Dua Tahun Larangan HP di Sekolah Australia: Bikin Ribut Atau Malah Fokus?

Oleh VOXBLICK

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12.15 WIB
Dua Tahun Larangan HP di Sekolah Australia: Bikin Ribut Atau Malah Fokus?
Dampak larangan HP sekolah (Foto oleh Andy Barbour)

VOXBLICK.COM - Dua tahun sudah kebijakan larangan penggunaan ponsel diterapkan di sekolah-sekolah Australia, dan hasilnya? Ternyata masih bikin pro dan kontra. Sejak larangan ini mulai digulirkan, tujuannya jelas: mengurangi gangguan di kelas, meningkatkan fokus belajar, dan mendorong interaksi tatap muka antar siswa. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul juga keluhan soal konflik baru dan tantangan yang tidak terduga.

Pemerintah di berbagai negara bagian Australia, seperti New South Wales (NSW), Victoria, dan Queensland, secara bertahap memberlakukan aturan ini. Kebanyakan sekolah mengadopsi model "ponsel di loker" atau "ponsel dikumpulkan" selama jam pelajaran.

Ide utamanya sederhana: jika ponsel tidak terlihat dan tidak bisa diakses, siswa akan lebih fokus pada pelajaran dan lingkungan sekitar mereka. Awalnya, banyak yang optimis bahwa ini akan menjadi solusi efektif untuk masalah kecanduan gawai dan cyberbullying di lingkungan sekolah.

Dua Tahun Larangan HP di Sekolah Australia: Bikin Ribut Atau Malah Fokus?
Dua Tahun Larangan HP di Sekolah Australia: Bikin Ribut Atau Malah Fokus? (Foto oleh cottonbro studio)

Fokus Belajar Meningkat dan Interaksi Sosial Membaik?

Salah satu klaim terbesar dari pendukung larangan HP di sekolah adalah peningkatan kualitas belajar. Laporan awal dari beberapa sekolah di NSW, misalnya, menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi siswa di kelas.

Guru-guru melaporkan bahwa lebih sedikit siswa yang terdistraksi oleh notifikasi atau keinginan untuk mengecek media sosial.

  • Konsentrasi yang Lebih Baik: Tanpa godaan ponsel, siswa cenderung lebih aktif mendengarkan penjelasan guru dan berpartisipasi dalam diskusi. Sebuah survei internal di beberapa sekolah menengah di Victoria bahkan mencatat bahwa 70% guru merasa suasana kelas menjadi lebih tenang dan produktif.
  • Interaksi Sosial yang Hidup: Di luar kelas, pemandangan siswa yang menunduk melihat layar ponsel saat istirahat mulai berkurang. Kini, lebih banyak siswa yang terlihat berbincang, bermain, atau beraktivitas fisik bersama. Ini mendorong pengembangan keterampilan sosial dan mengurangi rasa kesepian akibat isolasi digital.
  • Penurunan Insiden Cyberbullying: Dengan terbatasnya akses ke media sosial selama jam sekolah, beberapa sekolah melaporkan penurunan insiden cyberbullying atau drama online yang seringkali berawal dari grup chat atau postingan media sosial.

Menurut Sarah Thompson, kepala sekolah di sebuah SMA di Sydney, "Kami melihat perubahan yang signifikan. Siswa-siswa kami sekarang lebih banyak berinteraksi secara langsung, tertawa bersama di kantin, dan bahkan lebih fokus saat di kelas.

Ini adalah langkah yang sangat positif untuk lingkungan belajar mereka."

Sisi Lain: Konflik Baru dan Dilema Komunikasi Orang Tua

Namun, tidak semua berjalan mulus. Penerapan larangan penggunaan ponsel ini juga memicu sejumlah tantangan dan konflik.

Beberapa siswa merasa privasi mereka dilanggar, sementara orang tua khawatir akan kesulitan berkomunikasi dengan anak-anak mereka dalam situasi darurat.

  • Kekhawatiran Orang Tua: Isu komunikasi darurat menjadi salah satu poin utama. Orang tua ingin bisa menghubungi anak mereka kapan saja, terutama jika ada keadaan mendesak seperti sakit atau kecelakaan. Meskipun sekolah menyediakan jalur komunikasi alternatif (misalnya melalui kantor sekolah), banyak yang merasa tidak secepat dan semudah menghubungi langsung ponsel anak.
  • Penolakan dari Siswa: Beberapa siswa merasa larangan ini terlalu ketat dan tidak adil. Mereka berpendapat bahwa ponsel adalah alat penting untuk belajar (misalnya untuk riset cepat) dan juga untuk menjaga hubungan sosial di luar sekolah. Munculnya "ponsel rahasia" atau penggunaan perangkat lain yang tidak terdeteksi menjadi tantangan bagi pihak sekolah.
  • Beban Tambahan bagi Guru: Penegakan aturan larangan HP di sekolah seringkali jatuh ke tangan guru. Ini menambah beban kerja mereka, karena harus terus-menerus memantau dan menegur siswa yang melanggar. Beberapa guru melaporkan adanya peningkatan konflik kecil dengan siswa terkait penyitaan ponsel.
  • Kesenjangan Digital: Bagi beberapa siswa, ponsel bukan hanya alat hiburan, tetapi juga satu-satunya akses ke internet atau perangkat komputasi di rumah. Kebijakan larangan ini perlu mempertimbangkan dampak pada siswa yang mungkin menggunakan ponsel untuk tugas sekolah di luar jam pelajaran.

"Saya mengerti niat baiknya, tapi saya selalu khawatir jika terjadi sesuatu pada anak saya dan saya tidak bisa menghubunginya," ujar Maria, seorang ibu dari siswa kelas 9. "Rasanya seperti kehilangan kontrol saat mereka di sekolah."

Variasi Implementasi dan Masa Depan Kebijakan

Tidak semua sekolah menerapkan larangan ponsel dengan cara yang sama.

Beberapa sekolah mungkin mengharuskan siswa menyimpan ponsel di loker yang terkunci, sementara yang lain meminta siswa menyerahkan ponsel mereka ke kantor sekolah di pagi hari dan mengambilnya kembali saat pulang. Ada juga yang membolehkan penggunaan ponsel di luar jam pelajaran, seperti saat istirahat makan siang, namun melarangnya sepenuhnya di kelas.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa kebijakan larangan HP di sekolah Australia masih dalam tahap evolusi.

Pemerintah negara bagian dan dewan sekolah terus mengevaluasi dampak kebijakan ini, mempertimbangkan umpan balik dari siswa, orang tua, dan staf pengajar. Debat tentang keseimbangan antara manfaat fokus belajar dan tantangan praktis komunikasi serta kemandirian siswa masih akan terus berlangsung.

Masa depan larangan ponsel ini kemungkinan akan melibatkan penyesuaian. Mungkin akan ada kebijakan yang lebih fleksibel, atau teknologi yang memungkinkan komunikasi darurat tanpa mengganggu fokus di kelas.

Yang jelas, tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan belajar yang optimal sambil tetap memperhatikan kebutuhan dan keamanan semua pihak.

Pada akhirnya, dua tahun setelah kebijakan larangan penggunaan ponsel diterapkan, jelas bahwa ini adalah isu yang kompleks.

Ada manfaat nyata dalam meningkatkan fokus belajar dan interaksi sosial, namun juga ada tantangan signifikan terkait komunikasi dan penegakan aturan. Sekolah-sekolah dan pemerintah Australia terus mencari titik keseimbangan terbaik, memastikan bahwa kebijakan ini benar-benar mendukung perkembangan siswa di era digital yang serba cepat ini.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0