Self-Care Sehat: Memahami Perbedaan Merawat Diri dan Mementingkan Diri Sendiri

VOXBLICK.COM - Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, penting sekali untuk mengenal konsep self-care yang benar dan sehat. Banyak orang masih salah kaprah menganggap self-care sebagai bentuk egoisme atau mementingkan diri sendiri. Padahal, self-care yang tepat justru merupakan fondasi utama untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan sosial.
Apa Itu Self-Care dan Mengapa Penting?
Self-care adalah tindakan sadar untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan mental demi menjaga kesejahteraan secara menyeluruh. Menurut Dr. Theresa Wiseman, pakar kesehatan mental, self-care bukan sekadar memanjakan diri, tetapi sebuah kebutuhan dasar agar kita bisa berfungsi optimal dalam kehidupan sehari-hari (Wiseman, 2018).
Sering kali kita menunda self-care karena merasa harus selalu produktif, hingga akhirnya mengalami kelelahan mental atau burnout.
Data dari American Psychological Association pada 2022 menunjukkan bahwa 75% orang dewasa mengalami stres berkepanjangan akibat kurangnya waktu untuk merawat diri sendiri.
Ini mempertegas bahwa self-care bukan kemewahan, melainkan keharusan.
Membedakan Self-Care dan Mementingkan Diri Sendiri
Meski keduanya terdengar mirip, self-care dan mementingkan diri sendiri (selfishness) memiliki perbedaan mendasar. Self-care berfokus pada pemenuhan kebutuhan pribadi dengan tetap menghormati dan menjaga hubungan sosial. Sedangkan mementingkan diri sendiri cenderung mengabaikan hak dan perasaan orang lain demi keuntungan pribadi.
Menurut sebuah studi di Journal of Social Psychology (2020), self-care yang sehat melibatkan keseimbangan antara kebutuhan individu dan tanggung jawab sosial. Contohnya, seseorang mungkin memilih untuk beristirahat dan meditasi agar tetap tenang saat menghadapi tekanan kerja, tanpa mengabaikan komunikasi dengan keluarga atau kolega.
Praktik Self-Care yang Sehat dan Berkelanjutan
Menjalani self-care tidak harus rumit. Berikut beberapa contoh sederhana yang bisa kamu terapkan tanpa merasa egois:
1. Berhenti sejenak dari gadget untuk memberi ruang bagi pikiran dan mengurangi stres digital.
2. Menjaga pola makan dan tidur yang cukup sehingga tubuh dan otak mendapat energi optimal.
3. Mengatur batasan waktu kerja agar tidak terbawa lembur terus-menerus.
4. Mengungkapkan perasaan melalui jurnal atau berbicara dengan orang terpercaya.
5. Melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau yoga untuk mengurangi ketegangan.

Peran Dukungan Sosial dalam Self-Care
Self-care bukan berarti menarik diri dari lingkungan sosial. Sebaliknya, dukungan sosial membantu memperkuat kesejahteraan mental. Penelitian oleh University of California (2019) mengungkap bahwa interaksi positif dengan keluarga dan teman dapat meningkatkan efektivitas self-care dalam mengurangi risiko depresi dan kecemasan.
Maka dari itu, penting untuk tetap menjaga komunikasi terbuka dan saling mendukung satu sama lain, sambil menjalankan self-care secara konsisten.
Membangun Mindset Sehat Tentang Self-Care
Mengubah paradigma bahwa self-care itu egois perlu dilakukan bersama-sama. Mulailah dengan memberi izin pada diri sendiri untuk beristirahat dan merawat kebutuhan pribadi tanpa rasa bersalah. Ingat bahwa dengan menjaga diri, kamu juga memberi kesempatan bagi orang di sekitarmu untuk mendapatkan versi terbaik dari dirimu.
Ahli psikologi Kristin Neff juga menekankan pentingnya self-compassion sebagai bagian dari self-care, yaitu bersikap lembut pada diri sendiri saat menghadapi kegagalan atau tekanan (Neff, 2011).
Maka, membangun kebiasaan self-care yang sehat akan membawa dampak positif jangka panjang, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk lingkungan sosial.
Dengan memahami betul perbedaan self-care dan mementingkan diri sendiri, kamu bisa menjalani hidup lebih seimbang dan berkualitas. Jadi, yuk mulai sisihkan waktu untuk merawat dirimu dengan penuh cinta dan kesadaran, bukan rasa bersalah.
Dapatkan Update Informasi Terbaru dari Kami dengan Ikuti Channel Telegram Kami VOXBLICK