Menyelami Kisah Jataka di Relief Borobudur Warisan Moral dan Estetika

Oleh VOXBLICK

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 04.15 WIB
Menyelami Kisah Jataka di Relief Borobudur Warisan Moral dan Estetika
Relief Jataka Borobudur (Foto oleh Polina ⠀)

VOXBLICK.COM - Dunia sejarah penuh dengan kisah menarik, konflik, dan transformasi yang membentuk peradaban kita. Salah satu warisan luar biasa dari masa lalu adalah Candi Borobudur, mahakarya arsitektur Buddha abad ke-8 yang menawan di dataran Kedu, Jawa Tengah. Namun, bukan hanya struktur megahnya yang memukau, melainkan juga relief-relief yang membalut dindingnyaterutama kisah Jataka, yang menyimpan pesan moral, kebijaksanaan, dan keindahan estetika seni Buddha Jawa. Melalui ukiran batu yang abadi, relief Jataka di Borobudur mengisahkan perjalanan Sang Buddha dalam kehidupan-kehidupan masa lalunya, menghadirkan pelajaran berharga dan nilai-nilai universal yang tetap relevan hingga hari ini.

Relief Jataka: Kisah Moral dalam Batu

Relief Jataka adalah serangkaian panel yang menggambarkan cerita-cerita tentang kehidupan terdahulu Siddhartha Gautama sebelum mencapai pencerahan dan menjadi Buddha.

Setiap kisah Jataka menyoroti kebajikan seperti kejujuran, kemurahan hati, kebijaksanaan, dan pengorbanan diri. Relief ini tidak hanya menjadi ekspresi artistik, tetapi juga sarana pendidikan moral bagi para peziarah dan masyarakat Jawa kuno.

Menurut catatan Encyclopedia Britannica, pembangunan Candi Borobudur berlangsung antara tahun 750-850 Masehi pada masa Dinasti Syailendra. Lebih dari 1.400 panel relief menghiasi dinding candi, dan sekitar 160 panel di antaranya menceritakan kisah Jataka. Setiap panel dipahat dengan detail luar biasa, memperlihatkan narasi yang hidup dan penuh nuansa simbolik. Relief-relief ini, sebagaimana dicatat dalam arsip-arsip sejarah, juga menjadi cerminan interaksi antara nilai Buddhisme India dan budaya lokal Jawa.

Menyelami Kisah Jataka di Relief Borobudur Warisan Moral dan Estetika
Menyelami Kisah Jataka di Relief Borobudur Warisan Moral dan Estetika (Foto oleh Rajitha Fernando)

Seni Estetika dan Simbolisme Relief Borobudur

Selain dimensi moral, relief Jataka di Borobudur juga memperlihatkan estetika tinggi khas seni rupa Buddha Jawa.

Para pemahat masa lalu tidak hanya mengukir tokoh-tokoh manusia dan hewan, melainkan juga latar alam, bangunan, serta ornamen yang kaya simbolisme. Setiap garis dan detail mengandung makna filosofis: pohon Bodhi, misalnya, kerap melambangkan pencerahan, sementara motif bunga teratai menjadi simbol kemurnian.

Daya tarik visual relief Jataka bertumpu pada:

  • Komposisi naratif yang dinamis, seolah mengajak penonton mengikuti alur cerita dari panel ke panel.
  • Penggunaan perspektif dan proporsi yang proporsional, merefleksikan pemahaman mendalam tentang anatomi dan ruang.
  • Ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik yang menggambarkan emosi serta pesan moral dari setiap karakter.
Keindahan ini semakin nyata ketika kita menyadari bahwa semua ukiran dikerjakan secara manual menggunakan alat sederhana, namun menghasilkan karya seni monumental yang abadi.

Nilai-Nilai Universal dari Relief Jataka

Setiap kisah Jataka di Borobudur menyampaikan pesan yang melampaui batas waktu dan tempat.

Salah satu kisah terkenal adalah Jataka Kuda, ketika Buddha pernah terlahir sebagai seekor kuda yang rela mengorbankan diri demi keselamatan orang lain. Cerita lain menyoroti ketekunan dan kejujuran, seperti pada relief Jataka kelinci yang dengan sukarela menyerahkan diri demi memberi makan seorang pertapa.

Nilai-nilai luhur yang diabadikan dalam relief Jataka tidak hanya menjadi pedoman hidup bagi masyarakat Buddhis Jawa kuno, tetapi juga menginspirasi generasi berikutnya untuk mengutamakan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pesan moral yang terkandung di dalamnya, seperti tolong-menolong, kesabaran, dan keberanian, tetap relevan dan universal, dapat diterapkan dalam berbagai konteks zaman modern.

Pelajaran dan Warisan untuk Masa Kini

Relief Jataka di Borobudur bukan hanya warisan arkeologis, melainkan juga sumber inspirasi dan pelajaran hidup.

Ketika kita menyusuri lorong-lorong candi, membayangkan para pemahat yang bekerja dengan dedikasi dan kepercayaan mendalam pada nilai-nilai luhur, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kisah-kisah ini telah membentuk karakter masyarakat dari masa ke masa. Nilai moral dan estetika yang tertanam dalam relief Jataka mengingatkan kita akan pentingnya menghargai keberagaman warisan budaya, serta mengambil makna mendalam dari perjalanan sejarah manusia.

Setiap ukiran pada batu Borobudur adalah suara dari masa lalu, mengajak kita untuk terus belajar dan tumbuh, sembari menjaga warisan budaya yang telah melintasi abad-abad.

Dengan memahami dan mengapresiasi kisah Jataka, kita tidak hanya menelusuri jejak sejarah, tetapi juga memperkaya perspektif dalam menjalani kehidupan masa kini.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0