Fenomena Enshittification Cory Doctorow Mengguncang Dunia Teknologi, Ini Dampaknya!

Oleh VOXBLICK

Senin, 13 Oktober 2025 - 12.15 WIB
Fenomena Enshittification Cory Doctorow Mengguncang Dunia Teknologi, Ini Dampaknya!
Buku Enshittification Cory Doctorow (Foto oleh Monstera Production)

VOXBLICK.COM - Buku terbaru Cory Doctorow, Enshittification, kini menjadi perbincangan hangat di kalangan pemerhati teknologi dan pengguna internet. Fenomena ini bukanlah sekadar teori konspirasi, melainkan sebuah pengamatan tajam tentang bagaimana platform digital yang awalnya menjanjikan kini secara sistematis memburuk, merugikan pengguna dan bahkan pihak-pihak yang membangunnya. Doctorow, seorang penulis fiksi ilmiah sekaligus aktivis hak cipta dan teknologi, berhasil merangkum kegelisahan banyak orang dalam satu istilah yang lugas dan mudah diingat.

Intinya, Enshittification menggambarkan proses degradasi kualitas sebuah platform digital.

Ini terjadi dalam tahapan yang cukup bisa diprediksi, dimulai dari memberikan nilai lebih kepada pengguna, lalu beralih ke memberikan nilai lebih kepada pengiklan, dan puncaknya, mengorbankan kedua belah pihak demi keuntungan platform itu sendiri. Proses ini bukan hanya sekadar "bug" atau kesalahan, melainkan sebuah strategi bisnis yang disengaja, dan dampaknya sudah sangat terasa dalam pengalaman kita sehari-hari di dunia maya.

Fenomena Enshittification Cory Doctorow Mengguncang Dunia Teknologi, Ini Dampaknya!
Fenomena Enshittification Cory Doctorow Mengguncang Dunia Teknologi, Ini Dampaknya! (Foto oleh Darlene Alderson)

Apa Itu Fenomena Enshittification?

Menurut Cory Doctorow, Enshittification adalah istilah yang ia ciptakan untuk menjelaskan siklus hidup yang hampir universal dari platform digital saat ini. Proses ini terjadi dalam tiga fase utama:

  • Fase 1: Memberikan Nilai Lebih kepada Pengguna (dan Pihak Ketiga): Di awal kemunculannya, platform berinvestasi besar untuk menarik pengguna dan produsen konten (pihak ketiga) dengan menawarkan layanan yang superior dan murah, bahkan gratis. Tujuannya adalah membangun jaringan efek (network effect) yang kuat, membuat semakin banyak orang bergabung karena teman-teman mereka sudah ada di sana. Contohnya, Facebook di awal-awal, Google Search yang bersih, atau Amazon yang fokus pada harga murah dan pilihan melimpah.
  • Fase 2: Mengalihkan Nilai ke Pengiklan: Setelah memiliki basis pengguna yang besar dan loyal, platform mulai memonetisasi audiens tersebut. Mereka perlahan-lahan mengurangi nilai bagi pengguna dan produsen konten, serta mulai memprioritaskan pengiklan. Ini bisa berarti menampilkan lebih banyak iklan, mengurangi jangkauan organik konten, atau membuat algoritma yang lebih menguntungkan pihak yang membayar. Misal, feed Facebook yang semakin banyak iklan dan postingan yang tidak relevan dari teman.
  • Fase 3: Mengalihkan Nilai ke Diri Sendiri: Pada fase puncak Enshittification, platform telah menjadi begitu dominan sehingga dapat mengekstrak nilai dari semua pihak. Pengguna terperangkap karena tidak ada alternatif yang sebanding, dan produsen konten atau penjual harus membayar mahal (misalnya, melalui iklan berbayar atau komisi tinggi) hanya untuk menjangkau audiens mereka sendiri. Kualitas layanan menurun drastis, antarmuka dipenuhi iklan atau fitur yang mengganggu, dan pengalaman pengguna menjadi sangat buruk, atau seperti yang Doctorow sebut, "enshittified."

Doctorow berpendapat bahwa ini bukan kegagalan moral individu, melainkan konsekuensi logis dari model bisnis berbasis iklan dan monopoli yang menguasai sebagian besar ekosistem teknologi saat ini.

