Saham Defensif Jurus Jitu Hadapi Guncangan Pasar Keuangan Saat Ini


Jumat, 12 September 2025 - 06.00 WIB
Saham Defensif Jurus Jitu Hadapi Guncangan Pasar Keuangan Saat Ini
Saham Defensif Hadapi Pasar (Foto oleh Anandu Vinod di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Notifikasi merah yang memenuhi layar aplikasi investasi Anda bisa terasa seperti pukulan telak, terutama saat berita utama dihiasi isu demonstrasi, kenaikan suku bunga, atau ketidakpastian politik. Rasanya semua kerja keras menabung dan berinvestasi sia-sia dalam sekejap. Dalam momen seperti ini, kepanikan sering kali mengambil alih, mendorong investor pemula untuk menjual aset di harga rendah. Namun, para investor berpengalaman justru memiliki senjata rahasia untuk menghadapi badai ini. Senjata itu bernama saham defensif, sebuah pilar penting dalam strategi investasi yang tangguh dan bisa menjadi penyeimbang portofolio Anda ketika pasar saham bergejolak.

Memahami konsep ini adalah langkah krusial dalam membangun fondasi keuangan pribadi yang kuat. Ini bukan tentang mencari keuntungan kilat, melainkan tentang membangun benteng pertahanan untuk aset Anda.

Jadi, alih-alih panik, mari kita bedah bersama bagaimana strategi ini bekerja dan bagaimana Anda bisa menerapkannya.

Apa Itu Saham Defensif? Analogi Sederhana untuk Pemula

Bayangkan Anda sedang menyiapkan perbekalan untuk perjalanan panjang yang cuacanya tidak bisa diprediksi. Anda mungkin akan membawa beberapa pakaian trendi dan perlengkapan liburan yang seru.

Namun, Anda pasti tidak akan lupa membawa barang-barang esensial seperti jaket tahan air, obat-obatan, dan makanan instan. Pakaian trendi itu ibarat saham-saham pertumbuhan (growth stocks) yang bisa memberikan imbal hasil fantastis saat cuaca cerah (ekonomi stabil). Sementara itu, perbekalan esensial tadi adalah saham defensif.

Saham defensif adalah saham dari perusahaan-perusahaan yang produk atau jasanya tetap dibutuhkan oleh masyarakat, terlepas dari kondisi ekonomi sedang baik atau buruk. Permintaannya cenderung stabil dan tidak elastis.

Ketika resesi melanda dan orang-orang mulai mengencangkan ikat pinggang, mereka mungkin akan menunda membeli mobil baru atau liburan ke luar negeri. Tapi, mereka akan tetap membeli mie instan, sabun mandi, membayar tagihan listrik, dan membeli obat jika sakit. Inilah inti dari sebuah investasi aman. Perusahaan di balik produk-produk ini memiliki pendapatan yang relatif stabil, membuat harga sahamnya tidak terlalu bergejolak dibandingkan pasar secara keseluruhan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklasifikasikan saham berdasarkan berbagai kriteria, dan meskipun defensif lebih merupakan kategori strategis, karakteristiknya sejalan dengan emiten yang memiliki fundamental kuat dan model bisnis yang teruji oleh waktu. Stabilitas inilah yang membuat saham defensif menjadi pilihan utama saat pasar saham bergejolak.

Karakteristik Utama Saham Defensif yang Wajib Kamu Tahu

Untuk bisa mengidentifikasi mana saham yang masuk kategori ini, Anda perlu mengenali ciri-cirinya. Ini bukan sekadar tebakan, melainkan analisis berdasarkan data dan metrik yang jelas.

Berikut adalah beberapa karakteristik kunci yang harus Anda perhatikan:

Permintaan Stabil dan Inelastis


Ini adalah ciri paling fundamental. Perusahaan defensif menjual produk atau layanan yang merupakan kebutuhan pokok. Coba pikirkan pengeluaran bulanan Anda yang tidak bisa dihilangkan.

Makanan, minuman, produk kebersihan, layanan kesehatan, listrik, dan pulsa internet. Perusahaan yang bergerak di sektor konsumer primer ini memiliki aliran pendapatan yang dapat diprediksi karena permintaan produknya tidak akan anjlok drastis bahkan saat daya beli masyarakat menurun.

Pembayaran Dividen yang Konsisten


Karena memiliki arus kas yang stabil dan sehat, banyak perusahaan defensif dikenal sebagai pembayar dividen yang royal dan rutin.

Bagi investor, dividen ini ibarat uang saku rutin yang memberikan imbal hasil pasti, terlepas dari pergerakan harga sahamnya. Di tengah pasar saham bergejolak, dividen ini bisa menjadi penyelamat yang memberikan return positif pada portofolio Anda, bahkan ketika nilai saham sedang stagnan atau sedikit terkoreksi. Ini adalah salah satu tips investasi pemula yang paling penting, fokus pada total return (capital gain + dividen).

