Iklan Politik Facebook Penuh Deepfake dan Penipuan, Platform Untung Besar?

Oleh VOXBLICK

Senin, 13 Oktober 2025 - 15.35 WIB
Iklan Politik Facebook Penuh Deepfake dan Penipuan, Platform Untung Besar?
Iklan politik Facebook bermasalah (Foto oleh Markus Spiske)

VOXBLICK.COM - Dunia iklan politik di Facebook, platform raksasa milik Meta, ternyata sedang tidak baik-baik saja. Sebuah analisis terbaru mengungkap fakta mengejutkan: iklan-iklan politik di platform ini dibanjiri konten penipuan dan deepfake yang jelas-jelas dilarang. Ironisnya, di tengah semua kekacauan ini, Meta disebut masih meraup keuntungan besar dari konten bermasalah tersebut. Tentu saja, ini jadi lampu kuning buat kita semua agar lebih waspada.

Isu ini bukan sekadar pelanggaran kecil. Temuan riset dari Global Witness dan AI Foundation menunjukkan bahwa sistem moderasi konten Meta masih jauh dari kata efektif.

Mereka menemukan bahwa iklan politik yang mengandung deepfake dan narasi penipuan, yang seharusnya langsung ditolak, justru sering lolos dan tayang. Ini memunculkan pertanyaan serius tentang komitmen Meta dalam menjaga integritas informasi, apalagi di masa-masa penting seperti pemilihan umum.

Iklan Politik Facebook Penuh Deepfake dan Penipuan, Platform Untung Besar?
Iklan Politik Facebook Penuh Deepfake dan Penipuan, Platform Untung Besar? (Foto oleh Pixabay)

Mengungkap Skala Masalah: Data dan Temuan

Analisis yang dilakukan oleh berbagai kelompok pengawas digital menunjukkan pola yang mengkhawatirkan. Mereka sengaja mengirimkan iklan politik palsu yang mengandung deepfake atau klaim penipuan ke Facebook Ads.

Hasilnya? Banyak dari iklan-iklan tersebut, meskipun jelas melanggar kebijakan Meta, berhasil disetujui dan siap tayang. Ini bukan insiden tunggal, melainkan indikasi adanya celah besar dalam sistem verifikasi dan moderasi iklan politik Facebook.

  • Deepfake yang Lolos: Beberapa iklan menggunakan teknologi deepfake untuk memanipulasi video atau audio tokoh politik, membuat mereka terlihat atau terdengar mengatakan hal yang tidak pernah mereka ucapkan.
  • Klaim Penipuan: Iklan lain berisi narasi yang menyesatkan, seperti mengklaim dukungan dari entitas yang tidak ada, atau menyebarkan informasi palsu tentang lawan politik.
  • Pendanaan Tersembunyi: Seringkali, iklan-iklan ini dijalankan oleh organisasi atau individu yang identitasnya tidak jelas, menyulitkan pelacakan siapa di balik kampanye disinformasi tersebut.

Fenomena ini sangat meresahkan karena iklan politik memiliki jangkauan yang sangat luas di platform seperti Facebook.

Dengan miliaran pengguna, satu iklan yang menyesatkan bisa mempengaruhi jutaan pemilih dalam waktu singkat, apalagi jika target audiensnya sangat spesifik.

Bagaimana Deepfake dan Penipuan Bekerja di Iklan Politik?

Deepfake adalah teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat video, audio, atau gambar palsu yang sangat meyakinkan. Dalam konteks iklan politik, deepfake bisa digunakan untuk:

  • Memfitnah Kandidat: Membuat video palsu yang menunjukkan kandidat melakukan tindakan tidak etis atau mengucapkan pernyataan kontroversial.
  • Menciptakan Dukungan Palsu: Memanipulasi tokoh masyarakat atau selebriti agar terlihat mendukung kandidat tertentu tanpa persetujuan mereka.
  • Menyebarkan Disinformasi: Membuat narasi palsu yang terlihat kredibel untuk membingungkan pemilih atau mengubah persepsi publik.

