Apa Sih Sebenarnya Esensi Fair Play dalam Olahraga?


Minggu, 24 Agustus 2025 - 01.50 WIB
Apa Sih Sebenarnya Esensi Fair Play dalam Olahraga?
Ilustrasi yang menggambarkan esensi fair play dalam olahraga, menekankan nilai-nilai kejujuran, respek, dan sportivitas sebagai fondasi etika yang lebih luas. Foto oleh Quino Al via Unsplash.

VOXBLICK.COM - Dalam dunia olahraga, fair play bukan sekadar aturan yang tertulis, melainkan sebuah fondasi etika dan integritas yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Lebih dari sekadar mematuhi regulasi pertandingan, fair play mencerminkan sikap hormat terhadap lawan, wasit, dan penonton, serta komitmen untuk bermain dengan jujur dan sportif. Fair play juga mencakup kesediaan untuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri, baik di dalam maupun di luar lapangan. Ini adalah tentang membangun karakter yang kuat dan menunjukkan resiliensi dalam menghadapi tantangan.

Lebih jauh lagi, fair play mendorong terciptanya lingkungan yang positif dan inklusif, di mana semua orang merasa dihargai dan dihormati, tanpa memandang kemampuan atau latar belakang mereka. Praktik fair play yang konsisten dapat meningkatkan reputasi atlet dan tim, serta memperkuat kepercayaan publik terhadap olahraga secara keseluruhan.

Contohnya, seorang pemain yang mengakui bahwa ia melakukan pelanggaran yang tidak terlihat oleh wasit menunjukkan integritas yang tinggi dan menjunjung tinggi nilai-nilai fair play. Tindakan seperti ini tidak hanya terpuji, tetapi juga dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Esensi Fair Play: Lebih dari Sekadar Aturan

Fair play dalam olahraga melampaui batasan aturan formal.

Ia adalah perwujudan dari nilai-nilai moral yang mendalam, yang membimbing perilaku atlet dan semua pihak yang terlibat. Menurut Digilib UIN SGD, jurnalistik, yang seringkali menjadi cermin realitas sosial, memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai ini. Dengan kata lain, fair play adalah tentang bagaimana kita bermain, bukan hanya tentang menang atau kalah.

Esensi fair play juga tercermin dalam bagaimana kita menanggapi kemenangan dan kekalahan. Menerima kekalahan dengan lapang dada dan merayakan kemenangan dengan rendah hati adalah bagian penting dari sportivitas. Fair play juga melibatkan kesediaan untuk belajar dari kesalahan dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik, baik sebagai atlet maupun sebagai individu.

Ini adalah tentang mengembangkan karakter yang kuat dan menunjukkan resiliensi dalam menghadapi tantangan. Lebih jauh lagi, fair play mendorong terciptanya lingkungan yang positif dan inklusif, di mana semua orang merasa dihargai dan dihormati, tanpa memandang kemampuan atau latar belakang mereka. Praktik fair play yang konsisten dapat meningkatkan reputasi atlet dan tim, serta memperkuat kepercayaan publik terhadap olahraga secara keseluruhan.

Untuk pemahaman lebih lanjut tentang konsep fair play, Anda dapat mengunjungi Wikipedia.

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Fair Play

Beberapa nilai kunci yang terkandung dalam fair play meliputi:

  • Kejujuran: Bermain dengan jujur dan tanpa kecurangan. Kejujuran adalah fondasi dari fair play. Ini berarti tidak mencoba untuk menipu wasit, lawan, atau penonton.

    Ini juga berarti mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri. Contohnya, seorang pemain yang mengakui bahwa ia melakukan pelanggaran yang tidak terlihat oleh wasit menunjukkan integritas yang tinggi.

  • Respek: Menghormati lawan, wasit, dan aturan permainan. Respek adalah tentang memperlakukan orang lain dengan martabat dan penghargaan, bahkan ketika Anda tidak setuju dengan mereka.

    Ini berarti mendengarkan pendapat orang lain, menghormati keputusan wasit, dan mengikuti aturan permainan. Contohnya, berjabat tangan dengan lawan setelah pertandingan menunjukkan respek dan sportivitas.

  • Sportivitas: Menerima kekalahan dengan lapang dada dan merayakan kemenangan dengan rendah hati. Sportivitas adalah tentang menunjukkan sikap yang baik, baik dalam kemenangan maupun kekalahan.

    Ini berarti tidak sombong atau merendahkan orang lain ketika Anda menang, dan tidak menyalahkan orang lain atau membuat alasan ketika Anda kalah. Contohnya, mengucapkan selamat kepada tim lawan setelah mereka menang menunjukkan sportivitas.