Memiliki Beta Rendah


Dalam dunia saham, Beta adalah ukuran volatilitas atau risiko sistematis sebuah saham dibandingkan dengan keseluruhan pasar (di Indonesia, acuannya adalah Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG). Begini cara mudah memahaminya:

  • Beta = 1: Saham bergerak seirama dengan pasar. Jika IHSG naik 1%, saham ini juga cenderung naik 1%.
  • Beta > 1: Saham lebih fluktuatif dari pasar. Jika IHSG naik 1%, saham ini bisa naik lebih dari 1%, begitu pula sebaliknya saat turun.
  • Beta < 1: Saham kurang fluktuatif dari pasar. Jika IHSG turun 2%, saham ini mungkin hanya turun 1% atau kurang. Inilah ciri khas saham defensif.


Anda bisa menemukan data Beta saham di berbagai platform sekuritas atau situs data finansial. Mencari saham dengan Beta di bawah 1 adalah langkah praktis dalam menerapkan strategi investasi defensif.

Fundamental Perusahaan yang Kuat dan Teruji


Perusahaan defensif biasanya adalah pemain besar yang sudah mapan di industrinya (blue chip).

Mereka memiliki neraca keuangan yang sehat, utang yang terkendali, dan rekam jejak keuntungan yang panjang. Mereka adalah kapal induk di lautan pasar modal, bukan perahu kecil yang mudah terombang-ambing oleh ombak kecil sekalipun. Fundamental yang kokoh ini memberikan kepercayaan kepada investor bahwa perusahaan dapat bertahan melewati berbagai siklus ekonomi.

Mengintip Sektor Unggulan: Di Mana Saham Defensif Bersembunyi?

Setelah memahami karakteristiknya, pertanyaan selanjutnya adalah, di sektor mana saja kita bisa menemukan harta karun ini? Di Bursa Efek Indonesia, ada beberapa sektor yang secara tradisional dianggap sebagai rumah bagi saham defensif.

Sektor Barang Konsumen Primer (Consumer Staples)


Inilah jawara dari segala sektor defensif. Sektor ini mencakup perusahaan yang memproduksi barang kebutuhan sehari-hari. Di Indonesia, sektor konsumer ini dihuni oleh nama-nama raksasa yang produknya mungkin ada di rumah Anda saat ini.

  • Makanan dan Minuman: Perusahaan seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan produk Indomie-nya, atau PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan biskuit dan kopinya. Seberat apa pun kondisi ekonomi, masyarakat tetap butuh makan.
  • Produk Rumah Tangga: PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) adalah contoh klasik. Produk seperti sabun, sampo, dan deterjen adalah kebutuhan dasar yang pembeliannya tidak bisa ditunda.
  • Rokok: Meskipun kontroversial, industri rokok di Indonesia memiliki basis konsumen yang sangat loyal, membuat emiten seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM) atau PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) memiliki pendapatan yang sangat stabil dan sering dianggap defensif.

Kekuatan utama sektor konsumer adalah model bisnisnya yang sederhana dan mudah dipahami, menjadikannya titik awal yang baik sebagai tips investasi pemula.

Sektor Kesehatan (Healthcare)


Kesehatan adalah prioritas utama. Ketika seseorang sakit, biaya pengobatan menjadi kebutuhan mendesak, bukan pilihan. Oleh karena itu, perusahaan di sektor ini cenderung memiliki kinerja yang stabil.

  • Farmasi: PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara. Permintaan obat-obatan, baik resep maupun bebas, cenderung konstan.
  • Rumah Sakit: Emiten seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) atau PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) menyediakan layanan yang selalu dibutuhkan masyarakat. Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi PDB negara.

Sektor Utilitas, Infrastruktur, dan Telekomunikasi


Sektor ini menyediakan layanan yang menjadi tulang punggung kehidupan modern. Perusahaan di sektor ini sering kali menikmati model bisnis yang nyaris seperti monopoli atau duopoli dengan basis pelanggan yang sangat besar.

  • Telekomunikasi: Di era digital, internet dan layanan seluler sudah menjadi kebutuhan primer. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebagai BUMN dengan jangkauan terluas di Indonesia adalah contoh utama saham defensif di sektor ini. Pendapatannya berasal dari jutaan pelanggan yang membayar tagihan setiap bulan.
  • Infrastruktur & Utilitas: Perusahaan seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang menyalurkan gas atau emiten menara telekomunikasi seperti PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) memiliki kontrak jangka panjang yang menjamin pendapatan stabil.

Studi Kasus: Bagaimana Kinerja Saham Defensif Saat Pasar Bergejolak?

Teori saja tidak cukup. Mari kita lihat data historis. Ambil contoh periode awal pandemi COVID-19 pada Maret 2020, di mana IHSG mengalami kejatuhan yang sangat dalam.

Banyak saham di sektor siklikal seperti properti, otomotif, atau perbankan anjlok puluhan persen.

