Perombakan Besar Tesla: Dojo Ditutup, Fokus Baru ke Chip AI Generasi Selanjutnya

Oleh VOXBLICK

Minggu, 10 Agustus 2025 - 22.20 WIB
Perombakan Besar Tesla: Dojo Ditutup, Fokus Baru ke Chip AI Generasi Selanjutnya
Tesla hentikan proyek Dojo (Foto oleh Museums Victoria di Unsplash).
Sponsored
Sponsored

VOXBLICK.COM - Tesla baru saja membuat gebrakan besar di industri teknologi dengan menghentikan proyek superkomputer Dojo dan beralih total ke pengembangan chip AI generasi berikutnya.

Langkah ini langsung memicu banyak spekulasi di kalangan pengamat teknologi, terutama karena sejumlah insinyur kunci dan kepala proyek Dojo, Peter Bannon, memilih keluar dari Tesla untuk membangun startup baru bernama DensityAI bersama beberapa mantan koleganya.

Langkah besar ini datang di tengah persaingan ketat antara perusahaan otomotif dan teknologi yang tengah memburu supremasi dalam pengembangan kendaraan otonom dan kecerdasan buatan.

Dojo sendiri sebelumnya digadang gadang sebagai salah satu pemicu terbesar inovasi di Tesla, dengan kemampuan mengolah data dalam skala masif untuk melatih sistem autopilot dan fitur self driving.

Namun, sejak Agustus 2024, pembicaraan soal Dojo mulai meredup seiring Elon Musk mulai mempromosikan pengembangan chip AI baru dengan kode AI5 dan AI6.

Sponsored
Sponsored

Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Penutupan Dojo?

Bukan sekadar isu internal, penutupan Dojo menandai perubahan strategi besar.

Menurut laporan Bloomberg, Tesla kini memilih mengoptimalkan satu lini chip AI saja yang dikembangkan bersama mitra eksternal, ketimbang terus menggelontorkan dana ke proyek superkomputer in house yang sangat ambisius.

Elon Musk sendiri menegaskan melalui akun X pribadinya bahwa "fokus sekarang adalah menciptakan chip AI baru yang lebih efisien dan scalable, demi masa depan kendaraan otonom Tesla".

Tekanan untuk membuat chip AI lebih canggih datang dari kebutuhan Tesla akan komputasi super cepat demi melatih algoritma self driving.

Dojo dulunya dibuat supaya Tesla tidak terlalu bergantung pada vendor chip eksternal seperti NVIDIA, namun biaya dan tantangan teknis yang tinggi membuat perusahaan harus realistis.

Sumber dari TechCrunch juga menyebutkan bahwa Dojo memang sempat menjadi eksperimen yang mengesankan, tapi pada akhirnya, pengembangan chip generasi baru dianggap lebih menjanjikan secara bisnis dan teknologi.

Ke Mana Perginya Para Insinyur dan Chip Designer Tesla?

Salah satu dampak paling nyata dari penutupan Dojo adalah hengkangnya sejumlah talenta utama di bidang AI dan chip design.

Peter Bannon, yang selama ini jadi ujung tombak proyek Dojo, bersama beberapa insinyur kunci seperti Bill Chang dan Ben Floering, kini membangun startup bernama DensityAI.

Startup ini didirikan bersama Ganesh Venkataramanan, mantan kepala Dojo yang lebih dulu meninggalkan Tesla pada tahun 2023. DensityAI disebut sebut akan fokus mengembangkan solusi AI dan chip untuk industri yang lebih luas, bukan hanya otomotif.

Kehilangan banyak talenta tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi Tesla.

Namun, menurut analis dari Bernstein Research yang dikutip Reuters, langkah Tesla bisa jadi lebih strategis karena perusahaan memangkas risiko pengembangan in house yang mahal dan rawan gagal.

Sponsored
Sponsored

Dengan mengalihkan sumber daya ke pengembangan chip AI generasi baru, Tesla bisa mempercepat proses inovasi dan tetap relevan dalam persaingan teknologi global.

Tesla engineers leaving headquarters, AI chip blueprints, futuristic supercomputer lab
Foto oleh Shannon S di Unsplash

Implikasi Penutupan Dojo Bagi Industri Otomotif dan AI

Penutupan Dojo jelas bukan berita kecil.

