Kebijakan Trump Pangkas Riset Sains, Bagaimana Nasib Ilmuwan?

Oleh VOXBLICK

Minggu, 19 Oktober 2025 - 07.15 WIB
Kebijakan Trump Pangkas Riset Sains, Bagaimana Nasib Ilmuwan?
Riset sains dipangkas, ilmuwan cemas. (Foto oleh Chokniti Khongchum)

VOXBLICK.COM - Dunia riset ilmiah di Amerika Serikat sedang menghadapi ancaman yang cukup serius. Gara-gara kebijakan pemotongan anggaran di bawah administrasi Trump, banyak proyek penelitian dan para ilmuwan kini berada di ujung tanduk. Ini bukan cuma soal angka di kertas, tapi dampaknya bisa sangat luas, mulai dari penemuan obat baru hingga penanganan perubahan iklim. Jadi, apa sih sebenarnya yang terjadi dan bagaimana nasib para peneliti kita?

Ceritanya begini, sejak awal menjabat, pemerintahan Trump memang punya visi untuk memangkas pengeluaran federal, termasuk di sektor yang sering dianggap "tidak esensial" seperti riset sains.

Beberapa lembaga yang jadi langganan target pemotongan anggaran antara lain Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), National Institutes of Health (NIH), dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Bayangkan saja, proposal anggaran mereka itu sering kali menyertakan pemangkasan yang cukup drastis untuk departemen-departemen yang berkaitan dengan riset dasar dan terapan.

Kebijakan Trump Pangkas Riset Sains, Bagaimana Nasib Ilmuwan?
Kebijakan Trump Pangkas Riset Sains, Bagaimana Nasib Ilmuwan? (Foto oleh Marek Piwnicki)

Ancaman Nyata bagi Anggaran Riset

Pemotongan anggaran riset ini bukan isapan jempol belaka. Misalnya, EPA, lembaga yang bertanggung jawab atas perlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakat, menghadapi usulan pemangkasan hingga 30% pada beberapa program risetnya.

Ini jelas mengancam kemampuan mereka untuk memantau polusi, meneliti dampak bahan kimia, atau mengembangkan teknologi hijau. Di sisi lain, meski NIHpusat riset biomedis terbesar di duniaseringkali lolos dari pemotongan ekstrem berkat dukungan bipartisan, ancaman pemangkasan tetap membayangi dan membuat banyak peneliti resah.

Data dari American Association for the Advancement of Science (AAAS) menunjukkan bahwa proposal anggaran Trump kerap kali menargetkan lembaga-lembaga yang fokus pada:

  • Riset Iklim dan Lingkungan: Program-program di NOAA dan NASA yang berkaitan dengan pengawasan iklim dan bumi sering jadi sasaran. Ini berdampak langsung pada pemahaman kita tentang perubahan iklim dan kesiapan menghadapi bencana alam.
  • Riset Energi Terbarukan: Departemen Energi juga tak luput dari usulan pemangkasan, terutama di bagian yang mengembangkan energi bersih dan teknologi efisiensi energi. Ini bisa menghambat inovasi dan daya saing AS di sektor energi masa depan.
  • Riset Kesehatan Masyarakat: Meskipun NIH sering terlindungi, ada kekhawatiran tentang pemotongan di Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang sangat vital untuk mencegah dan merespons wabah penyakit.
Pemangkasan ini bukan hanya mengurangi dana untuk proyek baru, tapi juga bisa menghentikan proyek yang sedang berjalan, memecat staf, dan menutup laboratorium.

Masa Depan Ilmuwan: Dilema dan Migrasi

Lalu, bagaimana nasib para ilmuwan di tengah badai pemotongan riset ini? Jelas, situasinya jadi serba tidak pasti. Banyak peneliti yang bergantung pada dana hibah federal kini kesulitan mendapatkan pendanaan. Ini menimbulkan beberapa masalah serius:

