China Siapkan Stablecoin Yuan, Ini Dampaknya Buat Kamu!

Oleh VOXBLICK

Jumat, 22 Agustus 2025 - 07.55 WIB
China Siapkan Stablecoin Yuan, Ini Dampaknya Buat Kamu!
Potensi Stablecoin Yuan China (Foto oleh Roman Manshin di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Lupakan sejenak hiruk pikuk pasar kripto yang biasa kamu ikuti.

Ada pergerakan besar dari Timur yang bisa mengubah peta permainan secara fundamental: China, negara yang pada tahun 2021 memberlakukan larangan keras terhadap segala aktivitas kripto, kini dikabarkan serius menggarap stablecoin yang dipatok ke mata uang Yuan. Ini bukan sekadar rumor, melainkan sebuah rencana strategis yang sedang dipertimbangkan di level tertinggi pemerintahan Beijing.

Apa artinya ini bagi dunia, lanskap keuangan global, dan yang lebih penting, bagi portofolio investasi kripto kamu? Pergeseran kebijakan kripto China ini menandakan sebuah manuver geopolitik dan ekonomi yang sangat signifikan.

Jika sebelumnya Beijing melihat kripto sebagai ancaman terhadap stabilitas keuangan dan kontrol modal, kini mereka tampaknya melihat celah untuk memanfaatkan teknologi di baliknya khususnya stablecoin demi kepentingan nasional yang lebih besar.

Langkah ini bisa menjadi babak baru dalam evolusi mata uang digital dan persaingan kekuatan ekonomi global.

Dari Larangan Total ke Peluang Baru: Mengapa China Berubah Pikiran?

Untuk memahami betapa drastisnya perubahan ini, kita perlu melihat kembali ke tahun 2021. Saat itu, Beijing melancarkan tindakan keras yang mengguncang dunia kripto. Semua transaksi, penambangan, dan layanan terkait aset digital dilarang sepenuhnya.

Alasannya jelas: kekhawatiran akan arus modal keluar yang tidak terkendali, pencucian uang, dan potensi risiko sistemik terhadap sistem keuangan domestik. Namun, di balik sikap keras itu, China tidak pernah berhenti mengembangkan mata uang digital versi mereka sendiri, yaitu Digital Yuan atau e-CNY.

Proyek ini sudah diuji coba secara masif, termasuk saat Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Proyek e-CNY menunjukkan bahwa Beijing tidak anti-teknologi blockchain, melainkan anti-sistem yang tidak bisa mereka kendalikan. Kini, rencana untuk mengizinkan stablecoin Yuan di luar China daratan adalah evolusi logis dari strategi tersebut. Mengapa ada perubahan? Jawabannya terletak pada ambisi China untuk menginternasionalkan Renminbi (Yuan).

Menurut data dari SWIFT, pangsa Yuan dalam pembayaran global masih sangat kecil, hanya sekitar 3% per Juni lalu, sangat jauh tertinggal dari Dolar AS yang mendominasi dengan 47%. Dominasi dolar ini tidak hanya terjadi di sistem perbankan tradisional, tetapi juga merembet ke dunia kripto.

Bank for International Settlements (BIS) mencatat bahwa stablecoin yang dipatok ke Dolar AS (seperti USDT dan USDC) menguasai hampir seluruh pasokan stablecoin global.

Dengan meluncurkan stablecoin Yuan, Beijing berharap dapat mengikis dominasi tersebut dan menciptakan ekosistem baru di mana Renminbi memiliki peran sentral.

Apa Itu Stablecoin Yuan dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Bagi kamu yang sudah akrab dengan dunia kripto, konsep stablecoin Yuan sebenarnya cukup sederhana.

Anggap saja ini seperti Tether (USDT) atau USD Coin (USDC), tetapi alih-alih dipatok 1:1 dengan Dolar AS, nilainya akan dipatok 1:1 dengan Yuan China. Artinya, setiap satu unit stablecoin Yuan yang beredar akan dijamin oleh satu Yuan yang disimpan sebagai cadangan, entah dalam bentuk tunai atau aset setara kas lainnya.

Tujuannya sama seperti stablecoin lainnya: menyediakan aset digital yang stabil harganya, yang bisa digunakan sebagai jembatan antara dunia kripto yang volatil dan mata uang fiat yang lebih stabil. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi, trading, atau menyimpan nilai tanpa harus terekspos pada fluktuasi harga Bitcoin atau altcoin lainnya. Perbedaannya yang paling mendasar terletak pada entitas yang mendukung dan mengawasinya.