Sebuah platform, setelah mencapai skala tertentu, cenderung akan menyalahgunakan posisinya.

Siapa Saja yang "Enshittified"? Contoh Platform yang Terkena

Fenomena Enshittification bukan hanya teori, melainkan sebuah realitas yang bisa kita saksikan di berbagai platform raksasa. Hampir setiap layanan digital yang telah mencapai dominasi pasar menunjukkan tanda-tanda ini.

Mari kita lihat beberapa contoh paling menonjol:

  • Facebook (Meta): Dulu menjadi tempat utama untuk terhubung dengan teman, kini feed Facebook seringkali dipenuhi iklan, postingan yang dipromosikan, dan konten dari grup atau halaman yang tidak relevan, sementara postingan dari teman dekat justru sulit terlihat. Jangkauan organik untuk kreator dan bisnis juga anjlok drastis, memaksa mereka membayar untuk menjangkau pengikutnya sendiri.
  • Amazon: Berawal sebagai "toko segalanya" dengan harga bersaing, kini Amazon dipenuhi dengan produk tiruan, ulasan palsu, dan semakin sulitnya menemukan produk berkualitas tanpa melalui iklan berbayar. Penjual pihak ketiga harus bersaing ketat dan membayar komisi tinggi, sementara Amazon sendiri seringkali meluncurkan produk pesaing berdasarkan data penjualan mereka.
  • Google Search: Pernah menjadi mesin pencari yang bersih dan efisien, kini hasil pencarian Google seringkali didominasi oleh iklan di bagian atas, atau situs-situs yang dioptimalkan SEO secara berlebihan namun minim kualitas. Menemukan informasi relevan tanpa gangguan iklan atau konten spam semakin menantang, memaksa pengguna untuk menggali lebih dalam.
  • TikTok: Meskipun masih relatif baru, indikasi Enshittification mulai terlihat. Awalnya dikenal dengan algoritma yang sangat baik dalam merekomendasikan konten, kini banyak pengguna melaporkan peningkatan iklan yang mengganggu dan konten yang dirasa kurang relevan atau berulang. Kreator juga mulai merasa sulit untuk mempertahankan jangkauan tanpa mengikuti tren yang terus berubah atau berinvestasi dalam promosi berbayar.
  • Twitter (X): Perubahan kepemilikan dan kebijakan di Twitter, yang kini dikenal sebagai X, adalah contoh paling ekstrem dari degradasi platform. Dari batasan jumlah tweet yang bisa dilihat, prioritas akun berbayar, hingga peningkatan konten yang tidak relevan atau bahkan berbahaya, banyak pengguna merasa platform ini telah kehilangan esensinya sebagai forum publik yang dinamis. Ini adalah kasus di mana nilai bagi pengguna dan pengiklan (yang banyak hengkang) sama-sama tergerus demi visi baru pemiliknya.

Fenomena ini menunjukkan pola yang konsisten: begitu sebuah platform mencapai titik dominasi, insentif untuk melayani pengguna atau produsen konten berkurang, digantikan oleh insentif untuk memaksimalkan keuntungan bagi platform itu sendiri.

Ini adalah inti dari argumen Cory Doctorow.

Dampak Enshittification pada Pengguna dan Ekosistem Digital

Dampak dari Enshittification sangat luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan digital kita. Bukan hanya sekadar ketidaknyamanan, tetapi juga erosi kepercayaan dan potensi inovasi:

