AI Lokal Siap Menggebrak Menyelamatkan Ratusan Bahasa Daerah Indonesia


Kamis, 18 September 2025 - 08.10 WIB
AI Lokal Siap Menggebrak Menyelamatkan Ratusan Bahasa Daerah Indonesia
AI Lokal Selamatkan Bahasa Daerah (Foto oleh Alice Kotlyarenko di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Saat kita berbicara tentang kecerdasan buatan atau AI, nama-nama besar seperti ChatGPT atau Google Gemini langsung terlintas di benak. Teknologi canggih ini mampu menulis esai, membuat kode, hingga menjawab pertanyaan kompleks dalam sekejap. Namun, ada satu masalah besar yang tersembunyi di balik kemampuannya yang luar biasa. Sebagian besar model bahasa raksasa atau Large Language Models (LLM) ini didominasi oleh bahasa Inggris. Mereka dilatih menggunakan triliunan kata dari internet, yang mayoritasnya adalah konten berbahasa Inggris. Akibatnya, kemampuan mereka dalam memahami dan memproses bahasa-bahasa lain, terutama bahasa daerah yang minim representasi digital, sangatlah terbatas. Ini menciptakan jurang digital yang serius, di mana kekayaan linguistik sebuah bangsa seperti Indonesia berisiko terpinggirkan dan bahkan punah. Di tengah ancaman ini, sebuah gerakan teknologi yang luar biasa sedang bangkit dari dalam negeri, membawa harapan baru melalui pengembangan LLM lokal.

Apa Sebenarnya LLM Lokal dan Mengapa Ini Sangat Penting?

Untuk memahami pentingnya gerakan ini, kita perlu mengerti apa itu LLM lokal. Bayangkan LLM sebagai otak digital raksasa yang belajar pola, tata bahasa, dan konteks dari data teks yang sangat banyak.

Sebuah LLM lokal adalah otak digital yang secara spesifik dilatih menggunakan data berbahasa Indonesia dan, yang lebih penting lagi, bahasa-bahasa daerah di nusantara. Ini bukan sekadar tentang menerjemahkan, tetapi tentang memahami nuansa, budaya, idiom, dan cara berpikir yang tertanam dalam sebuah bahasa. Inilah perbedaan krusialnya. Model global mungkin bisa menerjemahkan "mangga" sebagai "mango", tapi apakah ia mengerti konteks frasa "jangan cuma manggut-manggut"?

Ketergantungan pada teknologi AI yang berpusat pada bahasa Inggris menciptakan masalah fundamental. AI membentuk cara kita mencari informasi, berinteraksi di media sosial, dan bahkan bekerja.

Jika kecerdasan buatan yang kita gunakan setiap hari tidak fasih dalam bahasa daerah kita, maka secara perlahan bahasa tersebut akan kehilangan relevansinya di dunia digital. Generasi muda akan lebih sering menggunakan bahasa yang dipahami teknologi, dan perlahan-lahan meninggalkan bahasa ibu mereka. Inilah mengapa inovasi teknologi dalam bentuk LLM lokal bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk memastikan pelestarian bahasa dan budaya di era digital. Ini adalah perjuangan untuk memastikan identitas kita tidak hilang ditelan algoritma global.

Ancaman Digital di Depan Mata Ratusan Bahasa Ibu

Indonesia adalah rumah bagi kekayaan linguistik yang luar biasa. Menurut data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, terdapat sekitar 718 bahasa daerah yang tersebar di seluruh kepulauan.

Angka ini menempatkan Indonesia di urutan kedua negara dengan bahasa terbanyak di dunia. Namun, kekayaan ini berada dalam bahaya. UNESCO mengkategorikan puluhan bahasa di Indonesia dalam status rentan hingga terancam punah. Proses kepunahan ini dipercepat oleh arus digitalisasi yang tidak merata.

Ketika sebuah bahasa tidak memiliki jejak digital yang cukup, seperti artikel Wikipedia, situs berita, buku digital, atau postingan media sosial, maka bahasa tersebut seolah tidak ada bagi dunia kecerdasan buatan.

