Cara Efektif Mengatasi Jet Lag dan Memulihkan Tubuh Lebih Cepat

Oleh Andre NBS

Rabu, 30 Juli 2025 - 16.00 WIB
Cara Efektif Mengatasi Jet Lag dan Memulihkan Tubuh Lebih Cepat
Ilustrasi panduan praktis mengatasi jet lag dengan tips memaksimalkan kualitas tidur, mengatur paparan cahaya, dan memilih makanan yang tepat agar tubuh cepat beradaptasi dengan zona waktu baru. Foto oleh Joyce Romero via Unsplash.

Panduan Lengkap Mengatasi Jet Lag: Memaksimalkan Kualitas Tidur dan Pemulihan Tubuh

VOXBLICK.COM - Pernah merasakan tubuh yang lelah, mata sulit terpejam, dan pikiran nggak fokus setelah menempuh perjalanan panjang melintasi zona waktu? Itu tandanya kamu sedang mengalami jet lag. Kondisi ini sebenarnya adalah gangguan sementara pada ritme sirkadian tubuh yang bikin kamu sulit menyesuaikan diri dengan waktu baru. Tapi jangan khawatir, ada cara-cara efektif yang bisa kamu lakukan supaya tubuh cepat pulih dan kamu bisa kembali beraktivitas dengan optimal. Jet lag, atau disebut juga desinkronosis, adalah fenomena umum yang dialami oleh jutaan pelancong setiap tahunnya. Gejalanya bisa bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada seberapa banyak zona waktu yang kamu lintasi dan arah perjalananmu. Selain kelelahan ekstrem dan sulit tidur, gejala lain yang sering muncul meliputi sakit kepala, pusing, mual, gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare, serta masalah kognitif seperti sulit konsentrasi dan mudah marah. Memahami akar penyebab jet lag yaitu ketidaksesuaian antara jam biologis internalmu dengan waktu lokal di destinasiadalah langkah pertama untuk mengatasinya secara efektif. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa meminimalkan dampaknya dan menikmati perjalananmu sepenuhnya.

Memahami Ritme Sirkadian dan Penyesuaian Waktu Tidur

Ritme sirkadian adalah jam biologis internal yang mengatur siklus tidur dan bangun kita, serta berbagai fungsi tubuh lainnya seperti produksi hormon, suhu tubuh, dan pencernaan. Jam biologis ini beroperasi dalam siklus sekitar 24 jam dan sangat dipengaruhi oleh isyarat eksternal, terutama cahaya dan gelap. Saat kamu berpindah zona waktu, tubuh butuh waktu untuk menyesuaikan jadwal ini. Menurut penelitian dari Journal of Clinical Sleep Medicine, tubuh manusia rata-rata butuh waktu sekitar satu hari untuk menyesuaikan setiap satu zona waktu yang dilintasi. Ini artinya kalau kamu menyeberang empat zona waktu, kamu mungkin butuh sekitar empat hari untuk benar-benar pulih, meskipun ada faktor individu yang memengaruhi kecepatan adaptasi.

Untuk mempercepat proses ini, mulailah dengan menyesuaikan waktu tidur dan bangun secara bertahap sebelum keberangkatan. Proses ini dikenal sebagai "pre-travel adjustment".

Jika kamu akan terbang ke timur (memajukan waktu), cobalah tidur lebih awal 1-2 jam sehari selama beberapa hari sebelum keberangkatan. Misalnya, jika kamu akan melintasi tiga zona waktu ke timur, mulailah tidur 30-60 menit lebih awal setiap malam selama tiga hari berturut-turut. Sebaliknya, jika ke barat (mundurkan waktu), kamu bisa tidur lebih larut dari biasanya. Strategi ini membantu "menggeser" jam biologis internalmu secara perlahan, sehingga kejutan saat tiba di destinasi tidak terlalu drastis. Setelah tiba di tujuan, tetap disiplin mengikuti jadwal tidur lokal, walaupun terasa berat di awal. Hindari godaan untuk tidur siang yang terlalu lama, karena ini bisa memperpanjang waktu adaptasi.

Lebih lanjut tentang ritme sirkadian, pusat kendalinya berada di area otak yang disebut nukleus suprachiasmatic (SCN), yang terletak di hipotalamus.

SCN menerima sinyal langsung dari mata tentang keberadaan cahaya, yang kemudian memengaruhi produksi hormon penting seperti melatonin dan kortisol. Melatonin adalah hormon yang mendorong rasa kantuk dan diproduksi saat gelap, sementara kortisol adalah hormon pemicu kewaspadaan yang puncaknya di pagi hari. Gangguan pada keseimbangan ini, seperti yang terjadi saat jet lag, bisa memicu berbagai gejala yang tidak nyaman.

Selama penerbangan, cobalah untuk segera menyesuaikan jam tanganmu ke waktu tujuan. Jika waktu di destinasi adalah malam hari, usahakan untuk tidur di pesawat.

