Waspada! Enshittification Ancam AI, Bisakah Kecerdasan Buatan Lolos?

Oleh VOXBLICK

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 15.10 WIB
Waspada! Enshittification Ancam AI, Bisakah Kecerdasan Buatan Lolos?
AI dan Jebakan Enshittification (Foto oleh ThisIsEngineering)

VOXBLICK.COM - Fenomena enshittification, istilah yang dipopulerkan oleh penulis dan aktivis digital Cory Doctorow, kini bukan lagi sekadar bahasan teknis di kalangan geeks. Ini adalah pola degradasi kualitas yang sering banget kita lihat di platform digital favorit kita, dari media sosial sampai e-commerce. Nah, pertanyaan besarnya sekarang adalah: apakah kecerdasan buatan (AI) yang lagi naik daun ini bisa menghindari jebakan penurunan kualitas yang sama?

Mari kita bongkar dulu apa itu enshittification. Gampangnya, ini adalah proses tiga fase di mana sebuah platform digital awalnya memberikan layanan terbaik untuk menarik pengguna.

Setelah punya banyak pengguna, platform itu mulai "memeras" penyedia layanan atau bisnis yang ada di dalamnya (misalnya, dengan tarif iklan yang lebih tinggi atau komisi yang lebih besar). Puncaknya, setelah bisnis atau penyedia layanan ini "terjebak" karena butuh akses ke audiens platform, giliran pengguna yang kena batunya. Kualitas layanan menurun, iklan makin banyak, privasi makin dipertaruhkan, dan pengalaman pengguna jadi amburadul. Doctorow sendiri mendefinisikannya sebagai "degradasi semua hal baik yang dilakukan platform untuk penggunanya agar bisa mengumpulkan keuntungan yang tidak proporsional."

Kita sudah melihat contoh nyatanya di mana-mana.

Ingat bagaimana Facebook atau Twitter (sekarang X) dulu terasa lebih personal dan bebas iklan? Sekarang, feed kita dipenuhi konten yang enggak relevan, iklan, atau postingan dari akun yang enggak kita ikuti. Google Search, yang dulunya adalah gerbang informasi murni, kini seringkali menampilkan hasil yang didominasi SEO-spam atau iklan di atas. Bahkan Amazon, yang awalnya fokus pada pengalaman belanja terbaik, mulai memprioritaskan produk-produknya sendiri atau penjual yang membayar lebih, meskipun kualitasnya belum tentu yang terbaik buat kita. Pola ini menunjukkan bagaimana tekanan monetisasi dan dominasi pasar bisa merusak ekosistem digital.


Waspada! Enshittification Ancam AI, Bisakah Kecerdasan Buatan Lolos?
Waspada! Enshittification Ancam AI, Bisakah Kecerdasan Buatan Lolos? (Foto oleh Rodion Kutsaiev)

Ancaman Enshittification Terhadap Kecerdasan Buatan

Nah, kalau platform digital saja bisa kena, bagaimana dengan kecerdasan buatan? Potensi enshittification pada AI itu nyata banget dan bisa muncul dalam berbagai bentuk:

Degradasi Kualitas Model AI: Awalnya, model AI seperti ChatGPT atau Gemini akan terasa sangat canggih dan responsif. Tapi seiring waktu, ada risiko model ini "malas" atau jadi generik.