  • Persahabatan: Membangun hubungan positif dengan sesama pemain, terlepas dari perbedaan tim atau negara.

    Persahabatan adalah tentang membangun hubungan yang kuat dan positif dengan orang lain, berdasarkan rasa saling menghormati dan pengertian. Ini berarti bekerja sama dengan rekan satu tim, mendukung lawan, dan membangun jaringan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Contohnya, membantu lawan yang terjatuh menunjukkan persahabatan dan kemanusiaan.

  • Integritas: Menjunjung tinggi prinsip moral dan etika dalam setiap tindakan.

    Integritas adalah tentang melakukan hal yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat. Ini berarti jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam semua tindakan Anda.

    Contohnya, menolak suap atau tawaran untuk berbuat curang menunjukkan integritas.

Nilai-nilai ini tidak hanya relevan di lapangan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Fair play mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati orang lain, bermain dengan jujur, dan menerima konsekuensi dari tindakan kita. Fair play juga mengajarkan kita tentang pentingnya kerja sama tim, kepemimpinan, dan komunikasi.

Nilai-nilai ini dapat membantu kita menjadi individu yang lebih baik dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Contohnya, menerapkan prinsip-prinsip fair play di tempat kerja dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan produktif. Lebih jauh lagi, fair play mengajarkan kita tentang pentingnya resiliensi dan kemampuan untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan.

Ini adalah keterampilan penting yang dapat membantu kita mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Tantangan dalam Penerapan Fair Play

Meskipun idealnya menjadi landasan setiap pertandingan, penerapan fair play seringkali menghadapi berbagai tantangan. Tekanan untuk menang, kepentingan komersial, dan rivalitas yang intens dapat mengikis nilai-nilai fair play. Pemberitaan media juga dapat memainkan peran dalam memperburuk atau memperbaiki situasi.

Menurut Repository UIN Sumatera Utara, media penyiaran memiliki potensi untuk membentuk opini publik dan mempengaruhi persepsi tentang fair play. Tantangan lainnya termasuk kurangnya pendidikan tentang fair play, pengaruh budaya yang berbeda, dan kurangnya penegakan aturan yang konsisten.

Beberapa atlet mungkin tidak memahami sepenuhnya nilai-nilai fair play atau mungkin merasa tertekan untuk melanggar aturan demi meraih kemenangan. Selain itu, perbedaan budaya dapat mempengaruhi bagaimana fair play dipersepsikan dan dipraktikkan. Di beberapa budaya, kemenangan mungkin dianggap lebih penting daripada fair play, sementara di budaya lain, sportivitas dan respek terhadap lawan mungkin lebih dihargai.

Kurangnya penegakan aturan yang konsisten juga dapat menjadi tantangan. Jika pelanggaran fair play tidak dihukum dengan tegas, atlet mungkin merasa termotivasi untuk melanggar aturan demi keuntungan pribadi.

Untuk informasi lebih lanjut tentang tantangan dalam olahraga, lihat artikel di BBC Sport.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fair Play

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerapan fair play meliputi:

  • Tekanan untuk menang: Keinginan untuk meraih kemenangan dapat mendorong atlet untuk melanggar aturan atau bertindak tidak sportif.

    Tekanan ini dapat berasal dari pelatih, orang tua, sponsor, atau bahkan dari diri atlet sendiri. Ketika kemenangan menjadi satu-satunya tujuan, nilai-nilai fair play seringkali diabaikan.

    Contohnya, seorang atlet mungkin menggunakan doping untuk meningkatkan performanya, meskipun hal itu melanggar aturan dan tidak adil bagi lawan.

  • Kepentingan komersial: Sponsor dan pemilik tim dapat memberikan tekanan pada atlet untuk menang, bahkan jika itu berarti mengorbankan fair play.

    Kepentingan komersial dapat memotivasi atlet dan tim untuk melakukan apa saja demi meraih kemenangan, termasuk melanggar aturan dan bertindak tidak sportif. Contohnya, seorang pemilik tim mungkin meminta pelatih untuk menggunakan taktik yang tidak etis demi memenangkan pertandingan.

  • Rivalitas yang intens: Persaingan yang ketat antara tim atau individu dapat memicu emosi negatif dan perilaku tidak sportif.

    Rivalitas yang intens dapat menciptakan lingkungan yang penuh tekanan dan permusuhan, di mana atlet merasa termotivasi untuk melakukan apa saja demi mengalahkan lawan. Contohnya, pemain dari tim yang bersaing mungkin terlibat dalam perkelahian atau saling menghina selama pertandingan.

