Membongkar Cara Kerja dan Jebakan Fatal Autopilot Tesla yang Sering Diabaikan

Oleh VOXBLICK

Selasa, 05 Agustus 2025 - 18.25 WIB
Membongkar Cara Kerja dan Jebakan Fatal Autopilot Tesla yang Sering Diabaikan
Jebakan fatal autopilot Tesla (Foto oleh Martin Katler di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Tesla sukses menggebrak industri otomotif dengan autopilot pada mobil listrik mereka fitur yang digadang gadang mampu membawa pengendara menuju masa depan berkendara tanpa repot.

Tapi, di balik kemudahan itu, ada beberapa celah besar yang bisa menimbulkan risiko serius kalau diabaikan.

Sistem autopilot Tesla memang dirancang sebagai asisten, bukan pengganti total pengemudi.

Sayangnya, banyak pemilik Tesla yang terbuai dan terlalu percaya diri, padahal sistem ini punya keterbatasan teknis yang belum tentu disadari semua orang.

Bagaimana Autopilot Tesla Bekerja

Autopilot Tesla mengandalkan kombinasi kamera, radar, sensor ultrasonik, dan software berbasis kecerdasan buatan.

Sistem ini memantau jalur, kendaraan lain, marka jalan, hingga rambu lalu lintas, lalu menyesuaikan kecepatan, mengarahkan setir, dan bahkan melakukan pengereman otomatis.

Semua data diproses secara real time di komputer onboard, lalu mobil mengambil keputusan sendiri dalam hitungan detik.

Pada dasarnya, autopilot Tesla punya dua mode utama: Traffic Aware Cruise Control (menyesuaikan kecepatan dengan lalu lintas) dan Autosteer (mengontrol arah kemudi di jalur yang jelas).

Fitur-fitur tambahan seperti Navigate on Autopilot dan Auto Lane Change juga bisa diaktifkan, tergantung update software dan tipe mobil.

Keunggulan Teknologi Autopilot Tesla

Autopilot Tesla digandrungi karena kemudahan dan kenyamanannya.

Beberapa pengemudi mengaku perjalanan jauh terasa lebih ringan, terutama di jalur tol yang monoton.

Data dari National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) juga menunjukkan bahwa teknologi asisten pengemudi mampu menurunkan angka kecelakaan di jalan tol Amerika Serikat dalam beberapa kasus.

Selain itu, Tesla rutin melakukan update software secara over the-air, jadi sistem bisa terus belajar dan memperbaiki diri tanpa harus ke bengkel.

Inovasi ini membuat Tesla berada di garis depan teknologi kendaraan listrik dan otonom.

Di Balik Canggihnya Autopilot: Titik Lemah yang Sering Diabaikan

Meskipun autopilot Tesla menawarkan kecanggihan yang memukau, ada sejumlah situasi di mana sistem ini gagal membaca kondisi jalan dengan benar.

Contoh nyata, beberapa kecelakaan fatal terjadi saat autopilot gagal membedakan antara truk besar yang melintang dan langit cerah, sehingga mobil justru melaju tanpa mengerem (NHTSA).

Selain itu, sistem sangat bergantung pada garis marka jalan yang jelas dan kondisi cuaca yang mendukung.

Dalam kondisi hujan deras, kabut tebal, atau marka jalan yang pudar, kamera dan sensor bisa gagal mengenali jalur.

Inilah sebabnya autopilot Tesla sering kali mengalami "phantom braking"—mobil tiba-tiba mengerem sendiri tanpa alasan jelas karena mendeteksi objek palsu di jalan.

Cara Kerja Sistem dan Batasannya

Sistem autopilot Tesla bukan sepenuhnya otonom.

Menurut klasifikasi Society of Automotive Engineers (SAE), Tesla berada di level 2: mobil bisa mengendalikan setir dan kecepatan, tetapi pengemudi tetap wajib siap intervensi kapan saja.

Tidak sedikit pengemudi yang salah kaprah, menganggap mobil bisa berjalan sendiri tanpa pengawasan.

