VAR: Revolusi Sepak Bola yang Membelah Dunia, Pahlawan Keadilan atau Perusak Drama Lapangan Hijau?

Oleh Andre NBS

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 19.15 WIB
VAR: Revolusi Sepak Bola yang Membelah Dunia, Pahlawan Keadilan atau Perusak Drama Lapangan Hijau?
Kontroversi Teknologi VAR Sepak Bola (Foto oleh Thiago Rocha di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Jaring bergetar, stadion meledak dalam riuh sorak-sorai, dan para pemain berlari ke sudut lapangan dalam selebrasi liar. Namun, di tengah euforia, sebuah gerakan tangan wasit ke telinga menghentikan segalanya. Musik berhenti, napas tertahan.

Puluhan ribu pasang mata kini tertuju pada satu orang yang menatap layar monitor di pinggir lapangan. Inilah drama baru dalam sepak bola modern, sebuah jeda tegang yang dipersembahkan oleh Video Assistant Referee, atau yang lebih dikenal sebagai VAR.

Teknologi ini hadir dengan janji keadilan mutlak, namun kehadirannya justru membelah sepak bola dunia menjadi dua kubu: mereka yang melihatnya sebagai pahlawan yang menegakkan kebenaran dan mereka yang menganggapnya sebagai perusak jiwa dan spontanitas permainan.

Sejarah VAR: Dari Ide Gila Menjadi Kenyataan di Lapangan Hijau

Jauh sebelum menjadi topik perdebatan di Premier League atau Liga Champions, gagasan penggunaan video untuk membantu wasit sepak bola sudah lama didiskusikan. Namun, langkah konkret pertama datang dari proyek 'Refereeing 2.0' yang digagas oleh Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda (KNVB) pada awal 2010-an.

Mereka melihat potensi besar teknologi sepak bola untuk mengurangi kesalahan fatal yang bisa mengubah nasib sebuah tim.

Setelah serangkaian uji coba offline, simulasi, dan presentasi yang meyakinkan, badan pembuat aturan sepak bola dunia, The International Football Association Board (IFAB), akhirnya memberikan lampu hijau untuk uji coba langsung pada tahun 2016. Sejarah VAR mencatat momen pentingnya saat pertama kali digunakan secara resmi dalam pertandingan persahabatan internasional antara Italia dan Prancis pada September 2016. Sejak saat itu, adopsinya menyebar dengan cepat.

A-League Australia menjadi liga profesional pertama yang menggunakan sistem VAR secara penuh pada 2017, diikuti oleh liga-liga besar lainnya. Puncaknya adalah ketika FIFA memutuskan untuk mengimplementasikan VAR di Piala Dunia 2018 di Rusia, sebuah panggung yang mengukuhkan status teknologi ini sebagai bagian tak terpisahkan dari sepak bola modern.

Keputusan wasit kini tidak lagi final tanpa melalui lapisan verifikasi digital, sebuah perubahan fundamental dalam 150 tahun sejarah permainan.

Bagaimana Sebenarnya Cara Kerja VAR? Membedah Ruang Operasi Sepak Bola

Bagi penonton, proses VAR seringkali terlihat misterius. Namun, di balik layar, terdapat sebuah sistem yang terkoordinasi dengan presisi tinggi di dalam sebuah ruangan yang disebut Video Operation Room (VOR).

Ruangan ini adalah pusat saraf dari seluruh operasi VAR. Di dalamnya, sebuah tim bekerja untuk memantau jalannya pertandingan dari berbagai sudut kamera.

Tim di Balik Layar

Tim di VOR umumnya terdiri dari tiga peran kunci. Pertama adalah wasit VAR utama, yang merupakan wasit aktif atau mantan wasit berpengalaman. Ia memimpin proses review pertandingan dan berkomunikasi langsung dengan wasit di lapangan.

