Malam Boneka Tertawa dan Rahasia Imajinasi Anak

Oleh VOXBLICK

Kamis, 09 Oktober 2025 - 02.10 WIB
Malam Boneka Tertawa dan Rahasia Imajinasi Anak
Boneka tertawa di malam hari (Foto oleh Tima Miroshnichenko)

VOXBLICK.COM - Petang itu, hujan turun perlahan-lahan di luar jendela kamar. Aku terbaring di atas kasur, memandangi langit-langit yang sesekali diterangi kilat samar. Di pojok ruangan, tepat di atas rak buku, duduk sebuah boneka tua dengan gaun renda lusuh. Boneka itu, hadiah dari bibi yang tak pernah kukenal, selalu menatapku dengan mata kaca bulatnya. Tapi malam itu, ada sesuatu yang berbeda. Seolah-olah, boneka itu sedang menunggu sesuatu… atau seseorang.

Jam menunjukkan pukul sebelas malam ketika suara tawa pelan terdengar. Bukan suara tawa manusialebih seperti suara retakan kayu bercampur bisikan. Aku menahan napas, berusaha meyakinkan diri bahwa itu hanya imajinasiku.

Namun, suara itu kian nyata, berulang-ulang, seakan menantang keberanianku untuk tetap membuka mata.

Malam Boneka Tertawa dan Rahasia Imajinasi Anak
Malam Boneka Tertawa dan Rahasia Imajinasi Anak (Foto oleh Wendelin Jacober)

Boneka Tertawa di Tengah Kegelapan

Setiap anak pasti punya mainan favorit. Tapi mainanku, boneka usang itu, bukan teman biasa. Keberadaannya di kamarku seperti pengawas bisu, menanti waktu yang tepat untuk membuka rahasia malam.

Aku pernah mencoba menyingkirkannya, tapi setiap pagi, boneka itu selalu kembali ke rak yang samaduduk, tersenyum, seolah tahu sesuatu yang tak pernah kuketahui.

Malam itu, suara tawa makin keras, bergema di sudut-sudut kamar. Aku menyelimuti tubuh hingga kepala, berharap suara itu akan pergi. Namun, keheningan justru memudar, digantikan bisikan lirih.

  • "Ayo bermain..."
  • "Aku tahu rahasiamu..."
  • "Jangan tutup mata..."

Jantungku berdegup kencang, keringat dingin membasahi pelipis. Aku mengintip dari balik selimut. Lampu tidur berkedip, dan sorot mataku menangkap gerakan kecil di rak. Boneka itu... tersenyum lebih lebar dari biasanya.

Rahasia Imajinasi Anak yang Tak Pernah Tidur

Konon katanya, imajinasi anak-anak adalah dunia tanpa batas. Tapi malam itu, imajinasiku berubah menjadi penjara. Aku mendengar langkah-langkah kecil, seperti kain diseret di atas lantai kayu.

Dengan ngeri, aku melihat boneka itu kini berada di ujung ranjang, masih tersenyum dengan tatapan kosong.

Dalam ketakutanku, aku mencoba berbisik, "Siapa kamu?" Tidak ada jawaban, hanya suara tawa pelan yang kini sangat dekat. Aku ingin berteriak, tapi suara tercekat di tenggorokan.

  • Bayangan boneka menari di dinding, mengikuti kilatan petir.
  • Rasa dingin merayap dari kaki hingga punggung leherku.
  • Jam di dinding berdetak makin lambat, seolah waktu berhenti mendukungku.

Saat aku akhirnya memberanikan diri untuk lari, pintu kamar terkunci rapat. Aku menolehboneka itu sudah tidak ada di ranjang. Tapi suara tawa... kini terdengar dari bawah kolong tempat tidur.

Malam yang Tak Pernah Usai

Keesokan paginya, kamar kembali sunyi. Ibuku menemukan aku terdiam di sudut ruangan, memeluk lutut dengan mata nanar. Boneka itu kembali duduk di rak, tersenyum seperti biasa, seolah tidak pernah bergerak. Tidak ada yang percaya ceritaku.

Tidak ada yang mendengar tawa aneh itu kecuali aku.

Malam berikutnya, aku mencoba tidur lebih awal. Tapi setiap kali aku memejamkan mata, suara tawa itu kembali, lebih dekat, lebih nyata. Aku tahu, malam boneka tertawa belum usai.

Rahasia imajinasi anak bukan sekadar mimpi burukia hidup, bersembunyi di balik tawa boneka yang menunggu saat untuk kembali bermain.

Dan malam ini, aku mendengar bisikan baru: "Bukan hanya kamu yang mendengarku. Di luar sana, masih banyak anak yang menunggu giliran..."

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0