Menurut laporan investigasi pada Oktober 2023, kegagalan sistem autopilot dapat berdampak besar, terutama jika pengemudi terlalu percaya pada teknologi dan tidak siap mengambil alih kendali (Reuters).

Peringatan Tesla untuk tetap memegang setir kadang diabaikan.

Ini celah yang bisa berujung bahaya.

Kecelakaan yang Melibatkan Autopilot Tesla

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kasus kecelakaan yang melibatkan Tesla autopilot sudah diteliti oleh otoritas Amerika Serikat.

Salah satunya, kecelakaan tragis di Mountain View pada 2018, di mana pengemudi kehilangan nyawa setelah mobil gagal mengenali penghalang jalan.

Investigasi NHTSA dan National Transportation Safety Board (NTSB) menyoroti bahwa sistem autopilot tidak dapat mendeteksi perubahan jalur dadakan di depan.

Bahkan, pada Oktober 2023, kegagalan sistem autopilot disebut dapat "memiliki dampak yang cukup besar" pada keselamatan pengemudi dan penumpang, terutama jika terjadi di jalan raya dengan kecepatan tinggi.

Data-data ini memperkuat pentingnya pemahaman akan batas teknologi autopilot.

tesla autopilot sensor error dashboard warning
Foto oleh Albert Vincent Wu di Unsplash

Tren Update dan Respons Tesla

Tesla terus mengembangkan software autopilot dengan algoritma yang makin canggih.

Namun, belum ada jaminan sistem benar-benar bisa mengatasi semua kemungkinan di jalan.

Setiap kecelakaan yang terjadi biasanya direspons dengan update software, investigasi internal, atau penyesuaian hardware.

Perusahaan juga rutin mengingatkan pengemudi agar tetap bertanggung jawab selama fitur autopilot aktif.

Dari sisi hukum, beberapa gugatan terhadap Tesla masih berproses, dengan argumen bahwa pemasaran autopilot terlalu "menyesatkan" konsumen.

Namun, perusahaan tetap menegaskan bahwa pengemudi wajib waspada dan siap mengambil alih setiap saat.

Mengapa Pengemudi Wajib Skeptis dengan Fitur Otonom

Meningkatnya kepercayaan diri pengguna Tesla terhadap autopilot sering kali justru berbalik jadi bumerang.

Pengalaman pengguna di berbagai forum menyebutkan, autopilot bisa tiba-tiba "bingung" saat menghadapi jalan bercabang, marka jalan hilang, atau objek misterius di jalan.

Seringkali, pengemudi harus bereaksi cepat demi mencegah kecelakaan.

Teknologi autopilot Tesla memang luar biasa, tapi pemahaman tentang bagaimana sistem bekerja dan batas kemampuannya sangat penting agar tak terjebak rasa aman palsu.

Jangan pernah sepenuhnya menyerahkan keselamatan pada mesin, apalagi di jalanan Indonesia yang penuh kejutan.

Penelitian dari Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) menambahkan bahwa fitur asisten pengemudi bukan jaminan keselamatan absolut; perilaku manusia tetap jadi faktor penentu utama dalam mencegah kecelakaan.

Saat teknologi terus berkembang dan Tesla memperbaiki sistem autopilot mereka, masyarakat diingatkan untuk selalu waspada dan menggunakan fitur otonom secara bijak.

Risiko kegagalan tetap ada, apalagi jika pengemudi lengah atau terlalu percaya diri.

Setiap fitur canggih harus digunakan dengan pengetahuan dan tanggung jawab penuh.

Penggunaan autopilot Tesla bisa jadi pengalaman menyenangkan, tapi hanya jika kita paham kapan harus menyerahkan kendali dan kapan harus mengambil alih.

Informasi di atas hanya bertujuan sebagai wawasan umum.

Pengemudi tetap wajib mematuhi peraturan dan tidak sepenuhnya mengandalkan fitur autopilot, terutama di situasi jalan yang tidak ideal.

Dapatkan Update Informasi Terbaru dari Kami dengan Ikuti Channel Telegram Kami VOXBLICK

×