Membongkar Lubang Hitam Raksasa: Fakta Mengejutkan di Balik Monster 36 Miliar Kali Matahari

Oleh VOXBLICK

Minggu, 10 Agustus 2025 - 17.20 WIB
Membongkar Lubang Hitam Raksasa: Fakta Mengejutkan di Balik Monster 36 Miliar Kali Matahari
Lubang hitam terbesar terkuak (Foto oleh Олег Мороз di Unsplash).
Sponsored
Sponsored

VOXBLICK.COM - Lubang hitam berukuran monster baru saja terdeteksi di pusat galaksi Cosmic Horseshoe, dan ukurannya benar-benar di luar nalar: 36 miliar kali lebih masif dari Matahari.

Penemuan ini langsung memicu kehebohan di kalangan astronom, mengingat sebelumnya rekor lubang hitam terbesar hanya berkisar di angka belasan miliar massa surya.

Fakta ini jadi pembicaraan utama karena lubang hitam tersebut diduga menjadi yang terbesar yang pernah diukur manusia hingga saat ini.

Lubang hitam supermasif memang bukan barang baru dalam dunia astronomi, tapi angka 36 miliar kali massa Matahari jelas bukan hal sepele.

Untuk konteks, lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti saja “hanya” sekitar 4 juta massa Matahari.

Sponsored
Sponsored

Lonjakan ukuran sebesar ini menantang pemahaman lama tentang bagaimana lubang hitam bisa terbentuk dan tumbuh.

Apa Itu Lubang Hitam Supermasif?

Lubang hitam adalah objek yang gravitasinya begitu kuat sehingga cahaya pun tidak bisa lolos darinya.

Lubang hitam supermasif biasanya ditemukan di pusat galaksi besar.

Tapi, temuan terbaru dari Cosmic Horseshoe ini benar-benar memecahkan rekor.

Ketika para astronom dari University of Portsmouth dan Federal University of Rio Grande do Sul di Brazil mengumumkan temuannya melalui jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, seluruh komunitas ilmiah langsung menyorot data dan metode yang digunakan.

Para peneliti menggunakan teknik gabungan: mengamati efek pelensaan gravitasi dan dinamika bintang di sekitar lubang hitam.

Pelensaan gravitasi adalah fenomena di mana cahaya dari objek di belakang lubang hitam dibelokkan oleh gravitasi luar biasa besar, menciptakan “cincin” atau “tapal kuda” kosmik yang sangat khas.

Data dari teleskop luar angkasa dan simulasi superkomputer membantu memperkirakan massa sang monster ini.

Lokasi: Cosmic Horseshoe, 5 Miliar Tahun Cahaya Jauh

Galaksi Cosmic Horseshoe sendiri sudah jadi objek penelitian sejak 2007, setelah wujudnya yang unik terungkap lewat efek pelensaan gravitasi.

Jaraknya sekitar 5,5 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Dengan massa lubang hitam sebesar ini, galaksi itu diperkirakan sudah “mati”—tidak lagi membentuk bintang baru, dan hanya tersisa fosil-fosil kosmik yang membekas dari masa lalu.

Sponsored
Sponsored

Mengapa Angka 36 Miliar Sangat Penting?

Angka 36 miliar kali massa Matahari bukan sekadar statistik mengerikan.

Penemuan ini memaksa ilmuwan untuk memikirkan ulang teori pertumbuhan lubang hitam.

Selama ini, terbentuknya lubang hitam supermasif diperkirakan butuh waktu miliaran tahun dan proses akresi yang lambat materi yang jatuh ke pusat galaksi dan bertambah sedikit demi sedikit.

Tapi, objek sebesar ini menandakan mungkin ada mekanisme “jalan pintas” dalam kosmos yang belum kita pahami.

Peneliti utama dari University of Portsmouth menyebutkan, “Massa lubang hitam ini benar-benar di luar prediksi model konvensional.

Kami terpaksa membuka kemungkinan baru dalam teori pembentukan galaksi.” (Sumber: University of Portsmouth) [ CARI_GAMBAR: supermassive black hole in cosmic horseshoe galaxy with gravitational lensing ]

Bagaimana Cara Mengukurnya?

Para astronom tak hanya mengandalkan satu metode.

