80% Developer Sudah Pakai AI, Tapi Kenapa Kepercayaan Malah Turun?

Oleh VOXBLICK

Minggu, 03 Agustus 2025 - 22.00 WIB
80% Developer Sudah Pakai AI, Tapi Kenapa Kepercayaan Malah Turun?
Penggunaan AI dalam pengembangan perangkat lunak (Foto oleh Mikhail Nilov di Pexels).

VOXBLICK.COM - Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan perangkat lunak semakin menjadi perhatian utama di tahun 2025. Berdasarkan survei terbaru dari Stack Overflow yang melibatkan 49.000 developer profesional di seluruh dunia, sekitar 80% dari mereka mengaku menggunakan AI tools dalam pekerjaan mereka.

Angka ini menunjukkan lonjakan yang signifikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, menandai bahwa AI benar-benar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pengembangan perangkat lunak modern.

Namun, di balik angka yang mengesankan ini, ada fakta menarik yang perlu diperhatikan.

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa kepercayaan terhadap AI tools justru mengalami penurunan.

Hanya 29% dari developer yang merasa percaya penuh terhadap hasil yang diberikan oleh AI, sementara sisanya menunjukkan keraguan dan kekhawatiran tentang akurasi dan keamanan teknologi ini.

Mengapa bisa begitu?

Banyak pakar dan praktisi teknologi menyebut bahwa meskipun AI mampu mempercepat proses coding, otomatisasi, dan membantu mengatasi kompleksitas, masih ada kekhawatiran terkait bias algoritma, ketergantungan berlebihan, serta risiko keamanan data.

Menurut Dr. Lisa Su, seorang ahli teknologi dari MIT, ‘Penggunaan AI dalam pengembangan perangkat lunak harus diimbangi dengan pengawasan manusia yang ketat.

Kepercayaan terhadap AI tidak bisa sepenuhnya menggeser peran developer.’ Pengalaman nyata dari para developer juga menunjukkan bahwa meskipun AI mampu menghasilkan kode yang cepat dan efisien, kualitasnya belum selalu konsisten.

Banyak yang mengaku harus melakukan revisi dan pengecekan ulang secara manual, yang justru menambah beban kerja.

Hal ini membuat mereka mempertanyakan manfaat jangka panjang dari bergantung pada AI.

Selain itu, faktor kepercayaan ini juga dipengaruhi oleh isu etika dan transparansi.

Developer ingin tahu bagaimana AI membuat keputusan dan kode apa yang dihasilkan.

Tanpa pemahaman yang cukup, mereka merasa ragu dan enggan sepenuhnya mempercayai hasil AI.

software developer reviewing AI-generated code in modern office
Foto oleh Lisa from Pexels di Pexels

Sejalan dengan data dari Stack Overflow, perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft juga sedang mengembangkan AI yang lebih transparan dan bisa diaudit.

Mereka menyadari bahwa kepercayaan pengguna adalah kunci keberhasilan teknologi ini.

Namun, tantangan besar tetap ada, termasuk memastikan AI bebas dari bias dan mampu memberikan hasil yang konsisten.

Penggunaan AI dalam pengembangan perangkat lunak memang membawa manfaat besar, seperti mempercepat proses pembuatan aplikasi dan mengurangi human error.

Tapi, fakta bahwa kepercayaan terhadap AI justru menurun menunjukkan bahwa kita masih berada di fase awal pengintegrasian teknologi ini secara penuh.

Developer perlu terus belajar dan beradaptasi, sambil tetap kritis terhadap hasil yang diberikan AI.

Dalam dunia yang semakin bergantung pada teknologi, kepercayaan adalah fondasi utama.

Penggunaan AI harus didukung dengan edukasi, transparansi, dan pengawasan ketat agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal tanpa mengorbankan kepercayaan dan keamanan.

Jika tidak, adopsi AI yang masif bisa berbalik menjadi tantangan besar bagi pengembang dan perusahaan di masa depan.

Jadi, meskipun AI sudah jadi teman dekat di kantor, kepercayaan terhadapnya harus terus dibangun dan dipererat, bukan diabaikan.

Dapatkan Update Informasi Terbaru dari Kami dengan Ikuti Channel Telegram Kami VOXBLICK

×