Inklusivitas sebagai Jalan Baru Victoria's Secret di Industri Mode


Selasa, 02 September 2025 - 21.45 WIB
Inklusivitas sebagai Jalan Baru Victoria's Secret di Industri Mode
Victoria's Secret bertransformasi, merayakan keberagaman dan inklusi dalam standar kecantikan baru di industri fashion. Foto oleh Antoni Shkraba Studio via Pexels

VOXBLICK.COM - Victoria's Secret selama bertahun-tahun identik dengan citra glamor yang dibangun melalui model-model bertajuk "Angels". Para "Angel" ini menjadi ikon kecantikan dengan tubuh langsing ideal dan penampilan yang sangat stereotipikal.

Brand ini menjadi salah satu tolok ukur standar kecantikan di industri mode global; citra para Angels bahkan menjadi bagian dari budaya pop dan aspirasi banyak orang.

Namun, seiring perubahan sosial dan tuntutan masyarakat yang menginginkan representasi lebih luas, tekanan untuk berubah pun semakin kuat.

Kritik terhadap Standar Kecantikan Lama

Model "Angel" yang digunakan Victoria's Secret dalam waktu lama melanggengkan standar kecantikan yang sempit. Banyak pihak menilai bahwa pendekatan ini tidak mencerminkan keragaman fisik dan identitas perempuan di dunia nyata.

Kritik semakin menguat ketika publik menyoroti kurangnya representasi ras, ukuran tubuh, dan ragam identitas gender pada runway dan kampanye mereka.

Standar kecantikan yang terbatas ini tidak hanya berdampak pada persepsi publik, tetapi juga menimbulkan tekanan psikologis bagi perempuan yang merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut.

Desakan Perubahan dari Konsumen dan Industri

Gelombang tuntutan akan representasi yang lebih inklusif datang dari berbagai arah. Konsumen kini semakin sadar akan pentingnya keragaman dan merasa butuh melihat diri mereka direpresentasikan dalam merek-merek besar.

Selain itu, kehadiran kompetitor yang lebih progresif dalam menampilkan model dari berbagai latar belakang, ukuran tubuh, dan identitas gender turut menambah tekanan pada Victoria's Secret untuk berbenah.

Respons pasar dan industri menjadi penentu utama dalam mendorong perubahan pada perusahaan sebesar Victoria's Secret.

Momen Titik Balik: Pengakuan atas Keragaman

Victoria's Secret akhirnya menyadari bahwa mempertahankan standar lama tidak lagi relevan dengan dinamika zaman. Perusahaan mulai membangun strategi baru dengan memperluas definisi kecantikan dan memperlihatkan komitmen terhadap keragaman.

Proses ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan melalui evaluasi mendalam terhadap nilai-nilai merek dan ekspektasi konsumen. Perubahan ini menjadi fondasi bagi langkah-langkah berikutnya dalam transformasi brand.

Reformasi pada Pemilihan Model dan Kampanye

Langkah paling nyata dalam pergeseran ini adalah pemilihan model yang lebih beragam untuk kampanye dan runway mereka.

Victoria's Secret mulai merekrut model dari berbagai ras, etnis, ukuran tubuh, dan latar belakang yang berbeda. Tidak hanya menampilkan model dengan tubuh langsing, kini mereka juga mengikutsertakan model bertubuh lebih berisi, perempuan dari berbagai usia, dan mereka yang berasal dari komunitas minoritas.

Perubahan ini secara langsung mematahkan stigma lama bahwa kecantikan harus sesuai satu jenis tubuh atau warna kulit tertentu.

Inklusi Gender dan Identitas yang Lebih Luas

Selain keragaman fisik, Victoria's Secret juga mulai merangkul spektrum gender yang lebih luas. Model transgender dan non-biner mulai diberi ruang dalam kampanye dan runway mereka.

Kebijakan ini menegaskan komitmen perusahaan untuk tidak lagi membatasi kecantikan berdasarkan kategori tradisional.

Representasi ini membantu menciptakan ruang aman bagi lebih banyak individu untuk mengekspresikan identitas diri mereka tanpa rasa takut akan diskriminasi atau stigma.

Transformasi Narasi: Dari Fantasi ke Realita

Perubahan pada Victoria's Secret bukan hanya soal siapa yang mereka pilih untuk mengenakan produknya, tapi juga cara mereka membangun narasi brand.

Jika sebelumnya citra yang dibangun penuh fantasi dan ekspektasi tidak realistis, kini narasi yang diangkat lebih membumi. Victoria's Secret mulai mengangkat kisah nyata perempuan dari berbagai latar belakang, menyoroti kepercayaan diri, perjuangan, dan keberhasilan mereka di luar urusan fisik semata.

Narasi ini membantu membangun koneksi emosional yang lebih kuat antara brand dan konsumennya.

Strategi Bisnis Baru untuk Menyasar Segmen Lebih Luas

Transformasi Victoria's Secret juga didukung oleh strategi bisnis yang lebih inklusif. Perusahaan melakukan diversifikasi pada produk-produk mereka, menawarkan berbagai ukuran, desain, dan warna yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen global.

Mereka juga memperluas jaringan distribusi dan pemasaran untuk menjangkau komunitas yang sebelumnya terabaikan. Dengan memperhatikan kebutuhan konsumen yang semakin majemuk, Victoria's Secret berupaya tetap relevan dan kompetitif di tengah perubahan lanskap industri fashion dunia.

Respons Pasar atas Transformasi Merek

Perubahan besar yang dilakukan Victoria's Secret mendapat sambutan beragam dari pasar.

