Tren 'Clanker' TikTok, Antara Kritik AI dan Konten Rasis

Oleh VOXBLICK

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 13.30 WIB
Tren 'Clanker' TikTok, Antara Kritik AI dan Konten Rasis
Tren 'Clanker' dan rasisme TikTok (Foto oleh Ron Lach)

VOXBLICK.COM - Dunia TikTok, dengan segala kreativitas dan trennya yang cepat berganti, seringkali menjadi cerminan berbagai isu yang sedang hangat di masyarakat. Namun, di balik tawa dan hiburan, ada kalanya tren-tren tertentu mengambil arah yang sangat gelap dan meresahkan. Salah satunya adalah fenomena "Clanker" TikTok. Apa itu "Clanker"? Awalnya, ini adalah sebuah sindiran cerdas terhadap kecerdasan buatan (AI), namun kini, tren ini telah disalahgunakan secara mengerikan sebagai kedok untuk menyebarkan konten rasis. Mari kita selami lebih dalam bagaimana tren ini berevolusi dan apa bahaya yang mengintai di baliknya.

Mungkin kamu pernah melihat video di TikTok yang menggunakan istilah atau suara aneh, atau bahkan gestur tertentu yang tampak tidak masuk akal. Ini bisa jadi bagian dari tren "Clanker".

Pada dasarnya, "Clanker" lahir dari kekhawatiran dan kritik terhadap kemajuan pesat kecerdasan buatan. Para kreator awalnya menggunakan istilah ini untuk menyoroti bagaimana AI dapat meniru perilaku manusia, menghasilkan konten secara otomatis, atau bahkan menyensor percakapan. Ini adalah cara unik untuk mengkritik aspek-aspek tertentu dari teknologi AI yang terasa "dingin" atau "mekanis", menciptakan semacam bahasa kode untuk membahas AI tanpa langsung menyebutkannya. Inilah awal mula tren Clanker TikTok.

Tren Clanker TikTok, Antara Kritik AI dan Konten Rasis
Tren Clanker TikTok, Antara Kritik AI dan Konten Rasis (Foto oleh Markus Winkler)

Transformasi Gelap: Dari Kritik AI Menuju Konten Rasis

Sayangnya, seperti banyak hal di internet, niat awal yang relatif tidak berbahaya ini mulai terkontaminasi dan disalahgunakan.

Istilah "Clanker" dan bahasa kode yang menyertainya, yang seharusnya menjadi kritik terhadap AI, perlahan-lahan diadaptasi oleh kelompok-kelompok tertentu untuk tujuan yang jauh lebih jahat: menyebarkan konten rasis. Mereka menemukan celah dalam algoritma moderasi TikTok yang mungkin belum sepenuhnya memahami konteks baru dari istilah ini. Penyalahgunaan media sosial ini menjadi masalah serius.

Bagaimana ini terjadi? Pengguna mulai menggunakan "Clanker" sebagai dog whistle atau peluit anjing.

Ini adalah istilah atau frasa yang tampaknya tidak berbahaya bagi sebagian besar orang, tetapi memiliki makna tersembunyi yang jelas dan ofensif bagi kelompok audiens tertentu. Dalam konteks ini, "Clanker" mulai digunakan untuk merujuk pada individu atau kelompok ras tertentu dengan cara yang merendahkan dan diskriminatif. Ini memungkinkan mereka untuk menyebarkan pesan kebencian tanpa secara eksplisit melanggar pedoman komunitas TikTok yang melarang ujaran kebencian, setidaknya pada awalnya. Fenomena media sosial ini menunjukkan sisi gelap internet.

Mengenali Modus Operandi Clanker Rasis

Penyalahgunaan tren Clanker TikTok ini sangat berbahaya karena sifatnya yang samar. Konten rasis yang disamarkan ini seringkali tidak langsung terlihat jelas bagi orang yang tidak familiar dengan kode-kode tersebut.

Kamu mungkin melihat video dengan orang yang menggunakan istilah "Clanker" dengan nada merendahkan, atau menampilkannya dalam konteks yang jelas-jelas bernuansa diskriminatif terhadap kelompok etnis tertentu. Tujuannya adalah untuk membangun komunitas kebencian di bawah radar, menarik individu yang berpikiran sama, dan memicu polarisasi. Mengenali bahaya TikTok ini adalah langkah pertama untuk melawannya.