Banyak pihak mempertanyakan apakah keputusan ini justru akan memperlambat kemajuan Tesla dalam mengembangkan mobil otonom.

Namun, jika menilik pernyataan Elon Musk dan data dari The Verge, langkah ini justru bisa mempercepat pengembangan teknologi baru, karena perusahaan bisa lebih fokus pada satu lini chip AI yang benar-benar scalable dan siap produksi massal.

Keputusan Tesla untuk berkolaborasi dengan mitra eksternal dalam pengembangan chip AI juga sejalan dengan tren di industri teknologi global.

Banyak perusahaan besar mulai menyadari bahwa membangun ekosistem hardware dari nol membutuhkan waktu dan biaya sangat besar.

Dengan mengandalkan mitra manufaktur chip yang sudah berpengalaman, Tesla bisa menjaga kecepatan inovasi tanpa harus memikul seluruh risiko sendirian.

Bagaimana Dampaknya ke Pengembangan Mobil Self Driving?

Salah satu tujuan utama proyek Dojo adalah mempercepat pelatihan data untuk sistem self driving Tesla.

Dengan penutupan Dojo, ada kekhawatiran apakah pengembangan mobil otonom Tesla bakal terhambat.

Namun, Elon Musk menegaskan bahwa chip AI generasi terbaru (AI5 dan AI6) akan punya performa jauh lebih baik dari chip sebelumnya, bahkan jika dibandingkan dengan hardware Dojo yang sempat jadi kebanggaan Tesla.

Menurut data riset dari Bloomberg, chip AI5 dan AI6 dirancang khusus untuk mendukung kebutuhan komputasi tinggi pada mobil otonom.

Chip ini dikabarkan akan diproduksi dengan teknologi manufaktur terbaru dan sudah dioptimalkan untuk machine learning serta inferensi real time di kendaraan.

Dengan begitu, Tesla tetap yakin bisa menjaga keunggulan di pasar kendaraan listrik dan self driving, bahkan tanpa Dojo.

Komentar Komunitas dan Investor

Berita ini sedikit mengguncang pasar saham Tesla, meski tak sampai memicu kepanikan besar.

Banyak investor mempertanyakan apakah penutupan Dojo akan memengaruhi valuasi perusahaan dalam jangka panjang.

Namun, analis dari Morgan Stanley menyebut keputusan ini rasional jika melihat tren efisiensi biaya dan akselerasi inovasi di sektor AI.

Komunitas teknologi juga ramai berdiskusi soal masa depan DensityAI, startup baru bentukan mantan insinyur Tesla.

Banyak yang penasaran apakah DensityAI bisa menyaingi atau justru melengkapi ekosistem AI global.

Terlepas dari itu, kepergian para talenta top dari Tesla membuktikan bahwa persaingan di sektor chip AI semakin panas dan berebut individu-individu terbaik.

Langkah Tesla yang berani menutup Dojo dan mengalihkan fokus ke chip AI generasi terbaru bukan sekadar strategi bertahan, melainkan gerakan proaktif menyambut masa depan kendaraan otonom yang lebih efisien dan scalable.

Melihat tren industri global, pengembangan in house superkomputer memang menantang dan mahal, sehingga kolaborasi dengan partner eksternal jadi jalan cerdas untuk mempercepat inovasi.

Pemain industri lain seperti NVIDIA dan Apple pun mengambil langkah serupa dengan mengandalkan produsen chip kelas dunia untuk menjaga kualitas sekaligus efisiensi produksi.

Dengan perubahan strategi ini, Tesla menegaskan komitmennya untuk tetap jadi pionir dalam teknologi AI otomotif.

Namun, siapapun yang mengikuti perkembangan ini perlu memahami bahwa perubahan besar seperti ini selalu mengandung risiko dan peluang baru.

Informasi yang disajikan dapat berubah seiring perkembangan teknologi dan strategi perusahaan.

Dapatkan Update Informasi Terbaru dari Kami dengan Ikuti Channel Telegram Kami VOXBLICK

Sponsored
Sponsored
×