LLM tidak bisa mempelajarinya, mesin pencari tidak bisa mengindeksnya, dan aplikasi tidak bisa mendukungnya. Ini menciptakan lingkaran setan. Semakin sedikit konten digital dalam suatu bahasa daerah, semakin tidak relevan bahasa itu di mata teknologi bahasa, yang pada gilirannya mendorong penuturnya untuk beralih ke bahasa yang lebih dominan secara digital. Tanpa intervensi yang signifikan, kita berisiko kehilangan lebih dari sekadar kata-kata. Kita kehilangan cara pandang unik terhadap dunia, cerita rakyat, pengetahuan tradisional, dan bagian tak ternilai dari warisan bangsa. Oleh karena itu, pengembangan LLM lokal menjadi sebuah misi penyelamatan budaya yang mendesak.

LoraxBench Pahlawan Baru Pelestarian Bahasa Daerah

Di tengah tantangan ini, muncul inisiatif brilian dari para talenta terbaik Indonesia. Salah satu yang paling menonjol adalah LoraxBench. Ini adalah sebuah proyek kolaboratif yang dipelopori oleh para peneliti dari Prosa.

ai, Indonesia AI Society (IAIS), serta akademisi dari berbagai universitas. LoraxBench bukanlah sebuah LLM lokal itu sendiri, melainkan sesuatu yang mungkin lebih penting, yaitu sebuah platform tolok ukur atau benchmark. Sederhananya, LoraxBench adalah "arena pengujian" standar untuk mengukur sejauh mana kemampuan sebuah model AI dalam memahami bahasa daerah di Indonesia.

Ika Alfina, seorang peneliti AI terkemuka yang terlibat dalam proyek ini, menekankan pentingnya evaluasi yang terstandarisasi. Tanpa tolok ukur yang jelas, pengembang tidak bisa mengetahui apakah model kecerdasan buatan yang mereka ciptakan benar-benar bagus atau hanya sekadar bisa menebak. LoraxBench menyediakan serangkaian tugas evaluasi yang komprehensif, mencakup sebelas bahasa daerah utama seperti Jawa, Sunda, Minangkabau, Bugis, Bali, dan lainnya. Tugas-tugas ini dirancang untuk menguji berbagai aspek pemahaman bahasa, mulai dari terjemahan, klasifikasi sentimen, hingga menjawab pertanyaan berdasarkan konteks budaya setempat. Kehadiran LoraxBench mendorong kompetisi yang sehat di antara para pengembang LLM lokal, memacu lahirnya inovasi teknologi yang lebih baik dan lebih akurat untuk pelestarian bahasa.

Bagaimana Cara LoraxBench Bekerja?

Proyek ini tidak bekerja dalam ruang hampa. Para peneliti di balik LoraxBench mengumpulkan dan menyusun dataset yang sangat berharga dari berbagai sumber. Prosesnya melibatkan beberapa tahapan penting:


  • Pengumpulan Data: Tim mencari sumber-sumber teks otentik dalam berbagai bahasa daerah. Ini bisa berasal dari sastra lokal, artikel berita daerah, hingga transkrip percakapan sehari-hari.

  • Kurasi dan Pembersihan: Data yang terkumpul kemudian dibersihkan dari kesalahan ketik dan distandarisasi agar bisa diproses oleh mesin. Ini adalah langkah krusial dalam pengembangan teknologi bahasa.

  • Pembuatan Tugas: Berdasarkan data tersebut, tim ahli bahasa dan AI merancang soal-soal ujian. Misalnya, sebuah model AI mungkin diberi sebuah paragraf dalam bahasa Bugis dan harus menjawab pertanyaan spesifik tentang isi paragraf tersebut.

  • Evaluasi Otomatis: Platform ini memungkinkan pengembang untuk mengunggah model LLM lokal mereka dan menjalankannya melalui serangkaian tes secara otomatis. Hasilnya disajikan dalam skor yang mudah dibandingkan, menunjukkan kekuatan dan kelemahan setiap model.