Beberapa modus operandi yang bisa kamu temui meliputi:

  • Penggunaan Istilah Clanker Secara Langsung: Mengucapkan "Clanker" atau variasi lainnya dalam konteks yang menghina atau merendahkan kelompok ras tertentu. Ini seringkali dilakukan dengan intonasi atau ekspresi wajah yang jelas menunjukkan kebencian.
  • Visual dan Simbol Tersembunyi: Menggabungkan istilah dengan gambar, meme, atau simbol yang, bagi orang yang memahami kodenya, memiliki konotasi rasis. Misalnya, penggunaan warna, objek, atau gestur tertentu yang telah diasosiasikan dengan ideologi kebencian.
  • Narasi Terselubung: Membuat cerita atau skenario yang secara halus menyiratkan stereotip rasis, namun menggunakan "Clanker" sebagai kata kunci untuk menarik perhatian audiens yang tepat. Narasi ini seringkali mengeksploitasi prasangka yang sudah ada.
  • Interaksi Komentar yang Terenkripsi: Bagian komentar seringkali menjadi tempat di mana makna tersembunyi ini diperkuat melalui respons dan interaksi antar pengguna yang memahami kode tersebut, menciptakan "gema kamar" kebencian.

Dampak Buruk dan Bahaya Nyata Tren Ini

Fenomena media sosial seperti "Clanker" yang disalahgunakan untuk konten rasis memiliki dampak yang jauh melampaui layar ponsel kita. Ini bukan sekadar lelucon atau tren yang lewat begitu saja.

Bahaya yang ditimbulkan sangat nyata dan merusak masyarakat:

  • Normalisasi Kebencian: Ketika pesan rasis disamarkan dan menyebar luas, hal itu dapat menormalisasi kebencian dan diskriminasi, membuatnya tampak lebih dapat diterima di mata publik. Ini mengikis empati dan toleransi.
  • Lingkungan Beracun: Ini menciptakan lingkungan online yang tidak aman dan beracun bagi kelompok minoritas, membuat mereka merasa tidak dihargai, terancam, dan terasing. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.
  • Ujaran Kebencian yang Terlindungi: Penggunaan kode dan dog whistle membuat moderasi platform menjadi lebih sulit, memungkinkan ujaran kebencian untuk lolos dari filter dan menjangkau audiens yang lebih luas, menantang algoritma TikTok.
  • Radikalisasi Individu: Paparan terus-menerus terhadap ideologi kebencian, bahkan yang terselubung, dapat meradikalisasi individu, mendorong mereka untuk mengadopsi pandangan ekstremis dan bahkan bertindak di dunia nyata.
  • Kerusakan Reputasi Platform: Platform seperti TikTok menghadapi tantangan besar untuk menjaga integritasnya dan melindungi penggunanya dari penyalahgunaan semacam ini, yang dapat merusak kepercayaan publik.

Bagaimana Kamu Bisa Berkontribusi Melawan Tren Clanker Rasis?

Sebagai pengguna media sosial yang cerdas dan bertanggung jawab, kamu memiliki peran penting dalam memerangi penyalahgunaan tren seperti "Clanker" ini. Jangan biarkan dirimu menjadi bagian dari masalah, melainkan jadilah bagian dari solusi.

Berikut adalah beberapa langkah praktis yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi konten rasis dan bahaya TikTok:

  • Tingkatkan Kesadaran Diri: Pahami bahwa tidak semua tren di TikTok itu polos. Latih dirimu untuk peka terhadap konten yang terasa "janggal" atau memiliki nada merendahkan, terutama jika melibatkan istilah baru yang belum kamu kenal atau konteks yang mencurigakan.
  • Laporkan Konten yang Mencurigakan: Jika kamu menemukan video atau komentar yang menggunakan istilah "Clanker" dalam konteks rasis atau diskriminatif, segera laporkan ke TikTok. Algoritma dan tim moderasi akan belajar dari laporan kamu untuk mengidentifikasi pola penyalahgunaan baru, membantu platform menjadi lebih baik.
  • Edukasi Diri dan Orang Lain: Bicarakan tentang fenomena ini dengan teman dan keluarga. Semakin banyak orang yang memahami bagaimana tren ini disalahgunakan, semakin kecil kemungkinan konten rasis dapat menyebar tanpa tantangan dan semakin kuat kritik AI yang konstruktif.
  • Dukung Suara Positif: Alih-alih fokus pada konten negatif, cari dan dukung kreator serta komunitas yang mempromosikan inklusivitas, keragaman, dan rasa hormat. Banjiri algoritma kamu dengan konten yang positif dan memberdayakan.
  • Jangan Terlibat dalam Perdebatan yang Tidak Produktif: Terkadang, terlibat langsung dengan penyebar kebencian hanya akan memberi mereka panggung dan validasi. Fokus pada pelaporan dan edukasi, bukan pada konfrontasi yang tidak menghasilkan apa-apa.

Tren "Clanker" di TikTok adalah pengingat yang kuat bahwa media sosial adalah pedang bermata dua. Ia bisa menjadi wadah kreativitas dan koneksi, tetapi juga bisa menjadi sarang bagi kebencian dan diskriminasi.

Dengan memahami akar masalahnya, mengenali tanda-tandanya, dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab, kamu bisa menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman, lebih inklusif, dan lebih positif bagi semua orang. Mari bersama-sama pastikan bahwa teknologi, termasuk kecerdasan buatan, digunakan untuk kebaikan, bukan untuk menyebarkan perpecahan dan kebencian.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0