Jejak Pedagang India Tiongkok Membangun Jaringan Maritim Nusantara Abad 7-14

Oleh VOXBLICK

Rabu, 15 Oktober 2025 - 02.35 WIB
Jejak Pedagang India Tiongkok Membangun Jaringan Maritim Nusantara Abad 7-14
Pedagang Asia bentuk ekonomi maritim (Foto oleh Tom Fisk)

VOXBLICK.COM - Jejak pedagang India dan Tiongkok membentang melintasi perairan Nusantara, menorehkan kisah epik yang membentuk jaringan ekonomi maritim dari abad ke-7 hingga ke-14. Dalam kurun waktu yang panjang ini, pelayaran, pertukaran barang, serta interaksi budaya antara dua peradaban besar itu dengan kerajaan-kerajaan di Kepulauan Indonesia telah menciptakan dinamika baru dalam sejarah Asia Tenggara. Mereka bukan sekadar pedagang, melainkan agen perubahan yang membawa inovasi, agama, dan senimenghubungkan dunia Timur dengan dunia Barat melalui jalur laut yang kaya akan peluang.

Dunia sejarah mencatat bagaimana Samudra Hindia dan Laut Tiongkok Selatan menjadi panggung utama pertemuan para pelaut, saudagar, dan penjelajah. Tak hanya rempah-rempah yang berpindah tangan, melainkan pula gagasan dan teknologi.

Dari pelabuhan-pelabuhan strategis seperti Sriwijaya, Kedatuan Melayu, hingga Kerajaan Majapahit, geliat perdagangan di Nusantara menggema hingga ke istana-istana di Delhi dan Guangzhou, menorehkan jejak luar biasa bagi peradaban maritim dunia.

Jejak Pedagang India Tiongkok Membangun Jaringan Maritim Nusantara Abad 7-14
Jejak Pedagang India Tiongkok Membangun Jaringan Maritim Nusantara Abad 7-14 (Foto oleh 女子 正真)

Jejak Awal: Perdagangan dan Diplomasi Abad ke-7

Pada abad ke-7, Sriwijaya muncul sebagai kekuatan maritim yang strategis di jalur pelayaran antara India dan Tiongkok. Menurut Encyclopedia Britannica, kerajaan ini mengendalikan lalu lintas perdagangan di Selat Malaka, menghubungkan pedagang India yang membawa kain, logam, serta rempah, dengan pedagang Tiongkok yang mencari kayu gaharu, kapur barus, dan hasil bumi tropis lainnya. Catatan perjalanan I-Tsing (Yi Jing), biksu Tiongkok yang singgah di Sriwijaya pada tahun 671, menegaskan betapa ramainya pelabuhan-pelabuhan di Sumatra sebagai pusat pembelajaran dan perdagangan internasional.

Jaringan Maritim dan Inovasi Teknologi

Jaringan maritim Nusantara berkembang pesat berkat inovasi dalam teknologi perkapalan dan navigasi. Pedagang India memperkenalkan sistem perahu bercadik dan kapal besar yang mampu menempuh jarak jauh.

Sementara, pelaut Tiongkok membawa teknik pembuatan kapal jung dan kompas magnetik yang memudahkan pelayaran lintas samudra. Kolaborasi kedua bangsa ini mendorong munculnya pelabuhan kosmopolitan di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan, yang kemudian menjadi simpul penting dalam maritime silk road.

  • Kain dan logam dari India menjadi komoditas utama yang diminati di pasar-pasar Nusantara.
  • Keramik, sutra, dan barang pecah belah Tiongkok mendominasi perdagangan barang mewah.
  • Rempah-rempah seperti pala, cengkeh, dan lada dari Maluku menjadi incaran utama dunia.

Transformasi Budaya: Agama, Bahasa, dan Seni

Tak hanya barang, para pedagang juga membawa gagasan dan kepercayaan baru. Bukti arkeologis menunjukkan pengaruh India dalam bentuk candi-candi Hindu-Buddha di Jawa dan Sumatra, seperti Candi Borobudur dan Prambanan.

Di sisi lain, masuknya pengaruh Tiongkok terlihat dalam seni keramik, teknik irigasi, hingga penggunaan aksara Tionghoa dalam beberapa artefak kuno. Interaksi ini menciptakan masyarakat pesisir yang multikultural, di mana bahasa Sanskerta, Tamil, dan Han bercampur dengan bahasa lokal, membentuk identitas maritim Nusantara yang unik.

Dinamika Politik dan Ekonomi: Dari Sriwijaya ke Majapahit

Ketika Sriwijaya melemah pada abad ke-13 akibat serangan Chola dari India Selatan, pusat perdagangan bergeser ke Jawa di bawah kekuasaan Majapahit.

Kerajaan ini meneruskan tradisi maritim dan memperluas pengaruhnya hingga meliputi sebagian besar Asia Tenggara. Dinasti Yuan Tiongkok di bawah Kublai Khan bahkan pernah mengirim ekspedisi ke Jawa pada tahun 1293, menandakan betapa pentingnya jaringan perdagangan Nusantara di mata kekuatan dunia.

Menurut sumber sejarah, seperti arsip resmi Majapahit, para pedagang asing diberi ruang khusus di pelabuhan-pelabuhan utama. Komunitas India dan Tiongkok tumbuh subur, membangun kuil, klenteng, dan kawasan pecinan yang hingga kini masih dapat ditemukan di beberapa kota pelabuhan di Indonesia.

Jejak Tak Terhapuskan dalam Sejarah Nusantara

Jaringan maritim yang dibangun oleh pedagang India dan Tiongkok selama berabad-abad telah meninggalkan warisan tak ternilai.

Dari pola perdagangan, akulturasi budaya, hingga kemajuan teknologi, semua menjadi fondasi penting bagi identitas Nusantara sebagai kawasan pesisir yang terbuka dan dinamis. Kisah-kisah para saudagar, pelaut, dan penjelajah ini bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan penanda bahwa keberagaman dan keterbukaan adalah kekuatan utama dalam membangun peradaban.

Melihat kembali perjalanan panjang ini, kita diajak untuk merenungkan betapa pentingnya jalinan antarbangsa dan keterbukaan terhadap perbedaan dalam membentuk sejarah.

Setiap pertemuan, pertukaran, dan inovasi yang terjadi di pelabuhan-pelabuhan Nusantara telah membuktikan bahwa kemajuan hanya dapat dicapai melalui kolaborasi dan saling pengertian. Dengan menghargai jejak sejarah maritim ini, kita dapat memupuk semangat persatuan, toleransi, dan inovasi untuk menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0