Wafat di Usia 75, Phyllis Gardner Sang Ilmuwan Pemberani Penentang Theranos

Oleh VOXBLICK

Senin, 13 Oktober 2025 - 13.55 WIB
Wafat di Usia 75, Phyllis Gardner Sang Ilmuwan Pemberani Penentang Theranos
Phyllis Gardner penentang Theranos wafat (Foto oleh Klaus Nielsen)

VOXBLICK.COM - Dunia ilmu pengetahuan dan integritas baru saja kehilangan salah satu pahlawan tak kenal takutnya. Phyllis Gardner, seorang profesor farmakologi yang dihormati di Stanford University, wafat di usia 75 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, namun warisan keberaniannya, terutama dalam menentang penipuan Theranos sejak awal, akan selalu dikenang sebagai contoh integritas ilmiah yang tak tergoyahkan. Ia adalah salah satu suara pertama dan paling lantang yang berani menantang janji-janji muluk Elizabeth Holmes.

Gardner dikenal bukan hanya karena kecerdasannya sebagai ilmuwan, tetapi juga karena ketajamannya dalam melihat celah di balik klaim revolusioner yang seringkali terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Kasus Theranos, perusahaan bioteknologi yang menjanjikan tes darah revolusioner dari setetes darah, adalah bukti nyata dari intuisi dan keberaniannya. Sejak awal, ia mencium ada sesuatu yang tidak beres dengan teknologi yang dikembangkan oleh Elizabeth Holmes dan timnya, meskipun saat itu Theranos masih diagung-agungkan media dan investor.

Wafat di Usia 75, Phyllis Gardner Sang Ilmuwan Pemberani Penentang Theranos
Wafat di Usia 75, Phyllis Gardner Sang Ilmuwan Pemberani Penentang Theranos (Foto oleh Anna Shvets)

Awal Mula Kecurigaan Sang Profesor

Kecurigaan Phyllis Gardner terhadap Theranos bermula pada tahun 2005. Kala itu, Elizabeth Holmes, seorang mahasiswa drop-out Stanford yang masih muda, mendekati Gardner untuk mendapatkan dukungan bagi ide

perusahaannya. Holmes mengklaim telah mengembangkan teknologi yang bisa melakukan berbagai tes darah hanya dengan sedikit sampel. Sebagai seorang profesor farmakologi Stanford yang berpengalaman, Gardner segera mengenali kerancuan dalam klaim tersebut.

Beberapa poin utama yang membuat Gardner skeptis meliputi:

  • Klaim yang Terlalu Luar Biasa: Teknologi yang dijanjikan Holmes terdengar seperti fiksi ilmiah, melampaui apa yang mungkin secara ilmiah pada saat itu. Gardner tahu betul batasan-batasan teknologi medis yang ada.
  • Kurangnya Detail Ilmiah: Holmes tidak mampu memberikan penjelasan teknis yang memadai tentang bagaimana teknologinya bekerja, atau enggan membagikan detail ilmiah yang krusial meskipun diminta.
  • Penolakan untuk Berkolaborasi: Gardner menawarkan bantuan dari rekan-rekan ahli di Stanford untuk meninjau dan mengembangkan teknologi tersebut, namun Holmes menolaknya, memilih jalur rahasia yang mencurigakan tanpa validasi eksternal.
  • Tanda Tanya Keamanan dan Efektivitas: Tanpa uji klinis yang transparan dan validasi dari pihak ketiga yang independen, klaim Theranos tidak bisa diterima begitu saja, terutama dalam bidang kesehatan yang krusial dan berisiko tinggi.

Gardner bahkan pernah mencoba memperingatkan dekan di Stanford tentang potensi bahaya yang ditimbulkan oleh janji-janji palsu ini.

Namun, pada saat itu, daya tarik Elizabeth Holmes dan visinya yang ambisius terlalu kuat, membuat banyak orang enggan mendengarkan peringatan tersebut, bahkan dari seorang ahli sekelas Gardner.

Perjuangan Melawan Arus

Selama bertahun-tahun, Phyllis Gardner tetap menjadi suara minoritas yang kritis terhadap Theranos.

Ia tidak gentar menyuarakan kekhawatirannya, bahkan ketika perusahaan tersebut terus mengumpulkan ratusan juta dolar dari investor dan mendapat liputan media yang sangat positif. Keberaniannya ini sangat kontras dengan banyak orang di Silicon Valley yang terbuai oleh narasi inovasi tanpa batas dan potensi keuntungan finansial yang besar.

Ia mencoba menghubungi berbagai pihak, termasuk jurnalis dan regulator, untuk menyampaikan keraguannya.

Meskipun awalnya banyak yang mengabaikannya, kegigihan Gardner, bersama dengan beberapa individu pemberani lainnya seperti Tyler Shultz dan Erika Cheung, akhirnya menarik perhatian jurnalis investigasi John Carreyrou dari The Wall Street Journal. Laporan Carreyrou pada tahun 2015 yang mengungkap kebohongan Theranos menjadi titik balik yang krusial, dan Phyllis Gardner adalah salah satu sumber kuncinya yang memberikan kredibilitas ilmiah pada investigasi tersebut.

Kisah Gardner adalah pengingat penting tentang peran vital ilmuwan pemberani dalam menjaga integritas dan etika dalam dunia sains dan teknologi.

Ia tidak hanya menentang sebuah perusahaan, tetapi juga menentang budaya fake it til you make it yang berpotensi membahayakan publik, terutama di sektor kesehatan yang sangat sensitif dan berkaitan langsung dengan nyawa manusia.

Warisan Keberanian dan Integritas

Setelah kejatuhan Theranos dan terungkapnya penipuan yang dilakukan Elizabeth Holmes, peran Phyllis Gardner semakin diakui.

Ia menjadi simbol integritas ilmiah dan keberanian untuk berbicara kebenaran, bahkan di tengah tekanan besar dan risiko reputasi. Warisan keberanian ini melampaui kasus Theranos ini adalah pelajaran abadi tentang pentingnya skeptisisme yang sehat, validasi ilmiah yang ketat, dan tanggung jawab moral dalam setiap inovasi, terutama yang berdampak pada kesehatan manusia.

Sebagai seorang profesor farmakologi Stanford, Gardner juga memiliki kontribusi signifikan di bidangnya. Ia adalah seorang peneliti ulung dan pendidik yang menginspirasi banyak mahasiswa.

Dedikasinya terhadap sains yang jujur dan transparan adalah inti dari seluruh karirnya, yang ia jalani dengan penuh komitmen. Kepergiannya pada usia 75 tahun menandai berakhirnya sebuah era bagi seorang wanita yang tidak hanya mengajar di bangku kuliah, tetapi juga memberikan pelajaran berharga kepada seluruh dunia tentang pentingnya kejujuran dalam sains dan bisnis.

Kisah Phyllis Gardner akan terus diceritakan sebagai pengingat bahwa di balik kilauan janji-janji revolusioner, selalu ada kebutuhan akan mata yang jeli, pikiran yang kritis, dan hati yang berani untuk mempertahankan kebenaran.

Ia telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan, membuktikan bahwa satu suara yang berani dapat membuat perbedaan besar dalam mengungkap kebohongan dan melindungi kebenaran ilmiah demi kebaikan bersama.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0