Liburan Keren Sambil Jaga Bumi Panduan Lengkap Pariwisata Berkelanjutan Buat Kamu


Sabtu, 13 September 2025 - 20.55 WIB
Liburan Keren Sambil Jaga Bumi Panduan Lengkap Pariwisata Berkelanjutan Buat Kamu
Panduan Pariwisata Berkelanjutan Keren (Foto oleh Dieny Portinanni di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Keinginan untuk liburan dan menjelajahi tempat baru rasanya makin nggak terbendung, apalagi saat melihat postingan teman di media sosial. Tapi, pernahkah kamu berhenti sejenak dan berpikir, apa dampak dari perjalanan kita terhadap tempat yang kita kunjungi? Di tengah masifnya pergerakan pariwisata global, muncul sebuah kesadaran baru yang lebih dalam, yaitu pentingnya pariwisata berkelanjutan. Ini bukan lagi sekadar jargon atau tren sesaat, melainkan sebuah kebutuhan mendesak agar keindahan yang kita nikmati hari ini masih bisa dirasakan oleh generasi mendatang. Menjadi turis yang bertanggung jawab bukan berarti liburanmu jadi ribet atau kurang seru, justru sebaliknya. Ini adalah undangan untuk merasakan pengalaman yang lebih otentik, lebih mendalam, dan pastinya, lebih berkesan.

Kenapa Sih Pariwisata Berkelanjutan Itu Penting Banget Sekarang?

Jawabannya sederhana, karena industri pariwisata punya dua sisi mata uang. Di satu sisi, pariwisata adalah mesin penggerak ekonomi yang luar biasa.

Menurut data dari World Travel & Tourism Council (WTTC), sektor ini menyumbang sebagian besar PDB global dan menciptakan jutaan lapangan kerja. Namun, di sisi lain, pariwisata yang tidak terkelola dengan baik bisa membawa dampak destruktif. Bayangkan sampah plastik yang menumpuk di pantai-pantai indah, terumbu karang yang rusak karena aktivitas snorkeling yang tidak bertanggung jawab, atau komunitas lokal yang tersingkir dari tanah mereka sendiri demi pembangunan hotel-hotel mewah. Inilah yang disebut overtourism, sebuah fenomena yang membuat destinasi kehilangan pesona aslinya.

Faktanya, pariwisata menyumbang sekitar 8% dari emisi gas rumah kaca global. Angka ini mencakup semua aspek perjalanan, mulai dari penerbangan, transportasi darat, hingga operasional hotel.

Kesadaran akan dampak ini semakin meningkat di kalangan traveler. Sebuah laporan dari Booking.com menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan global ingin melakukan traveling ramah lingkungan. Ini adalah sinyal kuat bahwa kita, sebagai pelancong, punya kekuatan untuk mendorong perubahan. Konsep pariwisata berkelanjutan hadir sebagai solusi untuk menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial. Ini bukan tentang berhenti bepergian, tetapi tentang bagaimana kita bepergian dengan lebih cerdas dan penuh kesadaran.

Bukan Sekadar Tren Ini Tiga Pilar Utama Sustainable Tourism

Untuk memahami sustainable tourism secara utuh, kita perlu melihatnya sebagai sebuah bangunan yang ditopang oleh tiga pilar fundamental. Ketiga pilar ini saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. PBB melalui UN Tourism mendefinisikan pariwisata berkelanjutan sebagai pariwisata yang mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan secara penuh. Mari kita bedah satu per satu.

Pilar Lingkungan (Planet)


Ini adalah pilar yang paling sering kita dengar. Fokus utamanya adalah meminimalkan dampak negatif perjalanan kita terhadap alam. Praktiknya sangat beragam, mulai dari hal-hal yang terlihat jelas hingga yang lebih teknis.

  • Mengurangi Jejak Karbon: Ini mencakup pemilihan moda transportasi yang lebih ramah lingkungan jika memungkinkan, seperti kereta api daripada pesawat untuk jarak pendek, atau memilih maskapai yang memiliki program offset karbon.

  • Konservasi Sumber Daya: Menghemat penggunaan air dan listrik di akomodasi, tidak meminta penggantian handuk dan sprei setiap hari adalah contoh sederhana tapi berdampak besar.

