Kenali Cara Sehat Mengekspresikan Emosi Marah dan Sedih Tanpa Menyakiti Diri


Jumat, 01 Agustus 2025 - 23.50 WIB
Kenali Cara Sehat Mengekspresikan Emosi Marah dan Sedih Tanpa Menyakiti Diri
Ekspresikan emosi sehat (Foto oleh Kathrine Birch di Pexels).

VOXBLICK.COM - Seringkali kita diajari untuk menahan atau mengabaikan perasaan marah dan sedih, dengan asumsi bahwa menampilkan sisi positif adalah cara terbaik supaya hidup terasa lebih ringan.

Namun, pada kenyataannya, menyimpan perasaan negatif justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik.

Dalam dunia yang penuh tekanan ini, penting banget buat kita belajar bagaimana mengekspresikan emosi secara sehat tanpa harus merasa bersalah atau takut dianggap lemah.

Menghindari Toxic Positivity: Kenapa Kita Harus Validasi Perasaan?

Toxic positivity adalah fenomena di mana seseorang atau lingkungan mendorong kita untuk selalu berpikir positif dan menolak mengakui emosi negatif, seperti marah dan sedih.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Positive Psychology (2021), toxic positivity dapat memperparah kondisi psikologis seseorang dengan membuat mereka merasa terisolasi dan tidak dimengerti.

Ketika perasaan negatif dipendam dan tidak divalidasi, otak kita akan mengalami stres kronis yang memicu berbagai gangguan kesehatan, mulai dari gangguan tidur, kecemasan, hingga depresi.

Psikolog Dr. Susan David dalam bukunya Emotional Agility menekankan bahwa mengakui dan menerima emosi adalah langkah pertama untuk penyembuhan dan pertumbuhan pribadi.

Cara Sehat Mengekspresikan Marah

Marah sering dianggap sebagai emosi yang merusak, tapi sebenarnya marah adalah sinyal penting yang menunjukkan ketidakadilan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba agar marahmu tetap sehat dan konstruktif:

  1. Kenali pemicu marah dengan jujur dan sadari kapan perasaan itu mulai muncul.
  2. Bernafas dalam-dalam dan beri jeda sebelum bereaksi agar tidak melakukan tindakan impulsif.
  3. Gunakan bahasa asertif untuk mengungkapkan perasaan tanpa menyalahkan orang lain, misalnya dengan kalimat "Saya merasa... ketika...".
  4. Aktivitas fisik seperti berjalan kaki atau olahraga ringan dapat membantu menurunkan ketegangan.
  5. Cari tempat aman untuk mengekspresikan marah, seperti menulis jurnal atau berkonsultasi dengan psikolog.

Menerima dan Mengekspresikan Kesedihan dengan Bijak

Kesedihan adalah respon alami terhadap kehilangan, kekecewaan, atau stres. Namun, sering kali kita merasa harus cepat-cepat melupakan kesedihan dan 'move on'. Padahal, proses berduka adalah penting untuk pemulihan mental. Berikut cara-cara yang dapat membantu:

  • Izinkan diri untuk merasakan kesedihan tanpa menghakimi diri sendiri.
  • Berbagi cerita dengan orang yang dipercaya atau komunitas pendukung dapat mengurangi beban emosi.
  • Melakukan ritual sederhana seperti menulis surat, meditasi, atau mendengarkan musik yang menenangkan.
  • Hindari konsumsi alkohol atau obat-obatan sebagai pelarian karena justru memperburuk kondisi.
  • Jika kesedihan berkepanjangan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
person calmly expressing emotions during therapy session
Foto oleh Vitaly Gariev di Pexels

Validasi Perasaan: Langkah Kunci untuk Kesehatan Mental

Validasi perasaan berarti mengakui bahwa apa yang kita rasakan itu nyata dan penting. Menurut Dr. Marsha Linehan, seorang psikolog yang mengembangkan terapi dialektik perilaku, validasi emosi adalah fondasi utama untuk membangun hubungan sehat dengan diri sendiri dan orang lain.

Mulai dari diri sendiri, cobalah untuk berkata dalam hati, "Perasaan ini wajar dan tidak apa-apa." Saat kamu bisa menerima perasaanmu, kamu akan lebih mudah mengelola reaksi dan mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah.

Membangun Lingkungan yang Mendukung Ekspresi Emosi

Kita juga butuh lingkungan yang aman untuk mengekspresikan marah dan sedih tanpa takut dihakimi. Ini bisa dimulai dari lingkup keluarga, teman, atau komunitas. Ciptakan komunikasi terbuka dan penuh empati, serta hindari komentar seperti "Jangan sedih terus," atau "Lah, masa marah aja nggak bisa dikontrol?".

Menurut riset dari American Psychological Association (APA), dukungan sosial yang baik sangat berpengaruh terhadap ketahanan psikologis dan penurunan stres.

Mulai sekarang, yuk biasakan untuk menyapa dan mendengarkan perasaan kita sendiri dan orang lain dengan penuh pengertian. Dengan begitu, kita bisa hidup lebih sehat secara emosional dan mental, serta membangun hubungan yang lebih bermakna.

Dapatkan Update Informasi Terbaru dari Kami dengan Ikuti Channel Telegram Kami VOXBLICK

×
Andre Nenobesi Hallo, Salam Kenal... Saya Andre Nenobesi....!! Saya adalah seorang penulis yang fokus pada edukasi finansial, kesehatan, dan gaya hidup produktif. Lewat artikel-artikel yang saya susun, saya berkomitmen membantu pembaca memahami dunia keuangan mulai dari investasi, manajemen uang, hingga literasi keuangan keluarga dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Selain itu, saya juga membagikan tips kesehatan praktis dan inspirasi perjalanan yang bisa dinikmati siapa saja, dari liburan hemat hingga self-care di tengah rutinitas. Tujuan saya sederhana: membuat topik penting jadi mudah diakses, relevan, dan bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.