Strategi Miliarder Mengelola Kekayaan Tanpa Jual Saham Rahasia Larry Ellison

Oleh VOXBLICK

Sabtu, 04 Oktober 2025 - 08.30 WIB
Strategi Miliarder Mengelola Kekayaan Tanpa Jual Saham Rahasia Larry Ellison
Larry Ellison dan strategi kekayaan (Foto oleh Tima Miroshnichenko)

VOXBLICK.COM - Dunia keuangan seringkali menyimpan rahasia-rahasia yang terasa rumit dan eksklusif bagi kalangan tertentu. Salah satu misteri yang kerap membuat banyak orang bertanya-tanya adalah bagaimana para miliarder, seperti pendiri Oracle Larry Ellison, bisa terus berbelanja properti mewah, mengakuisisi pulau pribadi, atau mendanai proyek ambisius lainnya tanpa harus menjual saham-saham perusahaan inti mereka yang bernilai triliunan rupiah. Bukankah menjual saham berarti harus membayar pajak keuntungan modal yang besar?

Fenomena ini bukan sulap, melainkan strategi manajemen kekayaan yang cerdas dan legal, yang telah lama menjadi rahasia umum di kalangan elit finansial.

Ini adalah seni memanfaatkan aset tanpa harus mengorbankan kepemilikan inti atau memicu kewajiban pajak yang tidak perlu. Mari kita bongkar rahasia di balik kemampuan Larry Ellison dan miliarder lainnya dalam mengelola kekayaan mereka tanpa menyentuh portofolio saham utamanya.

Inti dari strategi ini adalah pemanfaatan pinjaman yang dijamin dengan saham (stock-backed loans) atau jalur kredit berbasis aset (asset-backed lines of credit).

Bayangkan Anda memiliki sebuah rumah mewah yang nilainya terus meningkat. Anda membutuhkan uang tunai untuk renovasi atau investasi lain, tetapi Anda tidak ingin menjual rumah tersebut karena nilainya akan terus naik dan Anda nyaman tinggal di sana. Apa yang Anda lakukan? Anda bisa mengambil pinjaman dengan jaminan rumah tersebut, bukan?

Strategi Miliarder Mengelola Kekayaan Tanpa Jual Saham Rahasia Larry Ellison
Strategi Miliarder Mengelola Kekayaan Tanpa Jual Saham Rahasia Larry Ellison (Foto oleh ANTONI SHKRABA production)

Konsep yang sama berlaku untuk saham-saham yang dimiliki miliarder. Saham-saham seperti Oracle milik Larry Ellison, Tesla milik Elon Musk, atau Amazon milik Jeff Bezos adalah aset likuid yang nilainya sangat besar.

Daripada menjualnya dan dikenakan pajak keuntungan modal (di Indonesia dikenal sebagai PPh Final atas transaksi penjualan saham di bursa efek), mereka meminjam uang dengan menjadikan saham-saham tersebut sebagai jaminan. Uang pinjaman ini kemudian bisa digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pembelian aset baru, mendanai gaya hidup mewah, hingga investasi di perusahaan lain.

Mekanisme Pinjaman Berbasis Saham: Likuiditas Tanpa Pajak

Pinjaman berbasis saham adalah bentuk pembiayaan yang memungkinkan pemilik aset (dalam hal ini, saham) untuk mendapatkan uang tunai tanpa harus menjual aset tersebut. Ini bekerja mirip dengan hipotek rumah, namun dengan saham sebagai agunannya.

Bank atau lembaga keuangan akan menilai nilai saham yang dijaminkan dan memberikan pinjaman hingga persentase tertentu dari nilai saham tersebut (biasanya antara 40% hingga 70%, tergantung pada volatilitas saham dan profil peminjam).

Beberapa poin kunci tentang mekanisme ini:

  • Jaminan Saham: Saham-saham yang dijaminkan tetap menjadi milik peminjam. Hak suara dan potensi kenaikan nilai saham tetap menjadi milik peminjam.
  • Bunga Pinjaman: Peminjam membayar bunga atas pinjaman tersebut. Suku bunga ini seringkali lebih rendah dibandingkan pinjaman tanpa jaminan, terutama bagi individu dengan kekayaan bersih tinggi.
  • Pajak Keuntungan Modal: Kunci utamanya adalah karena ini adalah pinjaman, bukan penjualan, maka tidak ada peristiwa kena pajak keuntungan modal yang terjadi. Pajak baru akan terpicu jika saham tersebut dijual di kemudian hari.
  • Margin Call: Ini adalah risiko terbesar. Jika nilai saham yang dijaminkan turun drastis, pemberi pinjaman dapat meminta peminjam untuk menambah jaminan tunai atau saham (margin call). Jika peminjam gagal melakukannya, pemberi pinjaman berhak menjual sebagian saham untuk menutupi pinjaman, yang tentu saja akan memicu pajak keuntungan modal.