Sementara itu, penipuan dalam iklan politik bisa berupa klaim palsu tentang rekam jejak kandidat, janji-janji yang tidak realistis, atau bahkan skema phishing yang mengatasnamakan kampanye untuk mengumpulkan data pribadi atau dana.

Aturan Main Meta: Antara Larangan dan Realita

Meta sendiri memiliki kebijakan yang cukup ketat terkait deepfake dan informasi yang menyesatkan, terutama dalam iklan politik.

Mereka melarang konten yang dimanipulasi secara signifikan untuk menyesatkan, dan mewajibkan identitas pengiklan politik agar transparan. Namun, temuan riset menunjukkan adanya kesenjangan besar antara kebijakan di atas kertas dengan implementasi di lapangan.

Mengapa ini bisa terjadi? Ada beberapa dugaan:

  • Volume Konten: Skala konten yang diunggah ke Facebook setiap hari sangat masif, membuat moderasi manual menjadi tantangan besar.
  • Kecanggihan Deepfake: Teknologi deepfake semakin canggih, membuatnya sulit dibedakan dari konten asli, bahkan oleh AI moderasi.
  • Motif Keuntungan: Setiap iklan yang tayang, termasuk iklan bermasalah, menghasilkan pendapatan bagi Meta. Ini memunculkan pertanyaan etis tentang prioritas platform. Apakah keuntungan finansial lebih diutamakan daripada integritas informasi?

Jika platform untung besar dari iklan yang seharusnya tidak pernah tayang, ini menjadi lingkaran setan yang sulit diputus.

Pengiklan nakal akan terus memanfaatkan celah, dan Meta akan terus meraup pendapatan, sementara publik menjadi korban disinformasi.

Dampak Buruk bagi Demokrasi dan Kepercayaan Publik

Kehadiran iklan politik yang penuh deepfake dan penipuan ini memiliki dampak serius:

  • Erosi Kepercayaan: Masyarakat menjadi sulit membedakan mana yang asli dan mana yang palsu, sehingga kepercayaan terhadap informasi dan media secara umum menurun.
  • Manipulasi Pemilih: Informasi palsu dapat mempengaruhi opini pemilih, mengarahkan mereka untuk memilih berdasarkan kebohongan, bukan fakta.
  • Polarisasi: Deepfake dan penipuan seringkali dirancang untuk memecah belah dan meningkatkan polarisasi di masyarakat.
  • Ancaman terhadap Demokrasi: Integritas pemilu dan proses demokrasi terancam jika kampanye diwarnai oleh kebohongan yang sistematis.

Ini bukan hanya masalah teknis, tapi fundamental bagi masa depan demokrasi digital.

Lalu, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Meskipun tantangannya besar, ada beberapa langkah yang bisa kita ambil sebagai pengguna:

  • Cek dan Ricek: Jangan langsung percaya pada informasi yang provokatif atau terlalu sensasional. Selalu cek kebenaran informasi dari berbagai sumber terpercaya.
  • Perhatikan Sumber: Siapa yang memposting iklan ini? Apakah akunnya terlihat asli dan kredibel?
  • Laporkan Iklan Mencurigakan: Jika Anda menemukan iklan politik yang tampak seperti penipuan atau deepfake, jangan ragu untuk melaporkannya ke Facebook.
  • Tingkatkan Literasi Digital: Pahami cara kerja deepfake dan taktik disinformasi agar lebih kebal terhadap manipulasi.

Kasus iklan politik Facebook yang dibanjiri deepfake dan penipuan ini adalah pengingat keras bahwa kita tidak bisa pasif di era digital.

Keuntungan besar yang mungkin diraup platform dari konten bermasalah ini harus diimbangi dengan tanggung jawab yang lebih besar dalam menjaga kebenaran informasi. Waspada adalah kunci agar kita tidak mudah terjerumus dalam pusaran kebohongan.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0