Namun, jika kita perhatikan saham-saham di sektor konsumer, penurunannya cenderung lebih landai. Beberapa bahkan pulih lebih cepat karena investor segera mencari safe haven atau aset perlindungan. Data dari Bursa Efek Indonesia (IDX) menunjukkan bahwa indeks sektor barang konsumen primer (IDX-NONCYC) seringkali menunjukkan ketahanan yang lebih baik selama periode penurunan pasar yang signifikan dibandingkan dengan indeks sektor lain yang lebih sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Analisis dari berbagai sekuritas di Indonesia juga sering menyoroti peran saham defensif. Analis pasar modal kerap merekomendasikan untuk overweight pada saham sektor konsumer atau kesehatan ketika proyeksi ekonomi melambat.

Ini bukan tanpa alasan. Ini adalah strategi investasi yang terbukti secara historis mampu meredam volatilitas portofolio. Saham-saham ini mungkin tidak akan memberikan keuntungan 100% dalam setahun, tetapi mereka juga kemungkinan besar tidak akan membuat nilai investasi Anda tergerus 50% saat terjadi krisis.

Strategi Cerdas Memilih Saham Defensif untuk Portofolio Kamu

Mengetahui apa itu saham defensif dan di mana mencarinya adalah satu hal. Memilih yang tepat untuk portofolio Anda adalah hal lain. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa Anda terapkan.

Lakukan Riset Mendalam (DYOR - Do Your Own Research)


Jangan pernah membeli saham hanya karena katanya bagus atau karena masuk dalam daftar ini. Selalu lakukan riset Anda sendiri.

Kunjungi situs web IDX untuk mengunduh laporan keuangan perusahaan. Perhatikan tren pendapatan, laba bersih, dan arus kas mereka selama lima tahun terakhir. Apakah pertumbuhannya konsisten? Bagaimana tingkat utang mereka? Informasi ini akan memberikan gambaran nyata tentang kesehatan finansial perusahaan.

Perhatikan Valuasi, Jangan Beli di Harga Puncak


Sebuah kesalahan umum adalah berpikir bahwa karena sebuah saham bersifat defensif, saham itu bisa dibeli di harga berapa pun. Itu tidak benar. Perusahaan hebat yang dibeli dengan harga terlalu mahal tetap bisa menjadi investasi yang buruk. Gunakan metrik valuasi sederhana seperti:

  • Price-to-Earnings Ratio (P/E Ratio): Membandingkan harga saham dengan laba per sahamnya. Bandingkan P/E ratio saham incaran Anda dengan rata-rata industrinya untuk melihat apakah harganya wajar, terlalu mahal (overvalued), atau murah (undervalued).
  • Price-to-Book Value (PBV Ratio): Membandingkan harga saham dengan nilai buku (aset bersih) perusahaan. Untuk perusahaan dengan aset fisik yang besar, ini bisa menjadi indikator yang berguna.

Sebuah investasi aman adalah kombinasi dari perusahaan berkualitas dan harga pembelian yang wajar.

Diversifikasi adalah Koentji!


Jangan menaruh semua dana Anda hanya pada satu saham defensif, meskipun itu adalah perusahaan yang sangat besar dan stabil.

Risiko spesifik perusahaan (misalnya, ada skandal manajemen atau masalah pada salah satu lini produk) tetap ada. Sebarkan investasi Anda ke beberapa saham defensif di sektor yang berbeda. Misalnya, Anda bisa memiliki satu saham dari sektor konsumer, satu dari kesehatan, dan satu dari telekomunikasi. Ini adalah pilar utama dari semua strategi investasi yang sehat.

Pahami Perannya dalam Portofolio Jangka Panjang


Saham defensif bukanlah tiket untuk menjadi kaya dalam semalam. Perannya adalah sebagai penstabil portofolio.

Mereka adalah pemberat yang menjaga kapal investasi Anda tetap tegak saat badai datang. Kombinasikan saham defensif dengan saham pertumbuhan atau aset lain sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan pribadi Anda. Dengan demikian, Anda mendapatkan keseimbangan antara stabilitas dan potensi pertumbuhan.

Memasukkan saham defensif ke dalam portofolio adalah salah satu tips investasi pemula yang paling fundamental.

Ini mengajarkan disiplin, orientasi jangka panjang, dan pentingnya manajemen risiko, pelajaran yang jauh lebih berharga daripada sekadar mengejar keuntungan cepat.

Saat pasar kembali tenang dan optimisme melanda, mungkin saham defensif terlihat membosankan dibandingkan saham teknologi yang meroket.

Namun, saat awan gelap kembali datang dan pasar saham bergejolak, Anda akan bersyukur memiliki fondasi kokoh yang telah Anda bangun. Ini adalah maraton, bukan sprint. Dengan pendekatan yang tepat, saham defensif bisa menjadi teman setia dalam perjalanan investasi Anda, membantu Anda tidur lebih nyenyak di malam hari, apa pun berita utama yang muncul keesokan paginya.

Setiap keputusan investasi membawa profil risiko yang unik dan kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan.

Informasi yang dibahas di sini dimaksudkan sebagai wawasan edukatif untuk membantu Anda dalam riset mandiri, bukan sebagai anjuran finansial untuk membeli atau menjual aset tertentu. Penting untuk selalu menyesuaikan setiap pilihan investasi dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko pribadi Anda.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0