Mereka memakai data pelensaan gravitasi untuk memperkirakan distribusi massa di galaksi.

Dengan memodelkan bagaimana cahaya bintang di belakang galaksi dibelokkan, mereka bisa memetakan seberapa besar “tarikan” gravitasinya.

Selain itu, pengamatan gerak bintang-bintang di sekitar pusat galaksi juga memberikan angka-angka presisi soal berat lubang hitam.

Simulasi superkomputer jadi alat utama untuk menguji apakah data yang didapat masuk akal.

Model-model ini membandingkan hasil observasi dengan kemungkinan distribusi materi dan evolusi galaksi yang masuk akal secara fisika.

Hasilnya, angka 36 miliar massa Matahari tetap konsisten di berbagai pendekatan.

Dampaknya Bagi Dunia Astronomi

Penemuan lubang hitam raksasa ini membuka banyak pertanyaan baru.

Bagaimana lubang hitam bisa tumbuh secepat dan sebesar itu?

Apakah ada lebih banyak lubang hitam monster tersembunyi di semesta?

Temuan ini juga memicu perlombaan baru dalam riset lubang hitam, karena setiap detil baru dapat mengubah pemahaman fundamental kita soal asal usul galaksi dan evolusi semesta.

Tidak sedikit ahli yang menduga lubang hitam seukuran ini mungkin terbentuk dari penggabungan beberapa lubang hitam besar, atau bahkan dari awal mula alam semesta saat kondisi material dan energi sangat berbeda dengan sekarang.

“Jika ada satu, mungkin ada yang lain di luar sana, menunggu untuk ditemukan,” ujar salah satu peneliti dari tim internasional.

Kosmik Horseshoe: Laboratorium Alam Semesta

Galaksi Cosmic Horseshoe kini jadi laboratorium kosmik yang penting.

Bentuk tapal kudanya yang langka menawarkan kesempatan untuk menguji teori pelensaan gravitasi secara mendalam.

Dengan massa lubang hitam yang luar biasa, galaksi ini bisa menjadi kunci untuk memahami bagaimana galaksi raksasa dan lubang hitam supermasif saling mempengaruhi selama miliaran tahun.

Fenomena Pelensaan Gravitasi dan Perburuan Monster Kosmik

Efek pelensaan gravitasi di Cosmic Horseshoe menegaskan betapa pentingnya teknologi teleskop modern dan analisis data berbasis AI dalam perburuan objek-objek ekstrem. Dengan semakin banyak data dari teleskop luar angkasa, seperti Hubble dan James Webb, para astronom berharap dapat mengidentifikasi lebih banyak lubang hitam raksasa di galaksi lain.

Bagaimana Ini Mengubah Wawasan Kita Tentang Alam Semesta?

Dengan mengamati lubang hitam seukuran ini, peneliti kini harus mempertimbangkan skenario baru untuk evolusi galaksi.

Beberapa teori bahkan menyebut lubang hitam supermasif bisa memengaruhi pembentukan bintang dan distribusi materi gelap di sekitarnya.

Artinya, temuan ini bukan sekadar angka besar, tapi bisa mempengaruhi seluruh pemetaan sejarah kosmos.

Di tengah perbincangan hangat komunitas ilmiah, banyak yang menyadari bahwa penemuan lubang hitam 36 miliar kali massa Matahari ini merupakan awal dari babak baru riset astrofisika.

Teknologi terbaru, kolaborasi internasional, dan analisis data skala besar kini jadi tulang punggung dalam memecahkan misteri terbesar di semesta.

Bagi mereka yang bercita cita menembus batas pengetahuan alam semesta, temuan ini jelas jadi motivasi baru.

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, para peneliti menegaskan perlunya riset lanjutan untuk memahami sepenuhnya proses pembentukan lubang hitam sebesar ini.

Temuan ini juga sekaligus pengingat bahwa setiap kali kita pikir telah menguasai rahasia semesta, alam selalu punya kejutan yang jauh lebih besar.

Semua data dan analisis disajikan sesuai hasil riset terbaru dan telah melewati proses verifikasi tim ilmiah internasional.

Dapatkan Update Informasi Terbaru dari Kami dengan Ikuti Channel Telegram Kami VOXBLICK

Sponsored
Sponsored
×