  • Kurangnya pendidikan: Atlet yang tidak memahami nilai-nilai fair play mungkin lebih cenderung untuk melanggar aturan atau bertindak tidak etis.

    Pendidikan tentang fair play harus dimulai sejak usia dini dan harus terus berlanjut sepanjang karir atlet. Atlet perlu memahami pentingnya fair play dan bagaimana menerapkannya dalam praktik. Contohnya, program pendidikan tentang fair play dapat membantu atlet memahami nilai-nilai kejujuran, respek, dan sportivitas.

  • Pengaruh media: Pemberitaan media yang sensasional atau bias dapat memperburuk situasi dan merusak citra olahraga.

    Media dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan fair play, tetapi juga dapat memperburuk situasi dengan memberitakan secara sensasional atau bias. Contohnya, media mungkin fokus pada perilaku negatif atlet daripada menyoroti contoh-contoh positif fair play.

Peran Jurnalistik dalam Mempromosikan Fair Play

Jurnalistik memiliki peran krusial dalam mempromosikan fair play dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai ini.

Menurut Digilib UIN SGD, buku jurnalistik memiliki peran penting dalam khazanah keilmuan komunikasi. Jurnalis dapat menggunakan platform mereka untuk menyoroti contoh-contoh positif fair play, mengkritik perilaku tidak sportif, dan memberikan analisis yang mendalam tentang isu-isu etika dalam olahraga.

Dengan memberitakan secara bertanggung jawab dan berimbang, jurnalis dapat membantu menciptakan budaya olahraga yang lebih menjunjung tinggi nilai-nilai fair play. Jurnalis juga dapat berperan sebagai pengawas, mengawasi perilaku atlet, pelatih, dan ofisial, dan mengungkap pelanggaran fair play. Dengan melakukan hal ini, jurnalis dapat membantu memastikan bahwa semua orang bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Selain itu, jurnalis dapat menggunakan platform mereka untuk mempromosikan dialog tentang fair play, memfasilitasi diskusi antara atlet, pelatih, ofisial, dan penggemar. Dengan melakukan hal ini, jurnalis dapat membantu membangun kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai fair play.

Untuk contoh jurnalisme olahraga yang baik, lihat The Guardian Sport.

Strategi Jurnalistik untuk Mendukung Fair Play

Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh jurnalis untuk mendukung fair play meliputi:

  • Menyoroti contoh-contoh positif: Memberitakan kisah-kisah tentang atlet, pelatih, atau tim yang menunjukkan fair play dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

    Kisah-kisah ini dapat membantu menunjukkan bahwa fair play tidak hanya mungkin, tetapi juga bermanfaat. Contohnya, seorang jurnalis dapat menulis tentang seorang atlet yang membantu lawan yang cedera, atau tentang seorang pelatih yang mengajarkan nilai-nilai fair play kepada timnya.

  • Mengkritik perilaku tidak sportif: Mengungkapkan dan mengkritik tindakan curang atau tidak etis dapat membantu mencegah perilaku serupa di masa depan.

    Kritik ini harus konstruktif dan harus didasarkan pada fakta. Contohnya, seorang jurnalis dapat menulis tentang seorang atlet yang menggunakan doping, atau tentang seorang pelatih yang menyuruh timnya untuk melakukan pelanggaran.

  • Memberikan analisis yang mendalam: Menganalisis isu-isu etika dalam olahraga dan memberikan konteks yang lebih luas dapat membantu masyarakat memahami kompleksitas masalah ini.

    Analisis ini dapat membantu masyarakat memahami mengapa fair play penting dan bagaimana menerapkannya dalam praktik. Contohnya, seorang jurnalis dapat menulis tentang dampak tekanan untuk menang pada fair play, atau tentang peran media dalam mempromosikan fair play.

  • Mempromosikan dialog: Memfasilitasi diskusi tentang fair play antara atlet, pelatih, ofisial, dan penggemar dapat membantu membangun kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai ini.

    Diskusi ini dapat membantu semua pihak yang terlibat untuk memahami perspektif orang lain dan untuk menemukan cara untuk bekerja sama untuk mempromosikan fair play.

    Contohnya, seorang jurnalis dapat mengadakan forum diskusi tentang fair play, atau dapat mewawancarai atlet, pelatih, dan ofisial tentang pandangan mereka tentang fair play.

  • Menggunakan media sosial: Memanfaatkan platform media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan tentang fair play dan berinteraksi dengan audiens dapat memperluas jangkauan dan dampak jurnalisme.

    Media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan informasi tentang fair play, untuk mempromosikan dialog, dan untuk menginspirasi orang lain untuk bertindak.