Gunakan penutup mata, penyumbat telinga, dan bantal leher untuk menciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Hindari menonton film atau bekerja yang bisa membuatmu tetap terjaga. Sebaliknya, jika waktu di destinasi adalah siang hari, usahakan tetap terjaga. Lakukan peregangan, berjalan-jalan di lorong pesawat (jika memungkinkan), dan tetap terhidrasi. Hindari minuman berkafein atau beralkohol yang dapat mengganggu siklus tidur alami atau menyebabkan dehidrasi.

Setibanya di tujuan, prioritas utama adalah menyelaraskan diri dengan waktu setempat. Jika kamu tiba di pagi hari, usahakan untuk tetap terjaga hingga malam hari.

Manfaatkan cahaya alami dan aktivitas fisik ringan untuk memberi sinyal pada tubuhmu bahwa ini adalah waktu untuk bangun. Jika kamu merasa sangat lelah, pertimbangkan tidur siang singkat (power nap) sekitar 20-30 menit, tetapi jangan lebih dari itu karena tidur siang yang terlalu panjang bisa membuatmu sulit tidur di malam hari. Konsistensi dalam jadwal tidur dan bangun, bahkan di akhir pekan, adalah kunci untuk pemulihan jangka panjang dari jet lag.

Manfaatkan Cahaya Alami untuk Reset Jam Biologis

Cahaya alami adalah sinyal paling kuat bagi tubuh untuk mengatur ritme sirkadian. Sebuah studi dari Harvard Medical School menyebutkan bahwa paparan sinar matahari di pagi hari dapat membantu mengatur ulang jam biologis dan meningkatkan kualitas tidur di malam hari. Jadi, saat kamu sampai di destinasi, usahakan untuk menghabiskan waktu di luar ruangan terutama di pagi hari. Berjalan-jalan santai, sarapan di luar, atau sekadar duduk di dekat jendela yang terang bisa sangat membantu. Paparan cahaya terang di pagi hari akan menekan produksi melatonin dan memberi sinyal pada otakmu bahwa ini adalah "pagi hari yang baru", membantu tubuhmu beradaptasi lebih cepat dengan jadwal baru.

Kalau kamu sampai di malam hari, hindari cahaya biru dari layar gadget karena dapat menekan produksi melatonin, hormon yang membantu tidur.

Cahaya biru, yang dipancarkan oleh smartphone, tablet, laptop, dan bahkan lampu LED tertentu, memiliki panjang gelombang yang paling efektif dalam menekan melatonin. Paparan cahaya biru di malam hari dapat menunda jam biologis tubuhmu, membuatmu sulit tidur dan memperparah jet lag. Untuk mengatasinya, gunakan lampu redup dan buat suasana kamar senyaman mungkin untuk mendukung tidur berkualitas. Pertimbangkan untuk mengaktifkan "mode malam" atau "filter cahaya biru" pada perangkat elektronikmu beberapa jam sebelum tidur. Akan lebih baik lagi jika kamu bisa menghindari penggunaan gadget sama sekali setidaknya satu jam sebelum tidur, dan beralih ke aktivitas yang lebih menenangkan seperti membaca buku fisik atau mendengarkan musik.

traveler adjusting to new time zone with natural sunlight
Foto oleh Pavel Danilyuk di Pexels

Strategi paparan cahaya ini perlu disesuaikan dengan arah perjalananmu. Jika kamu terbang ke timur, kamu perlu memajukan jam biologismu.

Ini berarti kamu harus mencari cahaya terang di pagi hari di destinasi barumu dan menghindari cahaya di sore/malam hari. Sebaliknya, jika kamu terbang ke barat, kamu perlu menunda jam biologismu. Dalam kasus ini, paparan cahaya terang di sore/malam hari di destinasi akan sangat membantu, sementara kamu sebaiknya menghindari cahaya terang di pagi hari jika memungkinkan (misalnya, dengan menggunakan kacamata hitam atau tetap di dalam ruangan yang redup untuk beberapa jam pertama setelah bangun). Memahami bagaimana cahaya memengaruhi jam tubuhmu adalah alat yang ampuh dalam memerangi jet lag.

Pilih Makanan yang Mendukung Pemulihan Tubuh

Makanan juga punya peran penting dalam membantu tubuh pulih dari jet lag. Nutrisi yang tepat dapat mempercepat proses adaptasi dan mengurangi rasa lelah.

Misalnya, konsumsi makanan kaya magnesium seperti bayam, almond, alpukat, dan kacang-kacangan dapat membantu otot rileks dan memperbaiki kualitas tidur. Magnesium dikenal sebagai mineral relaksasi yang berperan dalam lebih dari 300 reaksi enzimatik dalam tubuh, termasuk yang berkaitan dengan fungsi saraf dan otot.

Selain itu, asupan protein tinggi di pagi hari bisa meningkatkan kewaspadaan dan energi, sementara makanan dengan karbohidrat kompleks di malam hari membantu tubuh rileks sebelum tidur.