  • Manajemen Sampah: Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa botol minum dan tas belanja sendiri adalah sebuah keharusan. Praktik eco-tourism yang baik juga mencakup prinsip leave no trace, artinya tidak meninggalkan apa pun selain jejak kaki dan tidak mengambil apa pun selain foto.

  • Melindungi Keanekaragaman Hayati: Menghindari atraksi wisata yang mengeksploitasi satwa liar, seperti menunggangi gajah atau berfoto dengan hewan yang dibius, dan memilih untuk melihat satwa di habitat aslinya dengan pemandu lokal yang beretika.

Pilar Sosial-Budaya (People)


Pilar ini menekankan pentingnya menghormati budaya lokal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di destinasi yang kita kunjungi. Liburan kita seharusnya memberdayakan, bukan mengeksploitasi.

  • Menghormati Adat dan Tradisi: Sebelum berkunjung, luangkan waktu untuk mempelajari norma sosial dan budaya setempat. Cara berpakaian yang sopan saat mengunjungi tempat ibadah atau mempelajari beberapa frasa dasar dalam bahasa lokal adalah bentuk penghargaan yang sederhana.

  • Interaksi yang Otentik: Daripada hanya berinteraksi dengan staf hotel, cobalah untuk terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas lokal, seperti kursus memasak, lokakarya kerajinan tangan, atau tur yang dipandu oleh penduduk asli.

  • Mendukung Pemberdayaan Komunitas: Pastikan pengeluaranmu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Ini berarti memilih bisnis milik lokal, bukan jaringan internasional besar.

  • Menghindari Eksploitasi: Jangan memberikan uang kepada anak-anak yang mengemis karena ini bisa mendorong mereka untuk tidak bersekolah. Jika ingin membantu, berdonasilah melalui organisasi lokal yang terpercaya.

Pilar Ekonomi (Profit)


Prinsip pariwisata berkelanjutan juga memastikan bahwa keuntungan ekonomi dari pariwisata dirasakan secara adil oleh komunitas lokal. Uang yang kita belanjakan harus berputar di dalam ekonomi lokal, bukan hanya mengalir kembali ke perusahaan-perusahaan multinasional.

  • Mendukung Usaha Lokal: Menginap di homestay atau guesthouse milik keluarga, makan di warung lokal, dan membeli suvenir langsung dari pengrajinnya adalah cara terbaik untuk memastikan uang kita langsung masuk ke kantong mereka.

  • Membayar dengan Harga yang Wajar: Jangan menawar harga terlalu rendah, terutama saat membeli produk dari pengrajin kecil. Hargai waktu, tenaga, dan keahlian yang mereka curahkan untuk membuat produk tersebut.

  • Menciptakan Lapangan Kerja yang Layak: Mendukung operator tur dan akomodasi yang memperlakukan staf mereka dengan baik, memberikan upah yang layak, dan kondisi kerja yang aman.

Langkah Praktis Jadi Turis Cerdas Panduan dari A sampai Z

Menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan dalam perjalananmu tidaklah sulit. Ini semua tentang membuat pilihan yang lebih sadar di setiap tahap perjalanan. Berikut adalah panduan praktis yang bisa kamu ikuti.

Sebelum Berangkat Riset Adalah Kunci


Perencanaan adalah segalanya. Menjadi turis yang bertanggung jawab dimulai jauh sebelum kamu menginjakkan kaki di bandara.

  • Pilih Destinasi dengan Bijak: Cari tahu destinasi mana yang sudah menerapkan kebijakan sustainable tourism. Beberapa negara atau daerah bahkan memiliki sertifikasi khusus untuk pariwisata ramah lingkungan. Hindari tempat-tempat yang sedang mengalami overtourism, atau jika tetap ingin ke sana, kunjungilah saat low season.

  • Riset Operator Tur dan Akomodasi: Baca ulasan dan periksa situs web mereka. Apakah mereka menyebutkan komitmen mereka terhadap lingkungan atau komunitas lokal? Apakah mereka mempekerjakan pemandu lokal?