  • Kehilangan Pekerjaan: Tanpa dana, laboratorium tidak bisa beroperasi, dan kontrak peneliti serta staf pendukung tidak bisa diperpanjang. Ilmuwan muda, terutama, yang baru memulai karir mereka, sangat rentan.
  • Migrasi Talenta (Brain Drain): Amerika Serikat selama ini menjadi magnet bagi talenta ilmiah terbaik dari seluruh dunia. Jika peluang riset dan pendanaan menyusut, para ilmuwan berbakat ini mungkin akan mencari negara lain yang lebih mendukung, seperti Kanada, Jerman, atau Tiongkok, yang justru meningkatkan investasi di riset sains. Ini adalah kerugian besar bagi inovasi dan daya saing AS.
  • Menurunnya Moral dan Motivasi: Lingkungan riset yang tidak stabil dan ancaman pemotongan terus-menerus bisa menurunkan semangat para peneliti. Mereka jadi lebih fokus mencari dana ketimbang melakukan terobosan ilmiah.
  • Kurangnya Keberagaman: Pemotongan dana juga bisa berdampak pada program-program yang bertujuan meningkatkan keberagaman di bidang sains, sehingga mengurangi representasi kelompok minoritas dan perempuan.

Seorang profesor di University of California, Berkeley, pernah mengeluh bahwa ancaman pemotongan ini membuat generasi ilmuwan muda berpikir dua kali untuk masuk ke bidang riset yang sangat kompetitif dan tidak pasti.

"Kami membutuhkan dukungan yang stabil untuk menarik pikiran-pikiran terbaik," ujarnya.

Dampak Jangka Panjang: Mengapa Ini Penting bagi Kita?

Dampak dari kebijakan Trump yang memangkas riset sains ini bukan hanya dirasakan oleh para ilmuwan, tapi juga oleh masyarakat luas. Ini bukan cuma soal mereka, tapi juga kita.

  1. Hambatan Inovasi: Riset dasar adalah fondasi dari semua inovasi. Tanpa riset yang didanai dengan baik, penemuan obat baru, pengembangan teknologi energi bersih, atau kemajuan dalam kecerdasan buatan bisa melambat drastis. Ini akan mengurangi daya saing ekonomi Amerika Serikat di panggung global.
  2. Ancaman Kesehatan Publik: Pemotongan di NIH dan CDC bisa menghambat riset tentang penyakit mematikan seperti kanker, Alzheimer, atau pandemi di masa depan. Kita tahu betul betapa pentingnya riset dalam menghadapi krisis kesehatan global.
  3. Kerugian Lingkungan: Kurangnya riset tentang perubahan iklim dan polusi berarti kita akan semakin sulit memahami dan mengatasi tantangan lingkungan yang mendesak, dengan konsekuensi yang bisa sangat mahal di masa depan.
  4. Kehilangan Keahlian Nasional: Jika para ilmuwan terbaik meninggalkan AS, negara ini akan kehilangan keahlian penting yang dibutuhkan untuk keamanan nasional, pengembangan teknologi pertahanan, dan respons terhadap krisis.

Singkatnya, pemotongan riset sains adalah investasi yang tidak dilakukan, dan dampaknya akan terasa dalam jangka panjang, mungkin puluhan tahun ke depan, dalam bentuk stagnasi inovasi dan penurunan kualitas hidup.

Respon Komunitas Sains dan Harapan di Masa Depan

Tentu saja, komunitas ilmiah tidak tinggal diam. Banyak organisasi dan individu ilmuwan telah bersuara keras menentang kebijakan ini.

Mereka melakukan advokasi, menulis surat terbuka, dan bahkan mengadakan "March for Science" di berbagai kota untuk menarik perhatian publik dan politisi tentang pentingnya sains. Upaya ini seringkali berhasil menekan Kongres untuk menolak proposal pemotongan yang paling ekstrem.

Meskipun demikian, ketidakpastian tetap menjadi bayang-bayang. Para ilmuwan dan pendukung sains berharap agar kebijakan di masa depan akan lebih menghargai peran krusial riset ilmiah dalam kemajuan peradaban.

Investasi dalam sains bukan hanya pengeluaran, melainkan investasi strategis untuk masa depan yang lebih sehat, lebih aman, dan lebih inovatif. Nasib ilmuwan dan riset sains di Amerika Serikat memang menjadi cerminan bagaimana sebuah negara menghargai pengetahuan dan kemajuan.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0