak yang berlebihan di malam hari. Kondisi ini menyoroti pentingnya kesehatan mental secara keseluruhan untuk kualitas tidur yang baik, sebuah aspek yang juga ditekankan oleh organisasi kesehatan global seperti WHO dalam panduan kesehatan mental mereka.

Strategi Praktis Menjinakkan Pikiran Agar Tidur Lebih Nyenyak

Meskipun overthinking tidak bisa "dimatikan" begitu saja, ada banyak cara efektif untuk mengelolanya dan menciptakan kondisi yang lebih kondusif untuk tidur nyenyak. Kuncinya adalah konsistensi dan kesabaran dalam menerapkan strategi ini:

  • Lakukan "Penurunan Pikiran" Sebelum Tidur: Sekitar 1-2 jam sebelum tidur, luangkan waktu 15-20 menit untuk menuliskan semua kekhawatiran, daftar tugas, atau pikiran yang mengganggu di jurnal. Anggap ini sebagai "membuang" pikiran dari kepala Anda ke kertas. Setelah selesai, tutup jurnal dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak memikirkannya lagi sampai besok.
  • Praktikkan Mindfulness dan Meditasi: Latihan mindfulness dapat membantu Anda tetap hadir di masa kini dan mengurangi kecenderungan pikiran melayang ke masa lalu atau masa depan. Ada banyak aplikasi meditasi yang bisa membimbing Anda dengan latihan pernapasan atau pemindaian tubuh yang menenangkan sebelum tidur. Ini membantu mengalihkan fokus dari pikiran ke sensasi tubuh dan pernapasan.
  • Batasi Paparan Layar dan Stimulan: Cahaya biru dari gawai dapat mengganggu produksi melatonin, hormon tidur. Hindari penggunaan ponsel, tablet, atau komputer setidaknya satu jam sebelum tidur. Begitu pula dengan kafein dan alkohol, yang dapat mengganggu siklus tidur Anda.
  • Ciptakan Rutinitas Tidur yang Konsisten: Tubuh kita menyukai rutinitas. Cobalah tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Rutinitas ini akan melatih jam biologis tubuh Anda untuk mengenali kapan waktunya untuk istirahat.
  • Teknik Relaksasi: Latihan pernapasan dalam, relaksasi otot progresif, atau mendengarkan musik yang menenangkan dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mempersiapkan tubuh untuk tidur. Fokus pada pernapasan perlahan dan dalam, rasakan perut mengembang dan mengempis.
  • Identifikasi Pemicu Overthinking: Cobalah untuk mengenali apa yang memicu pikiran berlebihan Anda. Apakah itu stres pekerjaan? Konflik pribadi? Kekhawatiran finansial? Dengan mengidentifikasi pemicu, Anda bisa mencari strategi penanganan yang lebih spesifik di siang hari, sehingga tidak terbawa sampai ke tempat tidur.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Mengelola overthinking dan meraih tidur nyenyak memang butuh usaha.

Namun, jika pikiran berlebihan Anda terasa sangat intens, sulit dikendalikan, dan telah memengaruhi kualitas hidup serta tidur Anda secara signifikan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, mungkin sudah saatnya untuk mencari dukungan lebih lanjut. Jika Anda merasa kecemasan atau overthinking Anda sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, menyebabkan stres berkepanjangan, atau membuat Anda merasa putus asa, penting untuk berbicara dengan profesional kesehatan mental. Mereka dapat membantu mengidentifikasi akar masalah, memberikan diagnosis yang tepat, dan merekomendasikan rencana perawatan yang sesuai, seperti terapi kognitif perilaku (CBT) atau pendekatan lain yang terbukti efektif.

Mitos bahwa overthinking adalah penyebab tunggal sulit tidur malam memang perlu diluruskan. Faktanya, overthinking seringkali merupakan sinyal dari stres, kecemasan, atau masalah kesehatan mental yang belum teratasi.

Dengan memahami keterkaitan kompleks ini dan menerapkan strategi pengelolaan pikiran yang efektif, Anda bisa memutus lingkaran setan overthinking dan insomnia. Ingatlah, meraih ketenangan pikiran dan tidur yang berkualitas adalah investasi penting untuk kesehatan mental dan fisik Anda secara keseluruhan.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0