Ia dibantu oleh seorang Asisten VAR (AVAR) yang bertugas terus memantau siaran langsung pertandingan sementara VAR utama sedang melakukan tinjauan. Terakhir, ada Replay Operator (RO) yang bertugas menyediakan sudut kamera terbaik dan kecepatan pemutaran ulang yang paling optimal untuk analisis. Kolaborasi mereka dirancang untuk memastikan setiap potensi insiden krusial tidak terlewatkan.

Empat Situasi Krusial yang Ditinjau

Sesuai protokol yang ditetapkan IFAB, pengaruh VAR terbatas hanya pada empat jenis insiden yang dianggap dapat mengubah hasil pertandingan. Keempat situasi ini adalah: 1. Gol atau Tidak Gol: VAR akan memeriksa setiap gol untuk potensi pelanggaran dalam proses terjadinya, seperti offside, handball, atau pelanggaran lain oleh tim yang menyerang.

2. Keputusan Penalti: VAR meninjau apakah keputusan untuk memberikan atau tidak memberikan penalti sudah benar. 3. Kartu Merah Langsung: Sistem ini hanya meninjau insiden yang berpotensi kartu merah langsung, bukan kartu kuning kedua. 4. Kesalahan Identitas: Jika wasit memberikan kartu kepada pemain yang salah, VAR dapat mengintervensi untuk mengoreksinya.

Prinsip utama yang dipegang teguh adalah "gangguan minimal, keuntungan maksimal". VAR hanya akan melakukan intervensi jika menemukan adanya 'kesalahan yang jelas dan nyata' (clear and obvious error) dari keputusan awal wasit sepak bola di lapangan.

Kontroversi VAR: Debat Tanpa Akhir di Liga Top Dunia

Meski bertujuan mulia, penerapan VAR di berbagai liga top seperti La Liga, Serie A, dan terutama Premier League, justru memicu kontroversi VAR yang tak berkesudahan. Debat tidak lagi hanya tentang apakah sebuah keputusan benar atau salah, tetapi juga tentang bagaimana keputusan itu dicapai dan dampaknya pada alur permainan.

Teknologi sepak bola yang seharusnya menjadi solusi, seringkali malah menjadi sumber masalah baru.

Garis Offside Setipis Rambut

Salah satu sumber frustrasi terbesar adalah keputusan offside marjinal. Dengan teknologi garis virtual, VAR dapat menentukan posisi offside yang hanya berjarak beberapa milimeter. Gol-gol indah dianulir karena ujung sepatu atau bahu seorang pemain berada sedikit di depan pemain bertahan terakhir.

Proses review pertandingan untuk kasus ini bisa memakan waktu beberapa menit, membunuh momentum, dan memicu perdebatan tentang apakah ini sejalan dengan semangat aturan offside itu sendiri. Pengenalan teknologi offside semi-otomatis di Liga Champions dan Piala Dunia 2022 sedikit mempercepat proses, namun perdebatan tentang offside yang 'tidak terlihat dengan mata telanjang' masih terus berlanjut.

Ini adalah salah satu dampak VAR yang paling terasa.

Subjektivitas Handball dan Pelanggaran

Jika offside adalah soal objektivitas yang ekstrem, maka handball dan pelanggaran adalah soal subjektivitas yang membingungkan. Aturan handball telah beberapa kali diubah oleh IFAB dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar sebagai respons terhadap kebingungan yang diciptakan oleh VAR.

Meskipun memiliki akses ke puluhan tayangan ulang dalam gerak lambat, menentukan apakah sebuah gerakan tangan 'tidak wajar' atau 'disengaja' tetap menjadi area abu-abu. Keputusan wasit dalam situasi ini seringkali masih bergantung pada interpretasi, dan tayangan ulang yang diperlambat terkadang justru membuat insiden terlihat lebih buruk dari yang sebenarnya.

Kontroversi VAR ini menunjukkan bahwa teknologi secanggih apa pun belum mampu menghilangkan elemen interpretasi manusia dari sepak bola.

