Bukan Sekadar Diet: 5 Mitos Anoreksia Nervosa yang Perlu Anda Tahu Demi Kesehatan Mental

Oleh VOXBLICK

Jumat, 22 Agustus 2025 - 02.45 WIB
Bukan Sekadar Diet: 5 Mitos Anoreksia Nervosa yang Perlu Anda Tahu Demi Kesehatan Mental
Mitos Anoreksia Nervosa Terbongkar (Foto oleh BehindTheTmuna di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Banyak yang mengira anoreksia nervosa hanyalah soal keinginan ekstrem untuk kurus, sebuah diet yang kebablasan. Padahal, pandangan ini sangat menyederhanakan sebuah kondisi kesehatan mental yang kompleks dan berbahaya.

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang serius, ditandai dengan ketakutan luar biasa terhadap kenaikan berat badan, persepsi yang terdistorsi terhadap bentuk tubuh, dan pembatasan asupan makanan yang parah hingga menyebabkan berat badan sangat rendah. Ini bukanlah pilihan, melainkan penyakit mental yang memiliki risiko kematian tertinggi di antara gangguan kejiwaan lainnya.

Memahami fakta di balik mitos yang beredar adalah langkah krusial untuk menumbuhkan empati dan memberikan pertolongan yang benar.

Mitos 1: Anoreksia Hanya Soal Ingin Kurus dan Tampil Cantik

Faktanya, anoreksia nervosa jauh lebih dalam dari sekadar urusan penampilan. Ini adalah mekanisme koping yang salah terhadap rasa sakit emosional, trauma, atau perasaan tidak mampu mengendalikan hidup.

Bagi penderitanya, mengontrol asupan makanan dan berat badan memberikan ilusi kekuatan dan kendali saat aspek lain dalam hidup mereka terasa kacau. Gangguan makan ini sering kali berakar pada masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, perfeksionisme, dan rendahnya harga diri. Ketakutan akan kenaikan berat badan sebenarnya adalah manifestasi dari ketakutan yang lebih dalam, seperti takut gagal atau takut ditolak.

Penelitian bahkan menunjukkan bahwa pasien dengan anoreksia nervosa mengalami penurunan sensitivitas interoseptif, yang berarti mereka kesulitan mengenali dan merespons sinyal internal tubuh seperti lapar atau kenyang.

Ini membuktikan bahwa anoreksia nervosa memiliki dasar biologis dan psikologis yang kuat, bukan sekadar hasrat dangkal untuk menjadi kurus.

Mitos 2: Hanya Remaja Perempuan yang Bisa Mengalami Anoreksia

Stereotip ini sangat berbahaya karena dapat membuat individu di luar demografi tersebut kesulitan mendapatkan diagnosis dan pertolongan.

Meskipun anoreksia nervosa memang lebih sering didiagnosis pada remaja perempuan dan wanita muda, gangguan makan ini tidak mengenal batasan usia, jenis kelamin, ras, atau latar belakang sosial ekonomi. Pria, orang dewasa, bahkan anak-anak juga bisa mengalaminya. Faktor psikososial menjadi salah satu pemicu utama, dan tekanan untuk memiliki tubuh ideal tidak hanya dialami oleh perempuan.

Pria juga menghadapi tekanan untuk tampil berotot dan atletis, yang bisa memicu gangguan makan dan citra tubuh. Mengabaikan gejala anoreksia nervosa pada pria atau orang dewasa dapat menunda penanganan krusial dan memperburuk kondisi kesehatan mental serta fisik mereka.

Mitos 3: Penderita Anoreksia Tidak Merasa Lapar

Ini adalah salah satu kesalahpahaman yang paling menyakitkan.

Orang dengan anoreksia nervosa tetap merasakan lapar, bahkan sering kali rasa lapar itu sangat menyiksa. Namun, penyakit ini menciptakan suara di dalam pikiran mereka yang jauh lebih kuat daripada sinyal fisik tubuh. Suara itu dipenuhi oleh ketakutan, kecemasan, dan dorongan kompulsif untuk terus menurunkan berat badan. Mereka secara sadar menekan dan mengabaikan rasa lapar sebagai cara untuk mempertahankan kendali.

Perjuangan internal ini sangat melelahkan secara fisik dan mental. Menganggap mereka tidak lapar sama saja dengan meremehkan penderitaan dan pertempuran batin luar biasa yang mereka hadapi setiap saat.

Gangguan makan ini memaksa mereka untuk melihat makanan sebagai musuh, meskipun tubuh mereka sangat membutuhkannya untuk bertahan hidup.

Mitos 4: Anoreksia Adalah Pilihan Gaya Hidup, Bukan Penyakit

Menyebut anoreksia nervosa sebagai 'pilihan' adalah salah besar dan dapat menghambat seseorang untuk mencari bantuan.

Organisasi kesehatan dunia seperti World Health Organization (WHO) secara tegas mengklasifikasikan anoreksia nervosa sebagai gangguan mental yang serius. Ini adalah kondisi medis dengan komplikasi fisik yang parah dan mengancam jiwa. Pembatasan kalori ekstrem dapat menyebabkan kerusakan organ vital, termasuk jantung, otak, dan ginjal.

