Jejak Hindu-Buddha dalam Ragam Hias dan Arsitektur Candi di Jawa

Oleh VOXBLICK

Rabu, 08 Oktober 2025 - 04.15 WIB
Jejak Hindu-Buddha dalam Ragam Hias dan Arsitektur Candi di Jawa
Jejak Hindu-Buddha pada candi Jawa (Foto oleh 明珠 梁)

VOXBLICK.COM - Dunia sejarah penuh dengan kisah menarik, konflik, dan transformasi yang membentuk peradaban kita. Salah satu babak paling memikat dalam sejarah Nusantara adalah jejak Hindu-Buddha yang membekas kuat pada ragam hias dan arsitektur candi di Pulau Jawa. Jejak-jejak ini bukan sekadar jejak arkeologis, melainkan warisan budaya yang sarat makna, menampilkan sintesis antara kepercayaan, seni, dan teknologi masyarakat Jawa kuno. Dari relief yang penuh cerita hingga struktur megah yang masih berdiri kokoh ratusan tahun setelah dibangun, candi-candi ini menjadi saksi bisu perjalanan spiritual dan sosial bangsa Indonesia.

Pengaruh Agama Hindu-Buddha dalam Masyarakat Jawa

Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Jawa pada abad ke-4 hingga ke-15 Masehi membawa perubahan besar dalam tatanan sosial dan budaya. Proses ini tidak terjadi secara instan, melainkan melalui perdagangan, perkawinan bangsawan, hingga pertukaran gagasan dari India ke Nusantara (Encyclopedia Britannica). Candi-candi di Jawa bukan hanya tempat peribadatan, melainkan juga pusat pendidikan, kebudayaan, dan simbol kekuasaan kerajaan.

Perpaduan nilai-nilai Hindu dan Buddha tercermin dalam ragam hias maupun tata ruang candi.

Ornamen-ornamen pada dinding candi, seperti motif kala, makara, dan relief dewa-dewi, menggambarkan ajaran-ajaran spiritual sekaligus keindahan seni rupa klasik. Setiap ukiran memiliki makna filosofis mendalam, memperlihatkan pemahaman masyarakat Jawa terhadap alam semesta dan kehidupan setelah mati.

Jejak Hindu-Buddha dalam Ragam Hias dan Arsitektur Candi di Jawa
Jejak Hindu-Buddha dalam Ragam Hias dan Arsitektur Candi di Jawa (Foto oleh Charl Durand)

Ragam Hias Candi: Simbolisme dan Estetika

Salah satu ciri khas arsitektur candi di Jawa adalah ragam hiasnya yang kaya simbolisme. Setiap detail ornamen bukan sekadar dekorasi, melainkan sarana komunikasi visual tentang nilai-nilai spiritual dan kosmologi.

Berikut beberapa ragam hias yang menonjol:

  • Kala-Makara: Kala, sosok raksasa pelindung, umumnya menghiasi pintu utama candi sebagai penolak bala. Makara, makhluk mitologis berbentuk gabungan gajah dan ikan, sering ditemukan di ambang pintu atau tangga, melambangkan transisi dari dunia fana ke dunia suci.
  • Relief Cerita: Candi seperti Borobudur dan Prambanan dipenuhi relief yang mengisahkan ajaran agama, kisah Ramayana, Mahabharata, ataupun Jataka. Relief ini memperlihatkan detail kehidupan masyarakat, busana, alat musik, hingga flora dan fauna pada masa itu.
  • Stupa dan Arca: Keberadaan stupa di candi Buddha seperti Borobudur melambangkan pencerahan, sedangkan arca dewa-dewi di candi Hindu seperti Prambanan menjadi pusat pemujaan dan pengingat nilai luhur agama.

Keindahan ragam hias tersebut menjadi saksi keahlian seniman Jawa kuno dalam memadukan teknik pahat batu dengan filosofi keagamaan. Tidak hanya memperkuat nuansa sakral, namun juga memperkaya estetika bangunan.

Struktur Arsitektur Candi: Menyimbolkan Alam Semesta

Struktur candi di Jawa umumnya dibangun dengan mengikuti konsep Mandala, yakni representasi kosmis yang membagi dunia menjadi tiga zona:

  • Kaki Candi (Bhurloka): Melambangkan dunia manusia yang penuh nafsu dan penderitaan.
  • Tubuh Candi (Bhuvarloka): Zona peralihan, tempat manusia berusaha mencapai keutamaan spiritual.
  • Puncak Candi (Svarloka): Simbol dunia para dewa, puncak spiritualitas dan pencerahan.

Konsep ini terlihat jelas pada Candi Borobudur, di mana setiap tingkatannya harus dilalui peziarah sebagai bagian dari proses kontemplasi menuju kebijaksanaan tertinggi (Encyclopedia Britannica). Demikian pula pada Candi Prambanan, kompleks candi utama dikelilingi candi-candi kecil sebagai representasi alam semesta yang harmonis.

Jejak Sejarah yang Menyatukan Warisan Budaya

Jejak Hindu-Buddha tidak hanya membentuk karakter fisik candi, namun juga menjadi fondasi budaya yang memperkaya identitas bangsa Indonesia.

Melalui ragam hias dan struktur arsitektur, kita dapat menelusuri proses akulturasi yang terjadi ratusan tahun laluketika ide-ide dari India berbaur dengan kearifan lokal, menciptakan gaya arsitektur khas Jawa yang megah dan penuh makna.

Mempelajari candi-candi di Jawa lebih dari sekadar membedah batu dan relief.

Ia mengajak kita menengok perjalanan waktu, merenungi ketekunan nenek moyang dalam membangun peradaban, serta meresapi nilai toleransi dan harmoni yang menjadi inti kehidupan masyarakat masa lampau. Semoga kisah dan jejak sejarah ini menginspirasi kita untuk terus menghargai, merawat, dan belajar dari warisan budaya yang telah membentuk wajah bangsa hingga hari ini.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0