Perempuan Pekerja dalam Iklan Cetak Indonesia Era 1970-an

Oleh VOXBLICK

Senin, 13 Oktober 2025 - 01.45 WIB
Perempuan Pekerja dalam Iklan Cetak Indonesia Era 1970-an
Perempuan pekerja era 1970-an (Foto oleh MART PRODUCTION)

VOXBLICK.COM - Dunia sejarah penuh dengan kisah menarik, konflik, dan transformasi yang membentuk peradaban kita dari peristiwa besar, tokoh penting, hingga inovasi yang mengubah dunia. Salah satu babak yang patut disorot adalah perjalanan representasi perempuan pekerja dalam iklan cetak Indonesia pada era 1970-an. Tahun-tahun ini menjadi saksi perubahan sosial yang signifikan, di mana narasi tentang perempuan bekerja perlahan menembus dinding-dinding konvensi budaya dan media massa memainkan peran besar dalam menggambarkan lanskap itu.

Pada dekade 1970-an, Indonesia sedang berada dalam masa pembangunan nasional di bawah rezim Orde Baru. Modernisasi ekonomi dan sosial membawa perempuan keluar dari sekadar peran domestik.

Iklan-iklan di surat kabar dan majalah pun mulai menampilkan sosok perempuan pekerja, meski sering kali melalui lensa tertentu yang sarat makna dan simbolisme.

Transformasi Peran Perempuan dalam Media Cetak

Analisis terhadap iklan cetak tahun 1970-an menunjukkan adanya pergeseran dari gambaran perempuan sebagai ibu rumah tangga ideal menjadi figur yang berkontribusi di ruang publik.

Majalah seperti Sunda, Panjebar Semangat, Femina, dan Gadis tidak hanya memuat cerita inspiratif, tetapi juga iklan produk yang menampilkan perempuan profesional: sekretaris, guru, perawat, bahkan pengusaha kecil.

Perempuan Pekerja dalam Iklan Cetak Indonesia Era 1970-an
Perempuan Pekerja dalam Iklan Cetak Indonesia Era 1970-an (Foto oleh Collis)

Penting dicatat, penampilan para perempuan dalam iklan cetak tidak serta-merta lepas dari norma budaya. Sering kali, busana yang mereka kenakan menjadi penanda status sekaligus batasan: blus rapi, rok selutut, dan rambut yang teratur.

Penampilan ini tidak hanya menawarkan citra profesional, tetapi juga tetap menegaskan nilai-nilai kesopanan yang dijunjung tinggi pada masa itu.

Busana dan Simbolisme: Antara Modernitas dan Tradisi

Pakaian adalah bahasa visual yang kuat dalam narasi sejarah.

Dalam iklan-iklan cetak Indonesia tahun 1970-an, busana kerja perempuan memperlihatkan keseimbangan antara modernitasdengan gaya Eropa atau Amerika yang sederhana dan praktisdan tradisi, melalui pemilihan motif batik atau kebaya modifikasi.

  • Blus dan rok selutut: Melambangkan profesionalisme sekaligus menjaga norma kesopanan.
  • Kebaya modern: Memadukan identitas nasional dengan kebutuhan zaman baru.
  • Seragam profesi: Perawat, guru, atau pramugari sering digambarkan dengan seragam khusus yang menonjolkan kebanggaan pada profesi.

Menurut studi oleh Tineke Hellwig dalam Encyclopedia Britannica, penggambaran perempuan dalam media Indonesia pada masa itu merupakan refleksi dari upaya negara mengarahkan peran perempuan: aktif di ruang publik, namun tetap dalam batasan moral dan budaya. Hal ini tampak dalam pilihan busana dan narasi iklan yang sering menekankan keseimbangan antara karier dan keluarga.

Narasi Sosial: Antara Emansipasi dan Stereotipe

Iklan cetak tidak hanya menjual produk, tetapi juga menjual ide dan nilai-nilai sosial. Perempuan pekerja digambarkan sebagai individu yang cekatan, setia kepada keluarga, dan tetap menjaga kelembutan. Namun, stereotipe lama tak sepenuhnya lepas.

Ada kecenderungan bahwa perempuan pekerja yang sukses tetap diharapkan tidak melupakan tugas domestik, sebagaimana tampak dalam iklan sabun, deterjen, atau alat rumah tangga yang menampilkan perempuan berbusana kerja namun tetap tersenyum saat mencuci piring di rumah.

Transformasi ini memang tidak terjadi dalam sekejap. Peran media cetak sebagai cermin sekaligus agen perubahan sosial menempatkan perempuan pekerja dalam posisi dilematis: antara tuntutan modernitas dan kendali tradisi.

Namun, perlahan, gambaran perempuan yang mandiri, berpendidikan, dan produktif mulai mendapat tempat, membuka jalan bagi generasi berikutnya.

Jejak yang Tertinggal dan Inspirasi Masa Kini

Melihat kembali iklan cetak Indonesia era 1970-an, kita dapat menelusuri jejak perubahan sosial dan peran perempuan dalam dunia kerja.

Representasi perempuan pekerja dalam media merupakan refleksi dari dinamika masyarakat, serta menjadi penanda penting dalam perjalanan menuju kesetaraan gender di Indonesia.

Penting bagi kita untuk mengambil pelajaran dari sejarah inibagaimana perubahan perlahan terjadi berkat keberanian dan ketekunan perempuan-perempuan terdahulu, serta bagaimana media bisa menjadi kekuatan yang membentuk persepsi dan membuka peluang.

Dengan memahami perjalanan waktu, kita diajak untuk terus menghargai keberagaman peran, memperjuangkan kesempatan yang setara, dan menumbuhkan empati terhadap setiap kisah di balik transformasi masyarakat.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0