    Contohnya, seorang jurnalis dapat menggunakan Twitter untuk membagikan kisah-kisah tentang fair play, atau dapat menggunakan Facebook untuk mengadakan diskusi tentang fair play.

Fair Play dalam Perspektif Mahasiswa KPI

Analisis kemampuan menulis karya jurnalistik mahasiswa KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam) menunjukkan bahwa pemahaman tentang etika dan nilai-nilai dalam olahraga, termasuk fair play, sangat penting.

Menurut Academia.edu, mahasiswa KPI perlu memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyampaikan informasi secara akurat dan bertanggung jawab. Ini termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi dan melaporkan pelanggaran fair play, serta mempromosikan nilai-nilai positif dalam olahraga.

Mahasiswa KPI juga perlu memahami bagaimana media dapat mempengaruhi persepsi publik tentang fair play, dan bagaimana menggunakan media secara bertanggung jawab untuk mempromosikan nilai-nilai ini. Selain itu, mahasiswa KPI perlu mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, termasuk kemampuan untuk menulis, berbicara, dan berinteraksi dengan audiens yang beragam.

Keterampilan ini penting untuk menyampaikan pesan-pesan tentang fair play secara efektif dan untuk membangun kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai ini. Lebih jauh lagi, mahasiswa KPI perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang etika jurnalistik, termasuk prinsip-prinsip kejujuran, akurasi, dan imparsialitas.

Prinsip-prinsip ini penting untuk memastikan bahwa pemberitaan tentang fair play akurat, adil, dan bertanggung jawab.

Pengembangan Kemampuan Menulis Jurnalistik Mahasiswa KPI

Untuk mengembangkan kemampuan menulis jurnalistik mahasiswa KPI terkait fair play, beberapa hal yang dapat dilakukan meliputi:

  • Peningkatan pemahaman tentang etika olahraga: Memberikan materi dan diskusi tentang etika olahraga, termasuk nilai-nilai fair play, kepada mahasiswa.

    Materi ini dapat mencakup studi kasus, artikel, dan video yang membahas isu-isu etika dalam olahraga. Diskusi dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai fair play dan bagaimana menerapkannya dalam praktik.

    Selain itu, mahasiswa dapat didorong untuk melakukan penelitian tentang topik-topik etika olahraga dan untuk mempresentasikan temuan mereka kepada kelas.

  • Pelatihan analisis kasus: Melatih mahasiswa untuk menganalisis kasus-kasus pelanggaran fair play dan menulis laporan yang akurat dan berimbang.

    Pelatihan ini dapat mencakup simulasi kasus, di mana mahasiswa diberikan informasi tentang suatu peristiwa dan diminta untuk menulis laporan jurnalistik yang akurat dan berimbang. Mahasiswa juga dapat dilatih untuk mengidentifikasi bias dan untuk menghindari membuat penilaian yang tidak adil.

    Selain itu, mahasiswa dapat didorong untuk mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran fair play dan untuk mendapatkan perspektif yang berbeda.

  • Praktik menulis berita dan artikel: Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menulis berita dan artikel tentang fair play, dengan bimbingan dari dosen dan praktisi.

    Praktik ini dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan menulis mereka dan untuk memahami bagaimana menulis tentang fair play secara efektif. Mahasiswa dapat diberikan tugas untuk menulis berita tentang peristiwa olahraga yang menyoroti nilai-nilai fair play, atau untuk menulis artikel opini tentang isu-isu etika dalam olahraga.

    Selain itu, mahasiswa dapat didorong untuk mengirimkan karya mereka ke media lokal atau nasional.

  • Kunjungan ke media dan organisasi olahraga: Mengadakan kunjungan ke media dan organisasi olahraga untuk memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa tentang bagaimana fair play diterapkan di lapangan. Kunjungan ini dapat membantu mahasiswa memahami bagaimana jurnalis dan profesional olahraga bekerja untuk mempromosikan fair play.

    Mahasiswa dapat mengunjungi kantor berita, stasiun televisi, atau radio, dan dapat mewawancarai jurnalis olahraga. Selain itu, mahasiswa dapat mengunjungi organisasi olahraga, seperti komite olimpiade atau federasi olahraga, dan dapat belajar tentang program-program mereka untuk mempromosikan fair play.

  • Penggunaan teknologi dan platform digital: Memanfaatkan teknologi dan platform digital untuk menyebarkan informasi tentang fair play dan berinteraksi dengan audiens.

    Teknologi dan platform digital dapat digunakan untuk membuat konten yang menarik dan informatif tentang fair play, dan untuk menyebarkannya kepada audiens yang luas. Mahasiswa dapat membuat blog, podcast, atau video tentang fair play, dan dapat membagikannya di media sosial.

