Kebiasaan Minum Kopi Ini Ternyata Diam-diam Bikin Berat Badan Naik


Kamis, 11 September 2025 - 17.05 WIB
Kebiasaan Minum Kopi Ini Ternyata Diam-diam Bikin Berat Badan Naik
Kebiasaan Kopi Bikin Gemuk (Foto oleh Maxim Ilyahov di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Bagi banyak dari kita, hari rasanya belum lengkap tanpa secangkir kopi. Minuman hitam pekat ini seolah menjadi bahan bakar untuk melewati tumpukan pekerjaan, deadline, dan rapat yang tak ada habisnya. Aroma khasnya yang menyeruak di pagi hari seakan memberi janji produktivitas. Banyak juga yang percaya bahwa kopi adalah sekutu terbaik dalam program penurunan berat badan. Katanya, kafein bisa meningkatkan metabolisme dan membakar lemak. Namun, pernahkah kamu merasa program dietmu mandek atau bahkan berat badan malah bertambah meski rajin minum kopi? Jika iya, kamu tidak sendirian. Ada sisi lain dari hubungan antara kopi dan berat badan yang jarang dibicarakan, sebuah jebakan nikmat yang tanpa sadar bisa menyabotase usahamu. Ini bukan berarti kamu harus berhenti total, tapi ini saatnya untuk lebih cerdas dalam menikmati minuman favoritmu.

Mitos dan Fakta Seputar Kopi untuk Metabolisme

Klaim bahwa kopi bisa membantu menurunkan berat badan memang bukan isapan jempol belaka. Ada dasar ilmiah di baliknya. Komponen utama dalam kopi, kafein, adalah zat psikoaktif yang dikenal memiliki efek stimulan pada sistem saraf pusat. Salah satu dampaknya adalah kemampuan untuk meningkatkan laju metabolisme basal (BMR), yaitu jumlah kalori yang dibakar tubuh saat istirahat. Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan dalam jurnal Critical Reviews in Food Science and Nutrition menemukan bahwa asupan kafein dapat mendukung penurunan berat badan, BMI, dan lemak tubuh. Kafein merangsang proses yang disebut termogenesis, di mana tubuh menghasilkan panas dan membakar kalori. Selain itu, kafein juga dapat meningkatkan oksidasi lemak, yang berarti tubuh lebih efisien dalam memecah lemak untuk dijadikan energi.

Namun, di sinilah letak masalahnya. Efek peningkatan metabolisme kafein ini seringkali dilebih-lebihkan.

Peningkatan yang terjadi sebenarnya relatif kecil dan tidak cukup signifikan untuk menyebabkan penurunan berat badan yang drastis tanpa diimbangi dengan defisit kalori dari pola makan dan olahraga teratur. Efek ini juga cenderung berkurang seiring waktu karena tubuh mengembangkan toleransi terhadap kafein. Jadi, jika kamu mengandalkan kopi sebagai satu-satunya senjata dalam diet kopi, kamu mungkin akan kecewa. Yang lebih berbahaya adalah ketika mitos ini membuat kita lengah terhadap faktor-faktor lain yang justru menyebabkan penambahan berat badan. Hubungan antara kopi dan berat badan jauh lebih kompleks daripada sekadar urusan metabolisme.

Jebakan Kalori Tersembunyi di Balik Secangkir Kopi

Inilah penyebab utama mengapa kopi seringkali menjadi musuh dalam selimut bagi program diet. Kopi hitam murni hampir tidak mengandung kalori, hanya sekitar 2-5 kalori per cangkir.

Masalahnya, berapa banyak dari kita yang benar-benar minum kopi hitam pahit tanpa tambahan apa pun? Tren kopi kekinian telah mengubah kopi dari minuman sederhana menjadi hidangan penutup cair yang penuh kalori.

Gula, Si Manis yang Menjadi Musuh Utama

Penambahan gula adalah biang keladi terbesar. Satu sendok teh gula pasir mengandung sekitar 16 kalori. Mungkin terdengar sedikit, tapi jarang sekali kita hanya menambahkan satu sendok teh.

Sirup perasa seperti vanila, karamel, atau hazelnut yang sering ditambahkan di kedai kopi bahkan lebih buruk. Satu pompa sirup perasa bisa mengandung 20-40 kalori yang sebagian besar berasal dari gula. Bayangkan jika kamu memesan kopi dengan tiga pompa sirup, tambahan gula pasir, dan whipped cream. Total kalori dari pemanis saja bisa melebihi 150 kalori. Inilah salah satu bahaya kopi untuk diet yang paling sering diabaikan. Konsumsi gula berlebih tidak hanya menambah kalori kosong, tetapi juga memicu lonjakan insulin yang dapat meningkatkan penyimpanan lemak dan rasa lapar setelahnya.