Untuk sarapan, pilihlah sumber protein seperti telur, yoghurt Yunani, atau oatmeal dengan biji-bijian. Ini akan memberikan energi stabil dan membantu kamu tetap terjaga di siang hari. Untuk makan malam, fokus pada karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi jalar, atau pasta gandum, yang dapat membantu meningkatkan kadar triptofan di otak. Triptofan adalah asam amino esensial yang merupakan prekursor serotonin dan melatonin, dua neurotransmitter yang berperan penting dalam mengatur suasana hati dan tidur. Hindari kafein dan alkohol menjelang waktu tidur karena keduanya bisa mengganggu siklus tidur alami. Kafein, meskipun bisa memberimu dorongan energi di siang hari, bisa tetap berada di sistem tubuhmu selama berjam-jam dan mengganggu tidur di malam hari. Alkohol, meskipun awalnya bisa membuat mengantuk, justru mengganggu kualitas tidur REM (Rapid Eye Movement) yang esensial untuk pemulihan dan bisa menyebabkan dehidrasi.

Penting juga untuk menjaga hidrasi. Dehidrasi adalah salah satu faktor yang memperburuk gejala jet lag. Minumlah air yang cukup sebelum, selama, dan setelah penerbangan.

Hindari minuman manis atau bersoda yang bisa menyebabkan lonjakan gula darah dan dehidrasi. Membawa botol air minum yang bisa diisi ulang adalah ide yang baik. Strategi waktu makan juga bisa membantu. Cobalah untuk makan sesuai dengan waktu lokal di destinasimu, bahkan jika kamu belum merasa lapar. Ini membantu mengirimkan sinyal tambahan ke jam biologis tubuhmu untuk menyesuaikan diri. Hindari makanan berat, berlemak, atau pedas menjelang tidur, karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan ketidaknyamanan yang menghambat tidur.

Strategi Tambahan untuk Mempercepat Pemulihan

Tidak cuma tidur, cahaya, dan makanan, ada beberapa trik lain yang juga bisa kamu coba untuk mempercepat pemulihan dari jet lag. Misalnya, rutin berolahraga ringan di pagi hari bisa meningkatkan energi dan mood.

Aktivitas seperti berjalan kaki, yoga ringan, atau peregangan dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi kekakuan otot akibat duduk lama, dan melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati. Namun, hindari olahraga berat menjelang waktu tidur, karena bisa membuat tubuh terlalu bersemangat dan sulit tidur.

Meditasi dan teknik pernapasan juga efektif untuk mengurangi stres akibat perubahan waktu dan membantu menenangkan sistem saraf.

Teknik pernapasan dalam, seperti teknik pernapasan 4-7-8 (menarik napas selama 4 hitungan, menahan napas selama 7 hitungan, dan menghembuskan napas selama 8 hitungan), dapat membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkan tubuh untuk tidur. Banyak aplikasi meditasi yang tersedia juga dapat memandu Anda melalui sesi relaksasi singkat yang sangat membantu.

Beberapa ahli juga merekomendasikan penggunaan suplemen melatonin dalam dosis kecil untuk membantu menyesuaikan jam biologis, tapi sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Melatonin adalah hormon alami yang diproduksi tubuh untuk mengatur siklus tidur-bangun. Sebagai suplemen, biasanya direkomendasikan dosis antara 0.5 mg hingga 3 mg, diminum sekitar 30-60 menit sebelum waktu tidur yang diinginkan di destinasi. Namun, penting untuk diingat bahwa melatonin bukan obat tidur dan tidak cocok untuk semua orang. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi pusing, mual, kantuk di siang hari, atau mimpi yang aneh. Diskusi dengan profesional kesehatan sangat penting, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain.

Selain itu, manajemen stres secara keseluruhan juga berperan penting. Perjalanan bisa menjadi sumber stres tersendiri, dan stres dapat memperburuk gejala jet lag.

Usahakan untuk tidak membebani diri dengan jadwal yang terlalu padat di hari-hari pertama kedatangan. Beri diri Anda waktu untuk beradaptasi, dan jangan ragu untuk beristirahat jika tubuhmu memerlukannya. Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup sebelum memulai perjalanan. Memulai perjalanan dalam kondisi kurang tidur akan membuat Anda lebih rentan terhadap dampak jet lag.

Kenyamanan selama penerbangan juga patut diperhatikan. Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman, dan pastikan Anda bergerak setiap satu hingga dua jam jika memungkinkan, untuk mencegah pembekuan darah dan mengurangi kekakuan.

Gunakan bantal leher, penutup mata, dan penyumbat telinga untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk istirahat atau tidur. Hindari menatap layar terus-menerus, dan sesekali istirahatkan mata dengan melihat ke luar jendela atau fokus pada objek yang jauh.

Intinya, memahami cara kerja tubuh dan menerapkan langkah-langkah yang tepat akan membuat perjalananmu jauh lebih nyaman dan produktif. Jet lag adalah tantangan yang bisa diatasi dengan persiapan dan strategi yang tepat.

Dengan memadukan penyesuaian waktu tidur, pemanfaatan cahaya alami, nutrisi yang mendukung, dan strategi tambahan lainnya, Anda akan dapat meminimalkan gangguan dan memaksimalkan pengalaman menjelajahi dunia. Jadi, jangan biarkan jet lag menghalangi semangatmu menjelajah dunia dan menikmati setiap momen petualanganmu.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0