'Clear and Obvious Error': Frasa Penuh Perdebatan

Inti dari protokol VAR adalah frasa 'kesalahan yang jelas dan nyata'. Namun, definisi dari frasa ini sangat subjektif. Apa yang dianggap jelas bagi satu wasit VAR mungkin tidak bagi yang lain.

Inkonsistensi ini terlihat jelas di berbagai pertandingan, bahkan dalam satu pekan kompetisi yang sama di liga eropa. Sebuah pelanggaran yang memicu review VAR di satu pertandingan bisa saja diabaikan di pertandingan lain. Inilah yang membuat banyak manajer, pemain, dan penggemar frustrasi. Mereka menuntut konsistensi, tetapi alat VAR yang seharusnya menciptakan konsistensi justru seringkali menyoroti ketiadaannya.

Pengaruh VAR terhadap konsistensi keputusan wasit menjadi pedang bermata dua.

Dampak VAR: Mengubah Ritme dan Jiwa Sepak Bola

Penerapan Video Assistant Referee lebih dari sekadar mengubah cara keputusan dibuat; ia telah mengubah denyut nadi dan emosi permainan itu sendiri. Salah satu perubahan paling nyata adalah pada perayaan gol.

Para pemain kini seringkali melirik ke arah wasit atau hakim garis sebelum benar-benar merayakan gol, sebuah keraguan yang menunda ledakan kegembiraan murni yang menjadi salah satu momen paling ikonik dalam sepak bola. Penggemar di stadion juga mengalami hal serupa, sorak-sorai mereka seringkali tertahan, menunggu konfirmasi dari sebuah ruangan steril yang berjarak ratusan kilometer jauhnya.

Ini adalah sebuah pertukaran: akurasi yang lebih tinggi dibayar dengan spontanitas yang berkurang. Bagi para wasit sepak bola, alat VAR ini menjadi jaring pengaman sekaligus sumber tekanan baru. Di satu sisi, mereka terlindungi dari membuat kesalahan fatal yang bisa menghantui karier mereka.

Di sisi lain, setiap keputusan mereka kini diawasi dengan ketat, tidak hanya oleh penonton tetapi juga oleh tim di VOR. Momen ketika wasit berlari ke monitor di pinggir lapangan dikenal sebagai on-field review adalah salah satu adegan paling menegangkan dalam sepak bola modern.

Semua mata tertuju padanya, menunggu keputusan akhir yang bisa mengubah nasib sebuah klub di Liga Champions atau menentukan siapa yang terdegradasi dari Premier League. Ini adalah bentuk tekanan psikologis yang belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah perwasitan. Perdebatan tentang teknologi olahraga ini akan terus berlanjut. Tidak ada jalan untuk kembali ke era pra-VAR. Tantangannya sekarang adalah bagaimana menyempurnakan sistem ini.

FIFA dan IFAB terus mencari cara untuk membuat prosesnya lebih cepat, lebih transparan seperti komunikasi wasit dengan penonton yang diuji coba dan lebih konsisten. Masa depan sepak bola akan sangat bergantung pada evolusi teknologi ini. Apakah ia akan menjadi alat yang diterima secara universal atau tetap menjadi sumber perdebatan tanpa akhir, hanya waktu yang akan menjawab.

Perjalanan sejarah VAR masih panjang, dan setiap berita VAR baru akan terus membentuk wajah sepak bola dunia. Terlepas dari segala perdebatan di level profesional, esensi sepak bola dan olahraga pada umumnya tetap sama: sebuah perayaan gerak, strategi, dan semangat. Menendang bola di taman, berlari di pagi hari, atau sekadar melakukan peregangan ringan adalah cara kita terhubung kembali dengan tubuh.

Di tengah kesibukan yang menyita pikiran, meluangkan waktu untuk beraktivitas fisik bukan hanya menjaga kebugaran, tetapi juga membersihkan pikiran, membangun ketahanan mental, dan menemukan kembali kegembiraan sederhana dalam setiap gerakan.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0