Dengan adanya platform ini, upaya pelestarian bahasa melalui kecerdasan buatan menjadi lebih terarah, terukur, dan kolaboratif.

Bagaimana Cara Kerja LLM Lokal dalam Memahami Bahasa Daerah?

Membuat sebuah AI memahami bahasa yang kompleks seperti Bahasa Jawa dengan tingkatan tutur katanya (ngoko, krama madya, krama inggil) bukanlah tugas yang mudah. Proses ini melibatkan tantangan teknis dan linguistik yang unik.

Secara umum, ada dua pendekatan utama dalam pengembangan LLM lokal.

Pendekatan pertama adalah melatih model dari nol (training from scratch). Ini berarti mengumpulkan miliaran kata dalam bahasa daerah dan melatih arsitektur AI raksasa dari awal.

Metode ini menghasilkan model yang paling murni dan paling memahami konteks lokal, namun membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat besar dan mahal, serta ketersediaan data yang melimpah, sesuatu yang sulit untuk bahasa-bahasa minoritas.

Pendekatan kedua, yang lebih praktis dan banyak diadopsi, adalah fine-tuning atau penyempurnaan.

Pengembang mengambil model dasar yang sudah ada (misalnya model yang dilatih untuk Bahasa Indonesia atau bahkan Inggris) lalu melatihnya kembali secara intensif menggunakan data bahasa daerah yang lebih spesifik. Proses ini ibarat mengajari seorang ahli bahasa yang sudah pintar untuk menguasai spesialisasi baru. Metode ini jauh lebih efisien dan memungkinkan pengembangan LLM lokal bahkan untuk bahasa dengan sumber data yang terbatas. Inilah salah satu fokus inovasi teknologi saat ini.

Tantangan terbesar dalam proses ini adalah kelangkaan data digital berkualitas tinggi.

Berbeda dengan bahasa Inggris yang memiliki hampir seluruh internet sebagai bahan belajar, banyak bahasa daerah Indonesia yang tradisi sastranya lebih bersifat lisan. Oleh karena itu, upaya pengumpulan data seringkali melibatkan proses digitalisasi naskah kuno, transkripsi rekaman suara penutur asli, dan bahkan crowdsourcing dari komunitas lokal. Setiap kalimat yang berhasil didigitalisasi adalah amunisi berharga untuk melatih kecerdasan buatan demi pelestarian bahasa.

Lebih dari Sekadar Terjemahan Manfaat Nyata di Dunia Nyata

Kehadiran LLM lokal yang andal akan membuka pintu bagi berbagai aplikasi transformatif yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Ini bukan lagi sekadar fiksi ilmiah, melainkan solusi konkret untuk masalah nyata.

Dampak dari inovasi teknologi ini akan meresap ke berbagai sektor penting.

Berikut adalah beberapa contoh manfaat nyata yang bisa diwujudkan:


  • Pendidikan yang Merdeka Bahasa: Bayangkan sebuah aplikasi belajar interaktif yang dapat mengajarkan anak-anak di pedalaman Papua tentang sains menggunakan Bahasa Dani, atau sebuah platform yang membantu siswa di Jawa Barat memahami sastra Sunda kuno dengan penjelasan yang mudah dimengerti. LLM lokal dapat menjadi jembatan pengetahuan, memastikan tidak ada siswa yang tertinggal hanya karena kendala bahasa.

  • Layanan Publik yang Inklusif: Sebuah chatbot di kantor pemerintahan daerah di Sumatra Barat dapat melayani warga yang bertanya tentang administrasi kependudukan dalam Bahasa Minangkabau. Ini meningkatkan aksesibilitas dan membuat layanan publik terasa lebih dekat dengan masyarakat. Inilah wujud nyata teknologi bahasa yang memberdayakan.