    Selain itu, mahasiswa dapat menggunakan platform digital untuk berinteraksi dengan audiens dan untuk mempromosikan dialog tentang fair play.

Membangun Budaya Fair Play: Tanggung Jawab Bersama

Membangun budaya fair play dalam olahraga dan kehidupan sosial adalah tanggung jawab bersama. Atlet, pelatih, ofisial, media, dan penggemar semua memiliki peran untuk dimainkan.

Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, respek, sportivitas, persahabatan, dan integritas, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan bermakna bagi semua. Budaya fair play juga mencakup kesediaan untuk mengakui kesalahan dan untuk belajar dari pengalaman. Ini adalah tentang menciptakan lingkungan di mana orang merasa aman untuk mengambil risiko dan untuk mencoba hal-hal baru, tanpa takut akan hukuman jika mereka gagal.

Selain itu, budaya fair play melibatkan promosi inklusi dan keragaman. Ini adalah tentang menciptakan lingkungan di mana semua orang merasa dihargai dan dihormati, tanpa memandang latar belakang atau identitas mereka.

Dengan membangun budaya fair play, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan bermakna bagi semua.

Langkah-Langkah untuk Membangun Budaya Fair Play

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk membangun budaya fair play meliputi:

  • Pendidikan dan pelatihan: Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang fair play kepada atlet, pelatih, dan ofisial.

    Pendidikan dan pelatihan ini harus komprehensif dan harus mencakup semua aspek fair play, termasuk nilai-nilai kejujuran, respek, sportivitas, persahabatan, dan integritas. Selain itu, pendidikan dan pelatihan harus disesuaikan dengan usia dan tingkat pengalaman peserta.

    Contohnya, program pendidikan tentang fair play untuk anak-anak harus berbeda dari program untuk atlet profesional.

  • Penegakan aturan: Menegakkan aturan secara konsisten dan adil, untuk mencegah dan menghukum pelanggaran fair play. Penegakan aturan harus konsisten dan adil, tanpa memandang status atau popularitas atlet atau tim. Selain itu, hukuman untuk pelanggaran fair play harus proporsional dengan tingkat keparahan pelanggaran.

    Contohnya, seorang atlet yang menggunakan doping harus dihukum lebih berat daripada seorang atlet yang melakukan pelanggaran kecil.

  • Promosi nilai-nilai positif: Mempromosikan nilai-nilai positif fair play melalui kampanye media, program pendidikan, dan kegiatan komunitas. Promosi nilai-nilai positif dapat membantu membangun kesadaran dan komitmen terhadap fair play di kalangan masyarakat.

    Kampanye media dapat digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan tentang fair play kepada audiens yang luas. Program pendidikan dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai fair play kepada anak-anak dan remaja. Kegiatan komunitas dapat digunakan untuk mempromosikan fair play di tingkat lokal.

  • Teladan yang baik: Menunjukkan teladan yang baik tentang fair play dalam perilaku sehari-hari.

    Teladan yang baik dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak dan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai fair play. Atlet, pelatih, dan ofisial harus menunjukkan teladan yang baik dalam perilaku mereka di lapangan dan di luar lapangan.

    Selain itu, pemimpin olahraga, politik, dan masyarakat harus menunjukkan teladan yang baik dalam perilaku mereka sehari-hari.

  • Dukungan dari pemimpin: Mendapatkan dukungan dari pemimpin olahraga, politik, dan masyarakat untuk mempromosikan fair play. Dukungan dari pemimpin dapat membantu meningkatkan kesadaran dan komitmen terhadap fair play di kalangan masyarakat. Pemimpin olahraga dapat mempromosikan fair play melalui kebijakan dan program mereka.

    Pemimpin politik dapat mempromosikan fair play melalui undang-undang dan peraturan mereka. Pemimpin masyarakat dapat mempromosikan fair play melalui kegiatan komunitas mereka.

Fair play bukan hanya tentang memenangkan pertandingan, tetapi tentang bagaimana kita bermain dan bagaimana kita memperlakukan orang lain. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan integritas, kita dapat menciptakan dunia olahraga dan masyarakat yang lebih baik.

Fair play adalah investasi jangka panjang dalam karakter dan moralitas, yang akan membawa manfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Mari bersama-sama membangun budaya fair play yang kuat dan berkelanjutan, untuk generasi sekarang dan mendatang. Untuk informasi lebih lanjut tentang fair play dalam olahraga, kunjungi situs web Komite Olimpiade Internasional.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0