Mengapa Strategi Ini Menguntungkan Bagi Miliarder?

Ada beberapa alasan mengapa strategi ini sangat populer di kalangan ultra-kaya:

  1. Penundaan Pajak Keuntungan Modal: Ini adalah keuntungan utama. Dengan meminjam, miliarder dapat menunda pembayaran pajak atas keuntungan yang belum direalisasi. Mereka bisa terus memegang saham yang berpotensi tumbuh lebih tinggi, dan mungkin hanya membayar pajak ketika mereka memutuskan untuk menjual atau ketika mereka meninggal (di mana aturan pajak warisan mungkin berbeda).
  2. Mempertahankan Kendali dan Kepemilikan: Dengan tidak menjual saham, mereka mempertahankan hak suara dan pengaruh di perusahaan mereka. Ini krusial bagi pendiri atau eksekutif yang ingin mempertahankan visi dan kendali atas bisnis mereka.
  3. Biaya Pinjaman yang Rendah: Bank bersedia memberikan suku bunga yang lebih rendah kepada miliarder karena risiko gagal bayar mereka relatif kecil (mereka memiliki banyak aset lain) dan jaminan yang sangat likuid.
  4. Fleksibilitas untuk Diversifikasi: Uang tunai yang diperoleh dari pinjaman dapat digunakan untuk berinvestasi di aset lain yang tidak berkorelasi dengan saham utama mereka, sehingga membantu diversifikasi portofolio tanpa harus menjual aset inti.

Apakah Strategi Ini Bisa Ditiru Investor Biasa?

Mendengar strategi ini, mungkin Anda bertanya, "Bisakah saya juga melakukannya?" Jawabannya adalah, ya, tetapi dengan skala dan risiko yang jauh berbeda. Konsep pinjaman dengan jaminan aset tersedia bagi investor biasa, umumnya melalui:

  • Pinjaman Margin (Margin Loans): Ini adalah pinjaman yang diberikan oleh broker dengan jaminan saham di akun investasi Anda. Namun, pinjaman margin memiliki risiko tinggi, terutama jika pasar bergejolak. Persentase pinjaman yang diberikan lebih kecil, dan margin call bisa terjadi lebih cepat.
  • Pinjaman Portofolio: Beberapa lembaga keuangan atau bank swasta menawarkan pinjaman yang dijamin oleh portofolio investasi yang lebih luas (bukan hanya saham tunggal), tetapi ini biasanya memerlukan nilai portofolio yang signifikan dan hubungan perbankan yang kuat.

Bagi investor biasa, strategi ini memiliki risiko yang jauh lebih tinggi. Volatilitas pasar bisa dengan cepat menghapus sebagian besar nilai jaminan, memicu margin call yang sulit dipenuhi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri senantiasa mengingatkan pentingnya literasi keuangan dan kehati-hatian dalam setiap keputusan investasi maupun pembiayaan. Meminjam uang untuk berinvestasi selalu memiliki risiko tambahan, dan perlu perhitungan yang sangat matang.

Strategi miliarder seperti Larry Ellison dalam mengelola kekayaan tanpa menjual saham inti adalah contoh cerdas bagaimana elit finansial memanfaatkan struktur keuangan untuk keuntungan maksimal.

Dengan meminjam uang dengan jaminan saham, mereka mampu mengakses likuiditas, menunda kewajiban pajak, dan mempertahankan kendali atas aset-aset berharga mereka. Ini adalah strategi yang menggarisbawahi pentingnya pemahaman mendalam tentang pajak dan struktur keuangan dalam manajemen kekayaan.

Penting untuk diingat bahwa setiap keputusan finansial, termasuk strategi yang disebutkan dalam artikel ini, memiliki tingkat risiko yang melekat. Pasar keuangan bisa berfluktuasi, dan nilai investasi dapat naik atau turun.

Informasi yang disajikan di sini bertujuan untuk edukasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi atau saran keuangan profesional untuk situasi pribadi Anda.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0