  • Revolusi Layanan Kesehatan: Tenaga kesehatan yang bertugas di daerah terpencil dapat menggunakan aplikasi penerjemah suara berbasis LLM lokal untuk berkomunikasi secara akurat dengan pasien yang hanya bisa berbicara bahasa daerah. Hal ini dapat mengurangi risiko salah diagnosis dan meningkatkan kualitas perawatan.

  • Kebangkitan Ekonomi Kreatif Lokal: Para kreator konten, penulis, dan seniman dapat menggunakan alat bantu AI untuk menghasilkan skrip film, cerita anak, atau lirik lagu dalam bahasa ibu mereka. Ini tidak hanya mendorong kreativitas tetapi juga menciptakan pasar baru untuk konten lokal dan mendukung pelestarian bahasa melalui karya-karya modern.

  • Asisten Digital yang Memahami Anda: Asisten suara di ponsel atau perangkat pintar di rumah Anda akhirnya bisa diperintah menggunakan Bahasa Batak atau Bahasa Bali. Teknologi canggih tidak lagi terasa asing, melainkan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang menggunakan bahasa yang paling nyaman bagi kita.


Perlu diingat bahwa lanskap teknologi kecerdasan buatan berkembang dengan sangat cepat. Kemampuan dan aplikasi yang kita diskusikan hari ini mungkin hanya puncak dari gunung es. Model yang ada akan terus disempurnakan, dan kasus penggunaan baru yang belum terpikirkan akan terus bermunculan. Namun, fondasi yang dibangun hari ini oleh proyek-proyek seperti LoraxBench sangatlah krusial.

Peran Kamu dalam Revolusi Kecerdasan Buatan Lokal

Perjuangan untuk pelestarian bahasa melalui LLM lokal bukanlah hanya tugas para peneliti dan insinyur AI. Setiap dari kita, terutama generasi muda yang akrab dengan dunia digital, memiliki peran penting untuk dimainkan.

Keberhasilan inovasi teknologi ini sangat bergantung pada partisipasi komunitas.

Apa yang bisa kamu lakukan? Pertama, gunakan bahasa daerah Anda secara aktif di ruang digital. Menulis status di media sosial, berkomentar di video, atau bahkan menulis blog dalam bahasa ibu Anda membantu menciptakan lebih banyak data yang dibutuhkan oleh para pengembang kecerdasan buatan. Setiap unggahan adalah kontribusi berharga. Kedua, dukung dan gunakan aplikasi atau platform yang telah mengintegrasikan bahasa daerah. Dengan menunjukkan adanya permintaan pasar, kita mendorong lebih banyak perusahaan teknologi untuk berinvestasi dalam teknologi bahasa lokal. Menurut data Peta Bahasa Kemdikbud, banyak bahasa yang penuturnya masih jutaan orang namun jejak digitalnya minim.

Ketiga, jika ada proyek sains warga (citizen science) atau crowdsourcing untuk mengumpulkan data bahasa, jangan ragu untuk berpartisipasi. Anda bisa membantu menerjemahkan kalimat, merekam suara Anda, atau memverifikasi data.

Kontribusi kecil dari banyak orang akan menciptakan dampak yang sangat besar. Pada akhirnya, ini adalah tentang rasa memiliki. Teknologi ini dibangun untuk kita, dan oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk ikut serta membentuk masa depannya.

Gerakan pengembangan LLM lokal di Indonesia adalah sebuah bukti nyata bahwa teknologi tidak harus menjadi kekuatan yang menyeragamkan budaya.

Sebaliknya, jika dirancang dengan kesadaran dan tujuan yang tepat, kecerdasan buatan bisa menjadi alat paling kuat yang pernah kita miliki untuk melindungi dan merayakan keragaman. Inisiatif seperti LoraxBench menandai fajar baru, di mana setiap suku kata dari ratusan bahasa daerah di nusantara memiliki kesempatan yang sama untuk hidup, berkembang, dan diwariskan di dunia digital. Masa depan linguistik Indonesia sedang ditulis hari ini, baris demi baris, baik oleh manusia maupun oleh kode yang mereka ciptakan.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0