Kaset Kenangan Cinta Pertama Membawa Teror Tak Terduga

Oleh VOXBLICK

Minggu, 12 Oktober 2025 - 03.50 WIB
Kaset Kenangan Cinta Pertama Membawa Teror Tak Terduga
Kaset cinta pertama penuh misteri (Foto oleh Gül Işık)

VOXBLICK.COM - Hujan malam itu jatuh seperti jarum-jarum es, memaku atap rumah kontrakan mungilku. Aku baru saja menyelesaikan tumpukan kardus dari lemari tua warisan nenek ketika sesuatu yang tak asing menggulung keluar: sebuah kaset mixtape bertuliskan tanganku sendiri“Untuk Rani, cinta pertamaku, 2004.” Tangan ini bergetar. Sudah lebih dari lima belas tahun sejak aku mendengar nama itu, apalagi menyentuh kenangan yang selalu kujaga rapat-rapat. Namun, entah karena rasa rindu atau sekadar ingin menertawakan masa lalu, aku menelusupkan kaset itu ke dalam tape deck tua yang masih ku simpan di pojok ruang tamu.

Begitu tombol play ditekan, suara gesekan pita kaset mengisi ruangan, lalu perlahan disusul alunan lagu-lagu lawas yang dulu kami putar berdua di bawah pohon mangga belakang sekolah.

Satu demi satu lagu mengalunsemuanya terasa manis sekaligus getir, mengingatkanku pada ciuman pertama, surat-surat cinta, dan janji-janji yang tak pernah terpenuhi. Tapi, di antara jeda antarlagu, suara aneh tiba-tiba menyelip, samar-samar seperti bisikan di balik dinding tipis. Aku menoleh, memastikan bahwa hanya aku sendiri di rumah malam itu.

Kaset Kenangan Cinta Pertama Membawa Teror Tak Terduga
Kaset Kenangan Cinta Pertama Membawa Teror Tak Terduga (Foto oleh Tosin James)

Bisikan di Balik Lagu

Pertama, aku mengira itu hanya suara rusak dari kaset yang sudah tua. Namun, semakin lama, bisikan itu terdengar jelas, seperti seseorang memanggil namaku. Nada suaranya parau, penuh luka, dan terasa sangat familiarpersis seperti suara Rani.

Aku mendengarkan lebih seksama, dan di sela-sela lagu ketiga, suara itu menyelusup, “Kamu janji tak akan melupakanku, kan?”

Jantungku berdegup liar. Aku berusaha mengingat-ingat, apakah aku pernah merekam suara Rani di kaset ini? Rasanya tidak. Kami hanya merekam lagu-lagu favorit, tak pernah suara kami sendiri.

Tapi bisikan itu terus berulang, setiap kali lagu berhenti, seolah ingin memastikan aku mendengarnya. Pita kaset berputar lambat, dan setiap kali lagu selesai, suara Rani terdengar makin jelas, makin memohon, lalu berubah menjadi tangis memilukan.

Ada yang Berubah di Dalam Rumah

Malam-malam berikutnya, aku tak bisa tidur. Lagu-lagu dari kaset mixtape itu terus terngiang di kepalaku, bahkan ketika tape sudah kugulung dan kusembunyikan di laci terdalam.

Pintu rumahku mulai berderit sendiri, lampu ruang tamu berkedap-kedip, dan udara di kamar terasa beku, seperti ada sesuatu yang menungguku di sudut ruangan.

  • Setiap tengah malam, suara kaset itu memutar sendiri, memekakkan telinga dengan bisikan-bisikan tak kasat mata.
  • Ada aroma parfum Rani yang tiba-tiba memenuhi ruangan, padahal botolnya sudah lama habis dan dibuang.
  • Bayangan perempuan berambut panjang muncul di cermin kamar mandi, menatapku dengan sorot mata penuh tuntutan.

Teman-temanku bilang aku hanya stres, terlalu banyak bekerja, atau sekadar terlalu larut dalam nostalgia. Tapi aku tahu, ini bukan sekadar kenangan.

Setiap kali kaset itu dimainkan, sepotong hidupku terasa diambil, digerus perlahan oleh sesuatu yang tak kasat matasesuatu yang menuntut janji lama yang tak pernah kutepati.

Janji yang Tak Pernah Selesai

Hingga malam itu, ketika aku terbangun oleh suara tangis lirih dari ruang tamu. Aku beringsut pelan, mencoba menahan gemetar di kaki. Di depan tape deck, kaset mixtape itu berputar sendiri.

Di atas sofa, sosok perempuan duduk membelakangiku, rambut panjangnya menutupi wajahnya. Tangannya yang pucat menggenggam sesuatusebuah surat cinta lama yang dulu pernah kukirimkan untuk Rani.

“Kamu janji akan menemuiku lagi, ingat?” Suaranya bergetar, penuh amarah sekaligus kesedihan.

Aku ingin berteriak, ingin berlari, tapi tubuhku membeku. Mata perempuan itu perlahan menoleh ke arahku, sorot matanya kosong dan dalam, seolah menenggelamkanku ke dalam jurang penyesalan.

Aku menutup mata, berharap semua ini mimpi buruk yang segera berlalu.

Keesokan paginya, kaset mixtape itu lenyap dari laci. Namun, suara lagu dan bisikan Rani tak pernah benar-benar hilangselalu menguntit di setiap sudut sunyi, menanti aku menepati janji yang pernah kubuat di masa lalu.

Kadang, di malam-malam paling lengang, aku masih bisa mendengar suara kaset itu berputar… tepat di balik pintu kamarku yang tertutup rapat.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0