Beberapa konsekuensi fisiknya meliputi detak jantung yang melambat dan tidak teratur, tekanan darah rendah, osteoporosis (pengeroposan tulang), dehidrasi parah, rambut rontok, dan kelelahan kronis. Secara psikologis, anoreksia nervosa sering kali berjalan beriringan dengan depresi berat, gangguan kecemasan, dan isolasi sosial.

Ini adalah penyakit yang membutuhkan intervensi medis dan psikologis, bukan sekadar perubahan 'gaya hidup'.

Mitos 5: Seseorang Bisa Sembuh dari Anoreksia Sendiri

Karena kompleksitasnya yang melibatkan aspek fisik dan kesehatan mental, pemulihan dari anoreksia nervosa hampir tidak mungkin dilakukan sendirian. Upaya pemulihan membutuhkan dukungan dari tim profesional multidisiplin.

Tim ini biasanya terdiri dari dokter untuk memantau kesehatan fisik, psikiater untuk menangani aspek kejiwaan dan pengobatan, psikolog atau terapis untuk terapi perilaku dan emosional, serta ahli gizi untuk membantu membangun kembali hubungan yang sehat dengan makanan.

Menurut berbagai pedoman klinis, seperti yang dijabarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dalam upaya promosi kesehatan jiwa, intervensi dini dan dukungan profesional adalah kunci. Mencoba 'sembuh sendiri' bisa sangat berbahaya, karena penderita sering kali tidak dapat melihat secara objektif betapa seriusnya kondisi mereka akibat persepsi tubuh yang terdistorsi.

Dukungan keluarga dan lingkungan juga krusial, namun tidak dapat menggantikan penanganan ahli.

Mengenali Tanda-Tanda Awal Anoreksia Nervosa

Kewaspadaan terhadap gejala awal dapat mempercepat intervensi dan meningkatkan peluang pemulihan.

Penting untuk memperhatikan perubahan perilaku, fisik, dan emosional pada orang-orang di sekitar kita, atau bahkan pada diri sendiri.

Perilaku Terkait Makanan

Seseorang dengan gejala awal anoreksia nervosa mungkin menunjukkan perilaku obsesif terhadap makanan. Ini termasuk menghitung kalori secara berlebihan, menimbang makanan, memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil, atau mengembangkan ritual makan yang aneh.

Mereka mungkin sering melewatkan waktu makan, membuat alasan untuk tidak makan bersama orang lain, dan secara drastis membatasi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Ketertarikan yang tidak biasa pada resep atau memasak untuk orang lain tanpa ikut makan juga bisa menjadi pertanda.

Perubahan Fisik

Gejala fisik yang paling jelas adalah penurunan berat badan yang signifikan dan cepat.

Tanda-tanda lain termasuk sering merasa kedinginan karena kurangnya lemak tubuh, pusing atau pingsan, rambut menipis atau rontok, kulit kering, dan tumbuhnya rambut halus di tubuh (lanugo). Pada wanita, siklus menstruasi bisa menjadi tidak teratur atau berhenti sama sekali (amenorrhea).

Kelelahan ekstrem dan kelemahan otot juga merupakan gejala umum dari malnutrisi parah akibat gangguan makan ini.

Perubahan Emosional dan Sosial

Dari sisi emosional, penderita anoreksia nervosa sering kali menjadi lebih mudah tersinggung, murung, dan cemas, terutama di sekitar waktu makan. Mereka mungkin menarik diri dari teman, keluarga, dan aktivitas sosial yang dulu mereka nikmati.

Terdapat obsesi yang kuat pada berat dan bentuk tubuh, sering bercermin untuk memeriksa 'kekurangan', dan terus-menerus mengeluh merasa gemuk meskipun berat badannya sudah sangat rendah. Penyangkalan (denial) adalah mekanisme pertahanan yang kuat; mereka sering kali tidak percaya atau menolak mengakui bahwa mereka memiliki masalah serius.

Memahami informasi ini adalah langkah pertama yang baik, namun setiap individu memiliki perjalanan dan kebutuhan yang unik. Langkah-langkah pemulihan atau intervensi yang paling tepat selalu datang dari diskusi mendalam dengan tim medis atau profesional kesehatan mental yang dapat mengevaluasi kondisi secara menyeluruh dan merancang pendekatan yang paling sesuai untuk menangani gangguan makan tersebut.

Perjalanan keluar dari cengkeraman anoreksia nervosa memang tidak mudah, namun pemulihan sepenuhnya sangat mungkin dicapai. Kuncinya adalah mengenali bahwa ini adalah penyakit serius yang membutuhkan bantuan profesional, bukan tanda kelemahan atau kegagalan personal. Dengan dukungan yang tepat, penderita dapat membangun kembali hubungan yang sehat dengan makanan, tubuh, dan diri mereka sendiri.

Harapan selalu ada, dan langkah pertama menuju pemulihan adalah dengan berani mencari pertolongan dan meninggalkan mitos-mitos yang menghalangi jalan menuju kesehatan.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0