Jika stablecoin Yuan ini mendapat restu dari pemerintah, maka ia akan beroperasi di bawah kerangka regulasi yang ditetapkan oleh Beijing. Ini memberikan lapisan legitimasi yang tidak dimiliki banyak stablecoin swasta, namun di sisi lain juga menimbulkan pertanyaan tentang sentralisasi dan pengawasan.

Kebijakan kripto China yang baru ini kemungkinan akan menetapkan aturan main yang sangat ketat mengenai siapa yang boleh menerbitkan, bagaimana cadangan harus dikelola, dan di platform mana saja stablecoin ini boleh digunakan.

Ini adalah upaya untuk mengambil manfaat dari efisiensi teknologi stablecoin sambil tetap memegang kendali penuh.

Peta Jalan Ambisius Beijing: Hong Kong dan Shanghai sebagai Uji Coba

Laporan dari Reuters, mengutip sumber internal, menyebutkan bahwa Dewan Negara China akan meninjau peta jalan untuk stablecoin Yuan dalam waktu dekat.

Rencana ini tidak akan langsung diterapkan secara global, melainkan melalui fase uji coba yang sangat terkontrol. Dua kota telah dipilih sebagai garda depan untuk eksperimen ini: Hong Kong dan Shanghai. Pemilihan kedua kota ini sangat strategis.

Hong Kong, dengan statusnya sebagai pusat keuangan internasional dan kerangka hukum yang terpisah, adalah gerbang yang sempurna untuk memperkenalkan instrumen keuangan berbasis Yuan ke pasar global. Otoritas Hong Kong bahkan sudah memberlakukan undang-undang stablecoin baru per 1 Agustus, seolah mempersiapkan landasan bagi inisiatif ini. Sementara itu, Shanghai sedang membangun pusat operasi internasional untuk e-CNY.

Kolaborasi antara inisiatif stablecoin Yuan di Hong Kong dan infrastruktur e-CNY di Shanghai dapat menciptakan sinergi yang kuat. Ini memungkinkan Beijing untuk menguji coba bagaimana stablecoin yang beroperasi di pasar lepas (offshore) dapat berinteraksi dengan mata uang digital bank sentral (CBDC) domestik mereka.

Huang Yiping, seorang penasihat di People's Bank of China (PBOC), bahkan telah menyatakan kepada media lokal bahwa stablecoin Yuan lepas pantai di Hong Kong adalah sebuah 'kemungkinan' yang nyata. Ini adalah sinyal kuat bahwa rencana ini bukan lagi sekadar wacana, melainkan sebuah proposal kebijakan yang serius.

Pertarungan Raksasa: Stablecoin Yuan vs.

Dominasi Dolar AS

Peluncuran stablecoin Yuan akan menjadi deklarasi perang langsung terhadap hegemoni Dolar AS di pasar aset digital. Saat ini, pasar stablecoin global bernilai sekitar $245 miliar, dan Standard Chartered memproyeksikan angka ini bisa meledak hingga $2 triliun pada tahun 2028. Hampir seluruh kue raksasa ini dinikmati oleh stablecoin berdenominasi dolar.

Dengan memperkenalkan alternatif yang kredibel dan didukung oleh kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia, China berpotensi merebut sebagian besar pangsa pasar tersebut, terutama di kawasan Asia dan negara-negara yang memiliki hubungan dagang erat dengan China. Bayangkan jika transaksi perdagangan internasional di sepanjang Jalur Sutra Digital (Digital Silk Road) mulai difasilitasi menggunakan stablecoin Yuan.

Ini akan secara dramatis meningkatkan penggunaan dan permintaan Renminbi di tingkat global. Namun, jalan ini tidak akan mudah. Dolar AS memiliki keunggulan sebagai mata uang cadangan dunia dengan likuiditas yang tak tertandingi. Selain itu, Amerika Serikat juga tidak tinggal diam.

Pemerintahan AS secara terbuka mendukung pengembangan stablecoin yang didukung dolar dan sedang mengupayakan kerangka peraturan yang jelas untuk mendorong inovasi sambil mengelola risiko. Pertarungan antara stablecoin Yuan dan stablecoin dolar ini akan menjadi cerminan dari persaingan geopolitik yang lebih luas antara kedua negara.