Susu dan Krimer: Sahabat atau Lawan?

Latte, cappuccino, atau flat white adalah pilihan populer yang menggunakan susu sebagai bahan dasarnya. Jenis susu yang digunakan sangat mempengaruhi total kalori.

Secangkir susu murni (whole milk) bisa menambahkan sekitar 150 kalori, sementara susu skim hanya sekitar 80 kalori. Pilihan susu nabati seperti almond atau oat juga bervariasi. Susu almond tanpa pemanis cenderung rendah kalori, tetapi barista blend oat milk (susu oat yang diformulasikan untuk kopi) bisa memiliki kalori yang hampir sama dengan susu murni karena kandungan minyak dan gulanya. Krimer, baik cair maupun bubuk, juga menjadi sumber lemak dan kalori tersembunyi. Beberapa krimer kopi sarat dengan minyak terhidrogenasi (lemak trans) dan sirup jagung fruktosa tinggi, yang jelas bukan teman bagi program penurunan berat badanmu.

Topping Kekinian yang Menggoda Iman

Godaan tidak berhenti di situ. Topping seperti whipped cream, saus cokelat, saus karamel, atau taburan bubuk cokelat manis menambah lapisan kalori dan gula yang signifikan.

Sedikit semprotan whipped cream saja bisa menyumbang 50-100 kalori dan lemak jenuh. Jika diakumulasikan, secangkir kopi “fancy” bisa dengan mudah memiliki 300-500 kalori, setara dengan satu porsi makanan lengkap. Memahami ini adalah langkah pertama menuju cara minum kopi sehat.


  • Kopi Hitam: 2-5 kalori

  • Satu sendok teh gula: 16 kalori

  • Satu pump sirup vanila: 20-30 kalori

  • Susu Full Cream (240 ml): 150 kalori

  • Susu Skim (240 ml): 80 kalori

  • Whipped Cream (porsi standar): 80-100 kalori

Dengan melihat daftar ini, mudah untuk memahami bagaimana kebiasaan minum kopi bisa berujung pada penambahan berat badan yang tidak diinginkan.

Pengaruh Kopi pada Hormon Stres dan Nafsu Makan

Selain masalah kalori, ada mekanisme biologis lain yang membuat hubungan kopi dan berat badan menjadi rumit. Kafein dapat memengaruhi hormon dalam tubuh kita, terutama kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres.

Saat kita stres, kelenjar adrenal melepaskan kortisol untuk mempersiapkan tubuh menghadapi ancaman. Kafein juga dapat merangsang pelepasan kortisol. Dalam jangka pendek, ini bisa memberikan dorongan energi. Namun, jika kita terus-menerus mengonsumsi kopi dalam kondisi stres atau kurang tidur, kadar kortisol bisa tetap tinggi secara kronis.

Kadar kortisol yang tinggi secara terus-menerus telah dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan, terutama keinginan untuk makanan manis dan berlemak.

Lebih parah lagi, kortisol mendorong tubuh untuk menyimpan lemak di area perut, yang dikenal sebagai lemak visceral. Lemak jenis ini sangat berbahaya karena terkait dengan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Ini adalah salah satu efek samping kopi yang seringkali tidak disadari, di mana minuman yang seharusnya memberi energi justru memperburuk respons stres tubuh dan memicu penambahan berat badan.

Siklus Tidur yang Berantakan Akibat Kafein

Salah satu fungsi utama kita minum kopi adalah untuk melawan kantuk. Namun, jika dikonsumsi pada waktu yang salah, efek ini bisa menjadi bumerang.

Kafein memiliki waktu paruh sekitar 5-6 jam, artinya setelah 6 jam, setengah dari jumlah kafein yang kamu konsumsi masih berada di dalam sistem tubuhmu. Minum kopi di sore atau malam hari dapat mengganggu kualitas dan kuantitas tidur secara signifikan.

Kurang tidur adalah resep jitu untuk kenaikan berat badan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidur yang cukup adalah bagian fundamental dari gaya hidup sehat. Ketika kita kurang tidur, tubuh mengalami kekacauan hormonal. Produksi hormon ghrelin (hormon pemicu lapar) meningkat, sementara produksi hormon leptin (hormon penekan nafsu makan) menurun. Akibatnya, kita merasa lebih lapar keesokan harinya dan cenderung memilih makanan berkalori tinggi. Kurang tidur juga mengurangi energi untuk berolahraga dan membuat kita lebih sulit membuat keputusan makanan yang sehat. Jadi, kebiasaan minum kopi yang mengganggu tidur adalah salah satu bahaya kopi untuk diet yang paling merusak.