  • Pengalaman Pengguna yang Memburuk: Ini adalah dampak paling langsung. Pengguna disuguhi lebih banyak iklan, konten yang kurang relevan, dan antarmuka yang semakin rumit atau lambat. Contohnya, video YouTube yang dipenuhi iklan berulang atau hasil pencarian yang tidak lagi akurat.
  • Penurunan Kualitas Konten: Ketika platform memprioritaskan iklan atau konten yang viral secara dangkal, kreator terpaksa mengejar tren yang mungkin tidak sejalan dengan kualitas atau orisinalitas. Ini berujung pada banjirnya konten homogen dan kurangnya inovasi sejati.
  • Ketergantungan dan Kurangnya Pilihan: Meskipun pengalaman memburuk, pengguna seringkali tidak memiliki alternatif yang layak. Efek jaringan membuat perpindahan ke platform baru menjadi sulit, sehingga mereka "terjebak" dalam ekosistem yang sudah "enshittified". Ini juga menghambat munculnya inovator baru karena sulit bersaing dengan raksasa yang sudah dominan.
  • Kerugian bagi Produsen Konten dan Bisnis Kecil: Kreator dan bisnis yang mengandalkan platform ini untuk menjangkau audiens mereka kini harus membayar lebih mahal atau berjuang keras untuk mendapatkan visibilitas. Jangkauan organik yang menurun drastis berarti investasi waktu dan tenaga mereka tidak lagi sebanding, memaksa mereka untuk mengikuti aturan main platform yang terus berubah dan seringkali merugikan.
  • Ancaman terhadap Demokrasi dan Informasi: Ketika algoritma memprioritaskan keuntungan atau viralitas, bukan akurasi atau relevansi, penyebaran misinformasi dan polarisasi dapat diperparah. Ini menjadi debat teknologi yang krusial tentang peran platform dalam membentuk opini publik.

Singkatnya, Enshittification menciptakan lingkungan digital yang kurang menyenangkan, kurang adil, dan kurang inovatif, mengancam masa depan internet yang terbuka dan bermanfaat bagi semua.

Masa Depan dan Solusi yang Diusulkan

Meskipun gambaran yang disajikan Cory Doctorow cukup suram, bukan berarti tidak ada harapan. Ada beberapa pendekatan yang sedang dibahas dan diupayakan untuk melawan fenomena Enshittification ini:

  • Regulasi yang Lebih Kuat: Banyak yang menyerukan intervensi pemerintah untuk memecah monopoli platform besar atau mengatur perilaku mereka. Undang-undang seperti Digital Markets Act di Uni Eropa adalah salah satu upaya untuk memaksa platform raksasa agar lebih adil dan terbuka terhadap pesaing. Tujuannya adalah mengurangi kekuatan platform untuk memeras nilai dari pengguna dan produsen.
  • Alternatif Terdesentralisasi dan Sumber Terbuka: Munculnya platform terdesentralisasi (seperti Mastodon sebagai alternatif Twitter) dan proyek-proyek sumber terbuka menawarkan model yang berbeda, di mana kontrol lebih tersebar dan tidak terpusat pada satu entitas korporat. Ini memberikan harapan untuk ekosistem digital yang lebih resilien dan berorientasi pada komunitas.
  • Kesadaran dan Pilihan Pengguna: Meningkatnya kesadaran publik tentang Enshittification dapat mendorong pengguna untuk lebih selektif dalam memilih platform yang mereka gunakan, atau bahkan mendukung model bisnis yang lebih etis (misalnya, langganan berbayar tanpa iklan). Ketika pengguna menuntut kualitas, platform akan terdorong untuk merespons.
  • Interoperabilitas: Mendorong standar interoperabilitas, di mana data dan konten dapat dengan mudah dipindahkan antar platform, bisa mengurangi "lock-in" pengguna. Ini akan membuat perpindahan dari platform yang memburuk menjadi lebih mudah, sehingga platform harus bersaing berdasarkan kualitas, bukan hanya karena pengguna terjebak.

Debat teknologi mengenai bagaimana menanggulangi Enshittification akan terus berlanjut. Ini bukan hanya tentang memperbaiki satu platform, melainkan tentang membentuk kembali arsitektur dan insentif di balik seluruh dunia digital kita.

Fenomena Enshittification yang diungkap Cory Doctorow memang mengguncang. Ini adalah panggilan bangun bagi kita semua untuk lebih kritis terhadap platform digital yang kita gunakan setiap hari.

Memahami bagaimana platform memburuk dan mengapa hal itu terjadi adalah langkah pertama untuk menuntut perubahan dan membangun masa depan digital yang lebih baik. Baik melalui regulasi, inovasi, maupun pilihan kolektif dari pengguna, kita memiliki kekuatan untuk melawan degradasi ini dan memastikan bahwa internet tetap menjadi ruang yang berharga bagi semua.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0