7 Desa Wisata Ramah Lingkungan di Indonesia untuk Ekowisata Tak Terlupakan 2025

Oleh Andre NBS

Jumat, 15 Agustus 2025 - 09.00 WIB
7 Desa Wisata Ramah Lingkungan di Indonesia untuk Ekowisata Tak Terlupakan 2025
Desa wisata hijau Indonesia (Foto oleh Niklas Weiss di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Menyusuri jalanan kecil yang membelah hijaunya persawahan, aroma tanah basah dan suara burung liar menyambut setiap langkah. Inilah sensasi ekowisata Indonesia 2025 di desa wisata ramah lingkungan yang kini semakin digandrungi, bukan sekadar tren, namun sebagai kebutuhan untuk menjaga kelestarian bumi. Wisata berkelanjutan kini menjadi pilihan utama para pelancong yang ingin merasakan kedekatan dengan alam, budaya, sekaligus berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat lokal.

Bersama geliat pariwisata Indonesia yang terus berbenah, konsep wisata hijau dan eco-friendly tourism tak lagi hanya jargon.

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahkan menargetkan pertumbuhan destinasi pedesaan sebagai ujung tombak wisata alam Indonesia. Menurut laporan resmi Kemenparekraf di tahun 2024, setidaknya ada 3.000 desa wisata yang siap menyambut wisatawan dengan konsep wisata edukatif dan berkelanjutan.

Berikut adalah tujuh desa wisata ramah lingkungan yang layak masuk bucket list ekowisata Indonesia 2025, menghadirkan keajaiban tersembunyi dari berbagai penjuru Nusantara.

Desa Penglipuran, Bali: Simfoni Keharmonisan Alam dan Budaya


Desa Penglipuran, di Kabupaten Bangli, Bali, telah lama menjadi ikon desa wisata ramah lingkungan.

Keunikan tata ruang desa yang rapi, aturan adat menjaga kebersihan, serta larangan penggunaan kendaraan bermotor di kawasan inti desa menciptakan suasana segar tanpa polusi. Setiap rumah tradisional di Penglipuran dibangun dengan material alami. Warga desa secara konsisten menerapkan prinsip wisata berkelanjutan, mulai dari pengelolaan sampah berbasis komunitas hingga pelestarian hutan bambu seluas 45 hektar di sekitar desa.

Menurut data dari Dinas Pariwisata Bali, rata-rata pengunjung Penglipuran mencapai 1.500 orang per hari pada musim liburan, dengan biaya tiket masuk sekitar Rp25.000 untuk wisatawan domestik (harga dapat berubah sewaktu-waktu).

Anda bisa menikmati workshop kerajinan bambu, memetik sayur organik, hingga mencicipi kuliner khas seperti tipat cantok di warung lokal. Untuk menuju desa ini, Anda bisa menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari Denpasar menggunakan kendaraan sewa atau transportasi daring lokal.

Desa Nglanggeran, Yogyakarta: Wisata Alam dan Edukasi di Gunung Api Purba


Berkunjung ke Desa Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta, adalah pengalaman wisata alam Indonesia yang memadukan petualangan dan edukasi.

Desa ini dikenal berkat Gunung Api Purba yang menjadi daya tarik utama, lengkap dengan jalur trekking, embung (danau buatan), dan kebun kakao organik. Nglanggeran mendapatkan penghargaan ASEAN Community Based Tourism Award 2017 berkat inovasi pengelolaan wisata berkelanjutan berbasis masyarakat.

Estimasi biaya masuk kawasan wisata sekitar Rp20.000 (harga sewaktu-waktu dapat berubah). Anda bisa menginap di homestay yang dikelola penduduk, mengikuti kegiatan tanam kakao, atau belajar membuat olahan cokelat.

Tak jarang pengunjung diajak menikmati sunrise dari atas bukit, menjanjikan panorama tak terlupakan. Transportasi umum menuju desa ini tersedia dari Terminal Giwangan Yogyakarta, lanjut ojek lokal atau shuttle desa.

Desa Sembalun, Lombok: Eksplorasi Wisata Hijau di Kaki Rinjani


Di kaki Gunung Rinjani, Desa Sembalun menawarkan pengalaman eco-friendly tourism yang autentik.

Lanskap perbukitan hijau, ladang sayur, dan rumah adat Sasak berpadu harmonis. Desa ini menjadi pintu gerbang pendakian Rinjani, namun juga ramah bagi keluarga dan wisatawan yang ingin merasakan sensasi hidup seperti warga lokal.

Kegiatan favorit di Sembalun meliputi bersepeda keliling desa, belajar menanam bawang, hingga mengikuti kelas memasak tradisional. Menurut Badan Pengelola Geopark Rinjani, pengunjung meningkat 20% tiap tahun sejak adanya program desa wisata.