Sebagian besar konsumen memandang langkah ini sebagai kemajuan positif yang sudah lama dinantikan. Mereka merasa lebih dihargai dan direpresentasikan secara adil. Namun, tidak sedikit juga yang skeptis dan menilai perubahan ini sebagai bentuk rebranding semata tanpa komitmen nyata.

Respons pasar ini menjadi cerminan bahwa transformasi brand membutuhkan waktu dan konsistensi untuk benar-benar membangun kepercayaan konsumen.

Kolaborasi dengan Tokoh dan Aktivis

Dalam upaya memperkuat pesan inklusif, Victoria's Secret mulai berkolaborasi dengan tokoh dan aktivis yang memiliki pengaruh besar di bidang pemberdayaan perempuan dan keragaman.

Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas brand, tetapi juga memperluas jangkauan pesan inklusif ke audiens yang lebih luas. Tokoh-tokoh ini turut berperan dalam menyusun kampanye dan memberikan masukan terkait strategi pemasaran yang lebih sensitif terhadap isu-isu keragaman.

Pendidikan Internal dan Transformasi Budaya Kerja

Transformasi Victoria's Secret juga melibatkan perubahan budaya internal perusahaan.

Pelatihan dan edukasi terkait keberagaman dan inklusi diberikan kepada seluruh staf, mulai dari manajemen hingga lini produksi.

Budaya kerja yang lebih terbuka dan menghargai perbedaan menjadi pondasi penting agar perubahan yang terjadi bukan sekadar formalitas, melainkan benar-benar terinternalisasi dalam setiap aspek operasional perusahaan.

Penerimaan Global dan Tantangan Lokal

Sebagai brand global, Victoria's Secret menghadapi tantangan dalam menyesuaikan strategi inklusif mereka di berbagai negara dengan budaya dan norma yang berbeda.

Di beberapa pasar, respons terhadap perubahan ini sangat positif, sementara di tempat lain masih terjadi resistensi terhadap konsep keragaman yang diperkenalkan.

Perusahaan harus mampu menyeimbangkan nilai-nilai universal dengan kearifan lokal agar transformasi yang dilakukan tidak menimbulkan gesekan budaya.

Kontribusi terhadap Isu Sosial dan Kampanye Kesadaran

Victoria's Secret juga mulai berperan aktif dalam isu-isu sosial yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan, kesehatan mental, dan penerimaan diri.

Melalui kampanye edukasi dan donasi, mereka berupaya membangun citra sebagai brand yang peduli pada isu-isu nyata yang dihadapi perempuan di seluruh dunia. Inisiatif ini membantu memperkuat hubungan emosional antara brand dan komunitas, serta membuktikan bahwa transformasi yang dilakukan tidak hanya terjadi di permukaan.

Digitalisasi dan Pendekatan Modern dalam Pemasaran

Perubahan strategi pemasaran juga terjadi melalui pemanfaatan platform digital.

Victoria's Secret mulai aktif menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan inklusif dan memberdayakan komunitas online yang beragam. Konten yang dihasilkan lebih autentik dan melibatkan konsumen secara langsung, sehingga terbangun dialog dua arah yang lebih sehat antara brand dan audiens.

Pendekatan ini memungkinkan Victoria's Secret untuk lebih responsif terhadap tren dan isu sosial yang berkembang di masyarakat.

Evaluasi Keberhasilan dan Indikator Transformasi

Keberhasilan transformasi Victoria's Secret diukur melalui sejumlah indikator seperti pertumbuhan penjualan, keterlibatan konsumen di media sosial, serta persepsi publik terhadap brand. Survei dan riset pasar dilakukan secara berkala untuk memantau efektivitas strategi inklusif yang diterapkan.

Hasil evaluasi ini menjadi dasar pengambilan keputusan untuk strategi selanjutnya, memastikan bahwa perubahan yang dilakukan tetap relevan dan berkelanjutan.

Menghadapi Tantangan dan Kritik Baru

Transformasi Victoria's Secret tentu tidak lepas dari tantangan. Beberapa pihak masih meragukan keaslian niat baik brand, sementara yang lain menilai perubahan ini sudah terlambat.

Perusahaan terus berupaya membuktikan komitmen melalui aksi nyata dan keterbukaan terhadap kritik konstruktif. Tantangan terbesar tetap pada konsistensi dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan sosial yang terus berlangsung.

Refleksi atas Peran Victoria's Secret dalam Industri Fashion

Perjalanan Victoria's Secret dari simbol fantasi menuju representasi yang lebih inklusif menandai perubahan penting dalam industri fashion.

Brand ini tidak hanya mencerminkan perubahan standar kecantikan, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk budaya penerimaan dan penghargaan atas keberagaman.

Transformasi ini menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk tidak ragu dalam melakukan inovasi dan merangkul nilai-nilai baru yang lebih progresif.

Masa Depan Victoria's Secret: Menuju Standar Baru

Dengan komitmen pada inklusi dan keragaman, Victoria's Secret kini berupaya menetapkan standar baru dalam industri fashion.

Perusahaan terus menggali cara untuk meningkatkan keterlibatan komunitas, memperluas kolaborasi, dan memperdalam pemahaman akan kebutuhan konsumen yang dinamis.

Masa depan brand ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk tetap relevan dan percaya diri dalam menghadapi perubahan zaman.

Transformasi Victoria's Secret dari brand yang identik dengan satu standar kecantikan menuju merek yang merayakan keberagaman menjadi salah satu perjalanan perubahan paling signifikan dalam industri fashion.

Langkah-langkah reformasi yang dilakukan, mulai dari pemilihan model, narasi kampanye, hingga transformasi internal, menjadi bukti nyata bahwa perusahaan besar pun mampu berubah dengan mengikuti tuntutan zaman. Perjalanan ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus mendorong representasi yang adil dan inklusif di seluruh lini kehidupan.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0