Bagi investor dan pengguna kripto, ini bisa berarti lebih banyak pilihan, tetapi juga potensi fragmentasi pasar dan risiko geopolitik yang harus diperhitungkan.

Peluang Emas atau Jebakan Batman? Analisis Risiko yang Wajib Kamu Tahu

Di satu sisi, kehadiran stablecoin Yuan yang diatur secara resmi menawarkan banyak peluang.

Ini bisa meningkatkan likuiditas di pasar, membuka pasangan perdagangan baru (misalnya, BTC/CNYX), dan mungkin menarik lebih banyak investor institusional yang mencari aset stabil yang diatur. Bagi bisnis yang bertransaksi dengan China, ini bisa menjadi cara yang jauh lebih efisien untuk melakukan pembayaran lintas batas. Namun, di sisi lain, ada risiko signifikan yang tidak boleh kamu abaikan.

Pertama, adalah masalah kontrol modal. China terkenal dengan kontrol modalnya yang ketat. Menurut S&P Global Ratings, kebijakan moneter Beijing yang membatasi penggunaan Renminbi di luar negeri dapat menjadi penghalang serius. Ada kemungkinan bahwa stablecoin Yuan akan datang dengan batasan-batasan tentang bagaimana dan di mana ia dapat ditransfer, yang berpotensi mengurangi kegunaannya sebagai aset global yang sesungguhnya.

Kedua, risiko sentralisasi dan pengawasan. Sebuah stablecoin yang berada di bawah kendali langsung Beijing berarti setiap transaksi berpotensi dapat dilacak, dibekukan, atau bahkan dibatalkan oleh otoritas. Ini bertentangan dengan etos desentralisasi yang menjadi inti dari banyak proyek kripto. Ketiga, ada risiko de-pegging, yaitu ketika nilai stablecoin kehilangan patokannya 1:1 dengan mata uang fiat.

Meskipun dukungan negara dapat mengurangi risiko ini, masalah solvabilitas cadangan atau krisis kepercayaan masih bisa terjadi, seperti yang dianalisis oleh banyak lembaga pemeringkat. Kamu harus sangat berhati-hati dan memahami sepenuhnya struktur dan aturan yang menyertai stablecoin Yuan sebelum memutuskan untuk menggunakannya.

Apa Langkah Selanjutnya?

Timeline dan Dampaknya bagi Investor Kripto

Menurut sumber yang sama, detail lebih lanjut mengenai peluncuran stablecoin Yuan ini dapat diumumkan dalam beberapa minggu mendatang. Salah satu momen penting yang patut diawasi adalah KTT Shanghai Cooperation Organization (SCO) pada akhir Agustus hingga awal September. Ada kemungkinan Beijing akan menggunakan forum ini untuk memperkenalkan gagasan tersebut kepada mitra dagangnya.

Bagi kamu sebagai investor, ini adalah saatnya untuk waspada dan mengamati. Jika rencana ini terwujud, dampaknya bisa terasa di seluruh ekosistem. Harga aset kripto lain mungkin akan bereaksi, bursa-bursa besar mungkin akan berlomba-lomba untuk mendaftarkannya, dan dinamika pasar stablecoin akan berubah selamanya. Langkah yang bijaksana saat ini adalah tidak membuat keputusan terburu-buru.

Pantau berita dari sumber-sumber terpercaya, pelajari kerangka peraturan yang diusulkan saat dirilis nanti, dan pertimbangkan bagaimana aset ini cocok dengan strategi investasi dan toleransi risikomu. Tentu saja, semua informasi ini bersifat dinamis dan pasar kripto sangat fluktuatif. Penting untuk selalu melakukan riset mandiri (DYOR) sebelum mengambil keputusan investasi apa pun.

Pergerakan China ini bukan sekadar berita kripto biasa; ini adalah sinyal pergeseran tektonik dalam lanskap keuangan global. Apakah stablecoin Yuan akan menjadi kuda hitam yang menantang hegemoni dolar atau hanya sekadar eksperimen terbatas dalam taman bertembok digital, hanya waktu yang akan menjawab.

Yang pasti, mata seluruh dunia mulai dari para trader di Wall Street hingga pengembang di Silicon Valley kini tertuju pada setiap langkah yang diambil oleh Beijing.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0