Kecemasan Digital Itu Nyata: Psikolog Ungkap Cara Selamatkan Kesehatan Mental Anda di Tahun 2025

Oleh Andre NBS

Senin, 18 Agustus 2025 - 09.00 WIB
Kecemasan Digital Itu Nyata: Psikolog Ungkap Cara Selamatkan Kesehatan Mental Anda di Tahun 2025
Jaga Kesehatan Mental Digital (Foto oleh Stanley Kustamin di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Rasanya baru kemarin kita bicara soal manfaat internet, kini kita dihadapkan pada sisi lainnya: sebuah kelelahan mental kolektif.

Notifikasi yang tak henti-hentinya, tekanan untuk selalu tampil sempurna di media sosial, dan kaburnya batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi telah menciptakan sebuah tantangan baru bagi kesehatan mental kita. Ini bukan lagi sekadar perasaan, melainkan sebuah fenomena yang disebut kecemasan era digital.

Kita terus-menerus terpapar informasi, baik positif maupun negatif, yang memicu otak untuk bekerja ekstra keras, seringkali berujung pada overthinking digital dan kelelahan emosional.

Kondisi ini diperparah oleh budaya perbandingan yang subur di platform seperti Instagram dan TikTok. Melihat pencapaian atau gaya hidup orang lain secara konstan dapat mengikis rasa percaya diri dan memicu perasaan tidak cukup.

Fenomena ini, yang dikenal sebagai stres media sosial, menjadi salah satu pemicu utama masalah kesehatan mental, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Menurut berbagai kesehatan mental riset terbaru, ada korelasi kuat antara durasi penggunaan media sosial dengan peningkatan gejala depresi dan kecemasan.

Terlebih lagi bagi para kesehatan mental mahasiswa yang menghadapi tekanan akademis sekaligus tuntutan sosial online, serta para burnout pekerja digital yang merasa harus selalu 'online' dan responsif di luar jam kerja. Ini adalah realita dari mental health era digital yang kita hadapi bersama.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyoroti pentingnya isu ini.

Dalam berbagai publikasinya, kesehatan mental WHO menekankan bahwa akses digital yang luas harus diimbangi dengan literasi dan strategi untuk menjaga kesejahteraan. Tantangan ini menjadi fokus dalam agenda WHO mental health 2025, yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap perawatan kesehatan mental sambil mengatasi faktor-faktor risiko modern, termasuk yang berasal dari dunia digital.

Oleh karena itu, memahami cara kerja dan dampak teknologi terhadap psikologi kita adalah langkah pertama yang krusial untuk membangun sebuah strategi hidup sehat online.

Strategi Digital Wellness 2025: Lebih dari Sekadar ‘Digital Detox’

Banyak yang berpikir bahwa solusi untuk kelelahan digital adalah melakukan digital detox 2025 secara total: menghapus semua aplikasi media sosial dan menjauhi gawai.

Meskipun bisa memberikan kelegaan sementara, pendekatan ini seringkali tidak berkelanjutan dalam dunia yang menuntut kita untuk tetap terhubung. Konsep yang lebih relevan dan praktis adalah digital wellness, yaitu membangun hubungan yang sehat dan sadar dengan teknologi. Ini bukan tentang menolak teknologi, melainkan menggunakannya sebagai alat yang mendukung hidup kita, bukan sebaliknya.

Berikut adalah beberapa strategi yang didukung oleh psikolog klinis tips untuk diterapkan.

Praktik Mindfulness Online yang Disarankan Psikolog Klinis

Salah satu cara paling efektif untuk memerangi dampak negatif dari overload digital adalah dengan mempraktikkan mindfulness online. Artinya, kita menggunakan teknologi dengan kesadaran penuh.

Sebelum membuka aplikasi, tanyakan pada diri sendiri: "Apa tujuan saya membuka aplikasi ini?" Apakah untuk mencari informasi penting, terhubung dengan teman, atau sekadar lari dari kebosanan? Kesadaran sederhana ini dapat memutus siklus scrolling tanpa tujuan. Psikolog klinis sering menyarankan teknik seperti 'single-tasking' saat online. Alih-alih membuka belasan tab, fokuslah pada satu tugas hingga selesai.

Ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mengurangi beban kognitif yang menyebabkan stres dan kecemasan. Pendekatan kesehatan mental digital ini membantu kita kembali memegang kendali.

Menata Ulang Notifikasi untuk Mengurangi Overthinking Digital

Setiap notifikasi yang muncul di layar adalah interupsi yang dirancang untuk merebut perhatian kita.

Getaran atau bunyi ping dari ponsel dapat memicu pelepasan dopamin kecil di otak, yang lama-kelamaan menciptakan siklus kecanduan. Untuk mengatasi kecanduan gadget kesehatan mental, langkah praktis yang bisa diambil adalah mematikan semua notifikasi yang tidak esensial. Biarkan hanya panggilan telepon atau pesan dari orang-orang terdekat yang aktif.

Jadwalkan waktu spesifik dalam sehari untuk memeriksa email dan media sosial, misalnya sekali di pagi hari dan sekali di sore hari.

Dengan mengambil alih kendali atas kapan kita menerima informasi, kita memberikan ruang bagi otak untuk beristirahat dan berpikir jernih, yang secara signifikan dapat mengurangi overthinking digital dan menjadi salah satu tips atasi stress kerja online yang paling efektif.

Memprioritaskan Tidur Berkualitas di Era Digital

Hubungan antara penggunaan gawai sebelum tidur dan kualitas tidur yang buruk sudah banyak dibuktikan.

Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Kurang tidur tidak hanya membuat kita lelah secara fisik, tetapi juga sangat rentan terhadap stres, kecemasan, dan perubahan suasana hati. Memastikan tidur berkualitas era digital adalah fondasi dari kesehatan mental digital yang baik. Ciptakan 'zona bebas teknologi' di kamar tidur Anda.

Berhentilah menggunakan gawai setidaknya 60-90 menit sebelum tidur. Ganti kebiasaan scrolling dengan aktivitas yang menenangkan seperti membaca buku fisik, mendengarkan musik tenang, atau melakukan peregangan ringan. Kebiasaan sederhana ini dapat memberikan perbedaan besar pada kualitas istirahat dan ketahanan mental Anda keesokan harinya.

Peran Krusial Terapi Digital Sehat dan Dukungan Profesional

Teknologi tidak selamanya menjadi musuh.

Di sisi lain, kemajuan digital juga membuka pintu bagi inovasi dalam layanan kesehatan mental. Konsep terapi digital sehat semakin berkembang, menawarkan akses yang lebih mudah dan terjangkau ke dukungan profesional melalui platform telekonsultasi atau aplikasi kesehatan mental yang terkurasi.

Platform seperti ini menjadi jembatan penting, terutama di negara seperti Indonesia, di mana akses ke psikolog atau psikiater mungkin masih terbatas di beberapa daerah. Ini adalah bagian penting dari masa depan kesehatan mental Indonesia.

Namun, penting untuk memilih platform dan aplikasi dengan bijak.

American Psychological Association (APA) menyarankan untuk memeriksa kredibilitas aplikasi, kebijakan privasi data, dan apakah program yang ditawarkan didasarkan pada bukti ilmiah. Mencari psikolog klinis tips dalam memilih layanan yang tepat dapat membantu Anda mendapatkan manfaat maksimal. Mendapatkan bantuan profesional, baik secara online maupun tatap muka, bukanlah tanda kelemahan, melainkan sebuah langkah proaktif untuk merawat aset terpenting kita: kesehatan mental.

Bagi siapapun yang merasakan gejala burnout pekerja digital atau stres media sosial yang berkepanjangan, intervensi profesional adalah langkah yang sangat dianjurkan.

Setiap individu memiliki pengalaman dan kebutuhan yang unik dalam perjalanan mental health era digital ini. Strategi yang berhasil untuk satu orang mungkin perlu disesuaikan untuk orang lain.

Oleh karena itu, mengenali batasan diri dan berbicara dengan psikolog atau konselor profesional adalah langkah bijak untuk menemukan pendekatan yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Mereka dapat membantu Anda menyusun strategi hidup sehat online yang personal dan efektif, memastikan Anda tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di tengah era digital yang kompleks ini.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0