  • Packing Cerdas (Pack Light, Pack Right): Bawa barang-barang yang bisa digunakan kembali seperti botol minum, sedotan stainless steel, dan tas belanja. Semakin ringan kopermu, semakin sedikit bahan bakar yang digunakan pesawat. Jangan lupa bawa tabir surya yang reef-safe jika kamu berencana beraktivitas di laut.

  • Pelajari Budaya Lokal: Luangkan sedikit waktu untuk belajar tentang adat istiadat, etiket, dan beberapa kata dasar dalam bahasa setempat. Ini akan membuat interaksimu dengan penduduk lokal jauh lebih menyenangkan dan penuh hormat.


Perlu diingat bahwa harga tiket, biaya akomodasi, dan kondisi lokal bisa berubah, jadi selalu lakukan pengecekan ulang mendekati tanggal keberangkatanmu untuk mendapatkan informasi yang paling akurat.

Memilih Akomodasi yang Bikin Hati Tenang


Tempatmu menginap punya peran besar dalam jejak ekologismu selama liburan.

  • Cari Sertifikasi Lingkungan: Banyak hotel kini memiliki sertifikasi seperti Green Key, EarthCheck, atau Travelife. Di Indonesia, carilah akomodasi dengan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) dari Kemenparekraf, yang menunjukkan komitmen pada standar keberlanjutan.

  • Pilih Akomodasi Milik Lokal: Menginap di guesthouse, homestay, atau hotel butik yang dimiliki dan dikelola oleh penduduk lokal adalah cara jitu untuk mendukung ekonomi setempat.

  • Perhatikan Praktik Hijau: Apakah hotel tersebut memiliki program daur ulang, menggunakan energi terbarukan, atau menyajikan makanan dari sumber lokal? Informasi ini sering kali tersedia di situs web mereka.

Eksplorasi Lokal Jadilah Penjelajah Bukan Sekadar Turis


Cara kamu menjelajahi sebuah destinasi menentukan seberapa dalam pengalaman yang kamu dapatkan.

  • Gunakan Transportasi Umum atau Ramah Lingkungan: Daripada menyewa mobil pribadi, cobalah gunakan bus, kereta, atau berjalan kaki dan menyewa sepeda. Ini tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga memberimu kesempatan untuk melihat kehidupan lokal dari dekat.

  • Sewa Pemandu Lokal: Pemandu lokal memiliki pengetahuan mendalam tentang budaya, sejarah, dan permata tersembunyi yang tidak akan kamu temukan di buku panduan. Dengan menyewa jasa mereka, kamu secara langsung mendukung individu dan keluarga di komunitas tersebut.

  • Hormati Alam dan Satwa Liar: Selalu ikuti jalur yang sudah ditentukan saat hiking. Jangan pernah memberi makan hewan liar karena ini mengganggu perilaku alami mereka. Saat snorkeling atau menyelam, jangan menyentuh terumbu karang atau biota laut lainnya.

  • Minta Izin Sebelum Memotret Orang: Wajah dan kehidupan seseorang bukanlah objek wisata. Selalu minta izin dengan sopan sebelum mengambil foto mereka. Senyuman dan gestur sederhana sering kali sudah cukup.

Soal Makanan dan Belanja Dukung yang Lokal Dong!


Setiap rupiah yang kamu belanjakan adalah bentuk dukungan. Pastikan dukunganmu sampai ke orang yang tepat.

  • Makan di Tempat Makan Lokal: Hindari restoran cepat saji internasional. Jelajahi warung, pasar malam, atau restoran kecil milik keluarga untuk mencicipi cita rasa otentik dan mendukung pengusaha lokal.

  • Beli Produk Asli Buatan Lokal: Saat membeli suvenir, carilah produk kerajinan tangan yang dibuat oleh seniman lokal. Hindari produk yang terbuat dari spesies terancam punah seperti cangkang penyu atau gading.

  • Kurangi Sampah Makanan: Pesan makanan secukupnya. Jika ada sisa, tanyakan apakah bisa dibungkus untuk dibawa pulang.

Contoh Nyata Destinasi dan Inisiatif Keren di Indonesia


Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya, punya banyak sekali potensi dan contoh penerapan pariwisata berkelanjutan.