Biaya homestay mulai dari Rp150.000 per malam, sementara tiket masuk kawasan sekitar Rp10.000 (harga dapat berubah). Sebaiknya menggunakan kendaraan sewaan dari Bandara Lombok atau bus wisata.

Desa Kete Kesu, Toraja: Wisata Budaya dan Warisan Leluhur


Kete Kesu, di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, adalah desa budaya yang telah diakui UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia.

Rumah adat tongkonan, lumbung padi tradisional, dan ritual adat menjadi daya tarik utama. Selain wisata edukatif seputar budaya Toraja, desa ini juga aktif dalam konservasi lingkungan dengan penanaman pohon dan pengelolaan limbah organik.

Wisatawan dapat mengikuti tur budaya, menyaksikan proses pembuatan tenun ikat, serta menikmati hidangan khas Toraja di rumah warga. Tiket masuk ke kawasan desa berkisar Rp30.000 (harga dapat berubah).

Transportasi menuju Kete Kesu tersedia dari Rantepao menggunakan mobil sewaan atau minibus lokal.

Desa Wae Rebo, Flores: Surga Tersembunyi di Atas Awan


Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur terkenal dengan rumah adat Mbaru Niang dan panorama pegunungan berkabut yang menawan.

Untuk mencapai desa ini, pengunjung harus trekking sejauh 4-5 jam, namun seluruh perjalanan terbayar dengan suasana damai dan keramahan penduduk. Wae Rebo telah meraih penghargaan UNESCO Asia-Pacific Award for Cultural Heritage Conservation karena keberhasilannya melestarikan tradisi dan lingkungan.

Pengalaman menginap di Wae Rebo memberikan sensasi hidup tanpa listrik dan sinyal ponsel, mengajak wisatawan menikmati kearifan lokal dan wisata hijau. Biaya kontribusi tamu sekitar Rp325.000 per orang per malam (harga dapat berubah).

Transportasi menuju desa dimulai dari Labuan Bajo, lalu menempuh perjalanan darat ke Denge sebelum trekking.

Desa Tembok, Bali Utara: Oase Wisata Berkelanjutan di Pesisir


Desa Tembok di Kabupaten Buleleng, Bali Utara, menawarkan kombinasi wisata alam Indonesia dan pengembangan komunitas.

Berbagai program eco-friendly tourism berjalan, mulai dari pelatihan pengelolaan sampah, konservasi terumbu karang, hingga pengembangan homestay berbasis masyarakat.

Wisatawan dapat mengikuti kelas yoga di tepi laut, membantu program penanaman mangrove, serta mencicipi kuliner laut segar. Harga paket wisata edukatif mulai dari Rp100.000 per orang, sudah termasuk workshop dan makan siang (harga dapat berubah).

Desa Tembok bisa dicapai dengan kendaraan sewaan dari Singaraja atau Denpasar.

Desa Pentingsari, Sleman: Pelopor Wisata Edukatif dan Agroekowisata


Desa Pentingsari di Lereng Merapi, Sleman, Yogyakarta, telah menjadi pelopor wisata edukatif berbasis pertanian dan lingkungan.

Pengunjung diajak belajar bertani organik, beternak, hingga membatik menggunakan pewarna alami. Desa ini juga dikenal sebagai salah satu desa wisata ramah lingkungan terbaik menurut Kemenparekraf.

Paket wisata mulai dari Rp50.000 per orang (harga sewaktu-waktu berubah), sudah termasuk aktivitas edukatif dan makan siang lokal. Transportasi paling mudah menggunakan kendaraan pribadi dari pusat Yogyakarta atau shuttle wisata desa.

Tips Praktis Menjelajahi Desa Wisata Ramah Lingkungan


- Selalu gunakan transportasi ramah lingkungan seperti sepeda atau berjalan kaki saat berwisata di desa.


- Hormati adat dan budaya lokal, serta terlibat dalam aktivitas komunitas.
- Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, bawa botol minum sendiri.
- Pilih homestay milik warga untuk pengalaman wisata hijau yang lebih otentik.
- Cek informasi harga dan fasilitas terbaru melalui website resmi desa wisata atau platform pariwisata Indonesia karena harga dan kondisi bisa berubah sewaktu-waktu.

Ekowisata Indonesia 2025 menawarkan lebih dari sekadar destinasi wisata alam Indonesia. Setiap desa wisata ramah lingkungan membawa filosofi hidup berkelanjutan, membangun harmoni antara manusia, alam, dan budaya.

Melangkah ke desa-desa ini adalah merayakan kekayaan negeri sekaligus berkontribusi pada masa depan pariwisata Indonesia yang lebih hijau dan bertanggung jawab. Berani menjelajah dan menjadi bagian dari perubahan besar untuk bumi dan generasi mendatang.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0