Ini bisa terjadi karena beberapa alasan:
Data Training yang Buruk: Untuk menghemat biaya atau mempercepat rilis, perusahaan mungkin menggunakan data training yang kurang berkualitas atau kurang beragam, membuat AI menghasilkan respons yang dangkal atau bias.
Sensitivitas Berlebihan: Untuk menghindari kontroversi, AI mungkin diprogram untuk selalu memberikan jawaban yang "aman" atau generik, kehilangan kemampuan untuk memberikan wawasan yang mendalam atau kreatif.
Pembatasan Sumber Daya: Versi gratis atau standar AI mungkin diberikan sumber daya komputasi yang lebih sedikit, sehingga performanya menurun dibanding versi premium.
Monetisasi Agresif: Perusahaan pengembang AI pasti ingin untung. Ini bisa berarti:
Fitur Premium Berlebihan: Fitur-fitur canggih yang awalnya gratis bisa saja dipindahkan ke langganan berbayar.
Iklan dalam Respons AI: Bayangkan AI memberikan respons yang disisipi iklan produk atau layanan. Ini sudah mulai terlihat di beberapa platform.
Prioritas Mitra Bisnis: AI bisa saja diprogram untuk mempromosikan produk atau layanan dari mitra bisnis tertentu, meskipun ada alternatif yang lebih baik untuk pengguna.
Eksploitasi Data Pengguna: Prompts atau interaksi kita dengan AI bisa digunakan untuk melatih model, bahkan tanpa persetujuan eksplisit. Ini menimbulkan masalah privasi dan kepemilikan data yang serius.
Bias dan Diskriminasi yang Diperparah: Jika model AI dilatih dengan data yang bias atau jika algoritma dimodifikasi untuk tujuan tertentu (misalnya, untuk menargetkan demografi tertentu dengan iklan), ini bisa memperparah bias sosial dan diskriminasi.

Bisakah AI Lolos? Strategi Pencegahan

Meskipun ancaman degradasi kualitas pada kecerdasan buatan itu nyata, bukan berarti kita harus pasrah. Ada beberapa cara agar AI bisa lolos dari jebakan enshittification:

AI Sumber Terbuka (Open-Source AI): Ini adalah salah satu benteng pertahanan terkuat. Dengan model AI yang kode dan datanya terbuka, komunitas bisa mengaudit, memperbaiki, dan mengembangkan model secara transparan.

Ini meminimalkan risiko manipulasi atau penurunan kualitas yang tersembunyi.
Desentralisasi AI: Bayangkan AI yang tidak dikendalikan oleh satu perusahaan raksasa, melainkan didistribusikan di jaringan yang lebih luas. Ini bisa mengurangi kekuatan satu entitas untuk memaksakan perubahan yang merugikan pengguna.
Regulasi dan Etika yang Kuat: Pemerintah dan badan pengawas perlu membuat regulasi yang jelas tentang bagaimana AI dikembangkan, digunakan, dan dimonetisasi. Ini termasuk aturan tentang privasi data, transparansi algoritma, dan akuntabilitas. Organisasi etika AI juga memainkan peran penting.
Fokus pada Pengguna (User-Centric Design): Pengembang harus memprioritaskan pengalaman dan kebutuhan pengguna di atas segalanya. Ini berarti mendengarkan umpan balik, menawarkan opsi kustomisasi, dan memastikan bahwa AI tetap menjadi alat yang bermanfaat.
Kompetisi Sehat: Dengan banyaknya pemain di pasar AI, tekanan untuk terus berinovasi dan memberikan kualitas terbaik akan tetap tinggi. Jika ada monopoli, risiko enshittification akan meningkat drastis.
Edukasi dan Kesadaran Pengguna: Kita sebagai pengguna juga punya peran. Dengan memahami bagaimana AI bekerja, apa risiko-risikonya, dan hak-hak kita, kita bisa menuntut standar yang lebih tinggi dan memilih platform yang lebih etis.

Peran Kita Semua

Masa depan kecerdasan buatan masih sangat panjang. Ancaman enshittification memang mengintai, seperti halnya pada teknologi digital lainnya.

Namun, dengan kesadaran kolektif dari pengembang, pembuat kebijakan, dan terutama kita sebagai pengguna, AI punya peluang besar untuk tetap menjadi kekuatan positif yang inovatif. Ini bukan hanya tentang menghindari penurunan kualitas, tapi juga memastikan bahwa kecerdasan buatan berkembang dengan cara yang adil, transparan, dan benar-benar bermanfaat bagi semua.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0