Mengungkap Kembali Kemegahan Candi Prambanan Melalui Drone dan Fotogrametri Digital

Oleh VOXBLICK

Senin, 13 Oktober 2025 - 00.05 WIB
Mengungkap Kembali Kemegahan Candi Prambanan Melalui Drone dan Fotogrametri Digital
Prambanan direkonstruksi digital drone (Foto oleh Jonathan Borba)

VOXBLICK.COM - Sejarah manusia selalu diwarnai oleh upaya memahami masa lalu, tak hanya dengan kata-kata atau catatan, tetapi juga melalui warisan fisik yang bertahan melintasi zaman. Salah satu mahakarya agung yang berdiri megah di Nusantara adalah Candi Prambanan, simbol kejayaan kerajaan Hindu Mataram abad ke-9 Masehi. Namun, waktu dan alam telah menguji ketangguhan Prambanan. Kisah pelestarian arsitektur candi ini kini memasuki babak baru berkat kemajuan teknologi drone dan fotogrametri digital, yang membuka jalan bagi rekonstruksi digital menakjubkan dan pemahaman mendalam mengenai struktur dan sejarahnya.

Prambanan: Jejak Sejarah dan Tantangan Pelestarian

Tercatat dalam Encyclopedia Britannica, Candi Prambanan dibangun sekitar tahun 850 M di masa pemerintahan Rakai Pikatan. Kompleks ini terdiri dari lebih dari 200 candi, dengan Candi Siwa sebagai pusatnya yang menjulang setinggi 47 meter. Prambanan pernah dilanda gempa bumi besar pada abad ke-16, yang meruntuhkan banyak bangunan dan mengubur sebagian ornamen reliefnya dalam reruntuhan. Upaya restorasi modern mulai intensif pada awal abad ke-20, namun tantangan baru muncul: bagaimana melestarikan dan merekonstruksi detil arsitektur yang sudah lapuk atau hilang, tanpa merusak keaslian situs?

Di sinilah teknologi modern memainkan peran penting.

Drone dan fotogrametri digital menawarkan perspektif baru, memungkinkan para arkeolog, sejarawan, dan pelestari warisan budaya untuk mengungkap kembali kemegahan Prambanan dengan presisi yang tak terbayangkan sebelumnya.

Mengungkap Kembali Kemegahan Candi Prambanan Melalui Drone dan Fotogrametri Digital
Mengungkap Kembali Kemegahan Candi Prambanan Melalui Drone dan Fotogrametri Digital (Foto oleh J.D. Books)

Drone dan Fotogrametri: Membuka Lembar Baru Rekonstruksi Digital

Prinsip fotogrametri sebenarnya telah dikenal sejak akhir abad ke-19, namun baru pada dekade terbaru metode ini mencapai potensi penuhnya berkat pesatnya perkembangan drone.

Dengan sensor kamera resolusi tinggi, drone bisa terbang rendah dan menjangkau area yang sulit diakses, mengambil ribuan foto dari berbagai sudut. Foto-foto tersebut kemudian diproses menggunakan perangkat lunak khusus untuk menghasilkan model tiga dimensi yang sangat akurat, memungkinkan:

  • Pemetaan detail permukaan candi, termasuk ukiran dan relief yang sebelumnya sulit didokumentasikan
  • Analisis kerusakan mikro, retakan, dan perubahan struktur secara periodik
  • Rekonstruksi bagian candi yang hilang berdasarkan data historis dan model digital
  • Pemantauan dampak lingkungan dan aktivitas manusia di sekitar situs

Menurut laporan ScienceDirect (2021), penggunaan drone mempercepat proses dokumentasi hingga 10 kali lipat dibanding metode konvensional, dan menghasilkan data spasial yang dapat diakses oleh peneliti dari seluruh dunia tanpa harus mengunjungi lokasi fisik.

Menghidupkan Kembali Warisan untuk Generasi Mendatang

Hasil rekonstruksi digital Candi Prambanan tidak hanya menjadi aset penting bagi pelestarian fisik, tetapi juga membuka peluang baru dalam dunia edukasi dan pariwisata.

Model 3D interaktif dapat diintegrasikan ke dalam aplikasi virtual reality (VR) atau augmented reality (AR), sehingga masyarakat luas, termasuk pelajar dan peneliti, dapat menjelajahi candi secara virtual. Inovasi ini semakin relevan di tengah keterbatasan akses fisik akibat faktor cuaca, bencana alam, atau pandemi.

Selain itu, dokumentasi digital menjadi referensi utama jika suatu saat terjadi kerusakan besar akibat bencana.

Data hasil fotogrametri dapat digunakan untuk merekonstruksi ulang bagian yang rusak dengan tingkat akurasi tinggi, menjaga keaslian dan integritas sejarah situs.

Belajar dari Masa Lalu, Menghargai Warisan Bersama

Perjalanan Prambanan dari kejayaan, kehancuran, hingga kebangkitan ulang melalui teknologi modern adalah cerminan bagaimana sejarah dan inovasi saling berkelindan.

Melalui drone dan fotogrametri, generasi masa kini dan mendatang diberi kesempatan untuk melihat, memahami, dan merawat warisan leluhur dengan cara yang lebih canggih tanpa mengurangi nilai historisnya. Kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap langkah pelestarian adalah wujud penghargaan terhadap perjalanan waktubahwa kemegahan masa lalu bukan sekadar untuk dikenang, melainkan untuk diwariskan dalam bentuk yang terus hidup dan relevan dengan zaman.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0