Kapan Waktu Terbaik Minum Kopi Agar Tidak Mengganggu Diet?

Memahami cara kerja tubuh dapat membantu kita menentukan waktu terbaik untuk menikmati kopi. Produksi kortisol alami tubuh kita mencapai puncaknya di pagi hari setelah bangun tidur.

Minum kopi pada saat ini mungkin tidak memberikan dorongan energi yang maksimal karena tubuh sudah dalam mode waspada. Beberapa ahli, seperti yang dijelaskan dalam berbagai artikel kesehatan, menyarankan untuk menunggu beberapa saat. Waktu ideal untuk cangkir kopi pertama adalah antara pukul 09.30 dan 11.30 pagi, saat kadar kortisol alami mulai menurun. Dengan cara ini, kafein memberikan efek yang lebih terasa dan kamu tidak mengganggu ritme sirkadian alami tubuh.

Untuk melindungi kualitas tidur, sangat disarankan untuk berhenti mengonsumsi kafein setidaknya 6-8 jam sebelum waktu tidur. Jika kamu biasa tidur jam 10 malam, cangkir kopi terakhirmu sebaiknya dinikmati tidak lebih dari jam 2 atau 3 sore.

Mengikuti jadwal ini adalah salah satu cara minum kopi sehat yang paling efektif untuk memastikan hubungan antara kopi dan berat badan tetap positif.

Panduan Cerdas Menikmati Kopi Tanpa Merusak Program Diet

Kabar baiknya adalah kamu tidak perlu menyerah pada kopi sepenuhnya. Dengan beberapa penyesuaian, kamu tetap bisa menikmati minuman favoritmu sambil mencapai tujuan berat badan.

Ini bukan tentang membuat diet kopi yang ketat, melainkan tentang membangun kebiasaan yang lebih cerdas.

Berikut adalah panduan praktis sebagai cara minum kopi sehat:


  • Kembali ke Dasar: Pilihan terbaik adalah kopi hitam tanpa tambahan apa pun. Americano atau long black adalah pilihan yang bagus di kedai kopi. Kamu akan mendapatkan semua manfaat kafein tanpa tambahan kalori.

  • Pintar Memilih Pemanis: Jika kamu tidak tahan dengan rasa pahit, gunakan pemanis alami rendah kalori seperti stevia atau erythritol. Jika ingin menggunakan gula atau madu, batasi jumlahnya seminimal mungkin, cukup untuk menyeimbangkan rasa.

  • Pilih Susu dengan Bijak: Jika kamu menyukai kopi dengan susu, pilihlah susu skim atau susu nabati tanpa pemanis seperti susu almond. Tanyakan pada barista tentang pilihan susu rendah kalori yang tersedia.

  • Waspadai Ukuran Porsi: Pesan ukuran terkecil yang tersedia. Semakin besar cangkirnya, semakin banyak susu, gula, dan kalori yang kamu konsumsi.

  • Katakan Tidak pada Ekstra: Hindari whipped cream, saus karamel, dan topping manis lainnya. Ini adalah kalori kosong yang tidak memberikan nutrisi apa pun.

  • Buat Sendiri di Rumah: Membuat kopi sendiri memberimu kendali penuh atas apa yang masuk ke dalam cangkirmu. Kamu bisa bereksperimen dengan rempah-rempah seperti kayu manis atau pala untuk menambah rasa tanpa kalori.

  • Perhatikan Sinyal Tubuh: Perhatikan bagaimana tubuhmu merespons kafein. Jika kamu merasa cemas, gelisah, atau sulit tidur, mungkin kamu perlu mengurangi asupannya. Memahami metabolisme kafein pribadi sangat penting untuk menghindari efek samping kopi.

Menjadikan kopi sebagai bagian dari gaya hidup sehat adalah tentang kesadaran. Daripada melihatnya sebagai minuman ajaib penurun berat badan, lihatlah sebagai kenikmatan yang bisa disesuaikan agar sejalan dengan tujuan kesehatanmu.

Fokus utama harus tetap pada pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, dan istirahat yang cukup. Kopi bisa menjadi pelengkap yang menyenangkan, bukan fondasi utama dari usahamu.

Penting untuk diingat, tubuh setiap orang bereaksi secara unik terhadap kafein dan komponen lainnya. Apa yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak sama untuk yang lain. Mengenali sinyal tubuh dan membuat pilihan yang bijak adalah kunci.

Sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan atau asupan kafein, ada baiknya berdiskusi dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan saran yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan dan tujuan pribadi Anda.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0