Ini bukan lagi sekadar teori, tetapi sudah menjadi praktik nyata di berbagai daerah.

Salah satu contoh paling terkenal adalah Desa Wisata Penglipuran di Bali.

Desa ini berhasil mempertahankan arsitektur tradisional dan tata ruang yang berlandaskan filosofi Tri Hita Karana (keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan). Mereka memiliki aturan adat (awig-awig) yang kuat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian hutan bambu mereka, menciptakan sebuah destinasi yang otentik dan damai. Keberhasilan ini menunjukkan bagaimana pariwisata berbasis komunitas dapat berjalan selaras dengan pelestarian budaya dan lingkungan.

Contoh lain adalah inisiatif eco-tourism di Taman Nasional Komodo. Meskipun sempat menjadi sorotan, pengelolaan yang kini lebih ketat bertujuan untuk melindungi ekosistem unik komodo dan biota lautnya.

Pembatasan jumlah pengunjung, penerapan tarif konservasi, dan pelibatan masyarakat lokal sebagai ranger dan pemandu adalah bagian dari upaya menjaga kelestarian jangka panjang. Ini adalah contoh bagaimana pariwisata dapat menjadi alat untuk konservasi, bukan perusakan.

Di tingkat yang lebih kecil, banyak komunitas lokal yang mengembangkan paket wisata berbasis pengalaman.

Misalnya, belajar membatik langsung dari pengrajinnya di Yogyakarta, menanam padi bersama petani di desa-desa sekitar Ubud, atau mengikuti tur kopi yang berkelanjutan di dataran tinggi Gayo. Inisiatif-inisiatif seperti ini adalah inti dari traveling ramah lingkungan yang sesungguhnya.

Mitos vs Fakta Seputar Traveling Ramah Lingkungan


Masih banyak kesalahpahaman tentang pariwisata berkelanjutan yang membuat orang ragu untuk mencobanya. Mari kita luruskan beberapa di antaranya.


  • Mitos: Traveling berkelanjutan itu mahal.
    Fakta: Tidak selalu. Menginap di homestay lokal sering kali lebih murah daripada hotel berbintang. Makan di warung lokal juga jauh lebih hemat. Menggunakan transportasi umum jelas lebih murah daripada taksi atau sewa mobil pribadi. Kuncinya adalah pilihan yang cerdas.

  • Mitos: Tindakan kecil saya tidak akan membuat perbedaan.
    Fakta: Sangat berpengaruh! Bayangkan jika jutaan turis yang berkunjung ke suatu tempat setiap tahun melakukan tindakan kecil yang sama, seperti menolak sedotan plastik atau membawa botol minum sendiri. Dampak kolektifnya akan sangat besar. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil.

  • Mitos: Sulit menemukan opsi liburan yang berkelanjutan.
    Fakta: Dulu mungkin iya, tapi sekarang tidak lagi. Semakin banyak platform online, blog travel, dan agen perjalanan yang fokus pada sustainable tourism. Informasi kini ada di ujung jari kita, hanya butuh sedikit usaha ekstra untuk mencarinya.

Menjadi seorang traveler yang sadar dan bertanggung jawab adalah sebuah perjalanan itu sendiri. Ini bukan tentang menjadi sempurna, tetapi tentang membuat pilihan yang lebih baik, selangkah demi selangkah.

Setiap keputusan yang kita ambil, mulai dari memilih botol minum hingga memilih pemandu wisata, adalah suara kita untuk masa depan pariwisata yang lebih baik. Liburanmu bukan hanya tentang dirimu, tetapi juga tentang dunia yang kamu jelajahi dan orang-orang yang kamu temui. Dengan mengadopsi prinsip pariwisata berkelanjutan, kita tidak hanya menciptakan kenangan indah untuk diri sendiri, tetapi juga membantu menjaga keindahan dunia agar tetap bisa dinikmati oleh semua orang, kini dan nanti. Jadi, saat merencanakan petualangan berikutnya, tanyakan pada dirimu, bagaimana aku bisa membuat perjalanan ini lebih bermakna?

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0