Misi Startup Reflect Orbital: Teknologi Cermin Satelit untuk Menyalurkan Sinar Matahari ke Bumi

Oleh Ramones

Rabu, 30 Juli 2025 - 08.00 WIB
Misi Startup Reflect Orbital: Teknologi Cermin Satelit untuk Menyalurkan Sinar Matahari ke Bumi
Teknologi cermin satelit Reflect Orbital (Foto oleh Chris Lyo di Pexels).

VOXBLICK.COM - Cahaya matahari yang bersinar di malam hari mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, namun startup Reflect Orbital tengah mengupayakan inovasi ini menjadi nyata.

Dengan serangkaian satelit ringan berbahan Mylar yang mampu memantulkan sinar matahari dari orbit rendah Bumi, perusahaan ini berambisi menambah pasokan energi untuk pembangkit listrik tenaga surya dan menghadirkan pencahayaan di wilayah yang gelap di malam hari.

Apa Itu Teknologi Cermin Satelit di Luar Angkasa?

Reflect Orbital memanfaatkan cermin raksasa berbahan Mylar, yaitu sejenis film poliester yang terkenal akan daya tahan dan kemampuannya memantulkan cahaya. Setiap satelit akan membuka lembaran cermin berukuran 10x10 meter (33x33 kaki) di orbit rendah Bumi. Berat satu satelit sekitar 16 kg, menjadikannya lebih efisien dari sisi biaya peluncuran.

Teknologi ini didesain untuk memantulkan sinar matahari langsung ke area tertentu di permukaan Bumi, seperti pembangkit listrik tenaga surya yang membutuhkan tambahan energi saat matahari sudah terbenam, atau wilayah-wilayah terpencil yang kekurangan pencahayaan.

Startup ini percaya, jika sistem berhasil, kebutuhan energi terbarukan dapat terbantu bahkan di malam hari.

[ CARI_GAMBAR: Reflect Orbital satellite mirroring sunlight to Earth ]

Bagaimana Cara Kerja Sistem Ini?

Begitu diluncurkan ke orbit rendah, satelit buatan Reflect Orbital akan membuka cermin Mylar mereka dan secara presisi mengarahkan pantulan cahaya matahari ke lokasi target. Proses ini memerlukan komputasi dan perhitungan orbit yang cermat agar sinar tidak menyimpang. Setiap refleksi akan menghasilkan 'spot' cahaya di permukaan Bumi.

Adopsi teknologi cermin di luar angkasa bukan hal baru—pada tahun 1993, Rusia pernah melakukan eksperimen serupa bernama Znamya, namun proyek itu gagal. Kini, dengan material lebih ringan dan kontrol navigasi lebih akurat, peluang keberhasilan lebih besar.

Menurut studi di jurnal "Acta Astronautica" tahun 2022, cermin luar angkasa dapat meningkatkan efisiensi panel surya sebesar 30% ketika diarahkan di waktu senja atau malam hari (sciencedirect.com).

Potensi Manfaat dan Tantangan Energi Sinar Matahari Buatan

1. Mendukung Transisi Energi Terbarukan

Teknologi ini menawarkan tambahan sumber energi terbarukan. Jika sukses, pembangkit listrik tenaga surya bisa beroperasi lebih lama berkat pasokan sinar yang konsisten, sekaligus membantu mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

2. Solusi untuk Daerah Minim Cahaya

Wilayah terpencil atau kawasan yang sering mengalami pemadaman dapat memperoleh sumber pencahayaan baru dari sinar matahari buatan. Bayangkan daerah kutub atau daerah bencana tetap bisa beraktivitas meski malam tiba.

3. Inovasi dalam Penggunaan Satelit

Refleksi sinar matahari membuka babak baru pemanfaatan satelit, yang selama ini didominasi fungsi komunikasi dan pengamatan Bumi.

Namun, beberapa tantangan juga harus diwaspadai:

- Risiko polusi cahaya: Intensitas cahaya buatan harus diatur agar tidak mengganggu ekosistem alam dan astronomi.

- Keamanan dan kendali satelit: Sistem navigasi dan orientasi cermin harus sangat presisi agar refleksi tidak meleset.

- Ketahanan material: Lingkungan luar angkasa ekstrem, sehingga material seperti Mylar harus benar-benar tahan lama.

Pandangan Pakar dan Data Riset Terkini

Profesor John Mankins, mantan kepala program tenaga surya luar angkasa NASA, menyatakan pada space.com: "Konsep memantulkan sinar matahari dari orbit Bumi memang potensial untuk mengisi celah energi terbarukan yang selama ini menjadi tantangan, terutama di malam hari. Namun, teknologi presisi arah dan ketahanan material jadi kunci sukses."

Menurut hasil review di jurnal "Renewable and Sustainable Energy Reviews" tahun 2023, implementasi cermin luar angkasa untuk skala besar membutuhkan kolaborasi standar internasional agar efek samping, termasuk gangguan pada astronomi, bisa diminimalisasi (sciencedirect.com).

Di sisi lain, laporan ESA pada 2022 menunjukkan, teknologi cermin satelit paling mungkin diterapkan secara efisien pada pembangkit surya industri berskala besar, bukan untuk aplikasi rumah tangga (esa.int).

Masa Depan Energi dari Luar Angkasa

Dengan pertumbuhan kebutuhan listrik yang terus naik, inovasi seperti yang dikembangkan Reflect Orbital bisa menjadi game-changer dalam dunia energi terbarukan. Bayangkan jika kawasan industri dapat tetap beroperasi tanpa khawatir blackout, atau kota-kota dapat mengurangi jejak karbon secara signifikan.

Refleksi sinar matahari dari orbit rendah menjadi bukti, solusi masa depan energi tidak lagi terbatas di permukaan Bumi. Namun, tata kelola, konsensus global, hingga penelitian lanjutan wajib terus diutamakan agar teknologi ini tidak hanya canggih, tetapi juga benar-benar bermanfaat dan berkelanjutan untuk banyak orang.

Dapatkan Update Informasi Terbaru dari Kami dengan Ikuti Channel Telegram Kami VOXBLICK

×
Ramones Halo semua! Nama saya RAMONES, seorang profesional IT dengan perjalanan lebih dari satu dekade di industri ini. Saya percaya bahwa teknologi itu seharusnya mudah dipahami dan bisa memberdayakan siapa saja. Itulah mengapa saya di sini, untuk menerjemahkan hal-hal teknis yang rumit menjadi sesuatu yang lebih sederhana dan aplikatif. Selain passion di dunia digital, saya juga sangat menikmati menulis tentang eksplorasi destinasi baru dan informasi seputar kesehatan dan kebugaran. Bagi saya, kedua hobi ini melengkapi: teknologi membantu kita terhubung, dan travel serta kesehatan membantu kita hidup lebih bermakna. Harapan saya, tulisan-tulisan di website ini bisa membantu Anda menavigasi dunia IT yang dinamis, serta menginspirasi Anda untuk hidup lebih sehat dan menjelajah dunia!