Raksasa Fintech Klarna Siap Guncang Bursa Saham Incar Dana Segar 1.27 Miliar Dolar

Oleh Ramones

Senin, 08 September 2025 - 11.00 WIB
Raksasa Fintech Klarna Siap Guncang Bursa Saham Incar Dana Segar 1.27 Miliar Dolar
Klarna Rencanakan IPO Lagi (Foto oleh Traxer di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Dunia teknologi finansial kembali diramaikan dengan kabar besar. Klarna, perusahaan raksasa asal Swedia yang mempopulerkan layanan Buy Now, Pay Later (BNPL), secara resmi mengumumkan kebangkitan rencana penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

Langkah ini bukan sekadar berita biasa, melainkan sebuah sinyal kuat tentang arah industri fintech ke depan. Perusahaan dan para pemegang sahamnya berambisi menggalang dana segar hingga 1,27 miliar dolar AS, sebuah angka yang menempatkan valuasi perusahaan ini pada kisaran fantastis, yakni mencapai 14 miliar dolar AS.

Bagi banyak profesional muda dan Gen-Z yang sudah akrab dengan kemudahan berbelanja menggunakan Klarna, berita ini membuka babak baru yang menarik untuk diikuti.

Apa Itu Klarna dan Kenapa Begitu Populer?

Bagi yang belum terlalu familiar, Klarna adalah sebuah startup fintech yang merevolusi cara kita berbelanja online.

Didirikan pada tahun 2005 di Stockholm, Swedia, oleh Sebastian Siemiatkowski, Niklas Adalberth, dan Victor Jacobsson, Klarna lahir dari ide sederhana: membuat proses belanja online lebih mudah, aman, dan fleksibel.

Inti dari layanan mereka adalah konsep Buy Now, Pay Later, yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang sekarang dan membayarnya nanti dalam beberapa kali cicilan tanpa bunga, asalkan pembayaran dilakukan tepat waktu.

Model bisnis ini terbukti sangat digandrungi, terutama oleh generasi milenial dan Gen-Z yang menginginkan fleksibilitas finansial tanpa harus terikat dengan kartu kredit tradisional yang seringkali memiliki bunga tinggi dan aturan yang rumit.

Klarna menawarkan beberapa opsi pembayaran yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna:

  • Pay in 4: Membagi total pembelian menjadi empat kali cicilan yang sama besar, dibayarkan setiap dua minggu sekali.

    Opsi ini sangat populer untuk pembelian barang-barang dengan harga menengah.

  • Pay in 30 Days: Memberikan waktu 30 hari bagi pengguna untuk mencoba barang yang dibeli sebelum melakukan pembayaran penuh.

    Jika barang tidak cocok, pengguna bisa mengembalikannya tanpa harus mengeluarkan uang terlebih dahulu.

  • Financing: Untuk pembelian dalam jumlah besar, Klarna menawarkan opsi cicilan jangka panjang, mirip dengan pinjaman pribadi, dengan tenor yang bisa mencapai 36 bulan.

Popularitas Klarna tidak hanya datang dari fleksibilitas pembayarannya. Mereka berhasil membangun sebuah ekosistem belanja yang terintegrasi melalui aplikasi super mereka.

Di dalam aplikasi Klarna, pengguna tidak hanya bisa mengelola pembayaran, tetapi juga menemukan penawaran eksklusif dari berbagai merek, melacak pengiriman barang, hingga membuat daftar keinginan. Pengalaman pengguna yang mulus dan modern inilah yang membuat lebih dari 150 juta konsumen aktif di seluruh dunia dan 500.000 mitra ritel, termasuk nama-nama besar seperti Nike, H&M, dan Sephora, mempercayai platform ini.

Keberhasilan ini mengubah Klarna dari sekadar startup menjadi pemain utama di panggung fintech global, yang kini siap melantai di bursa saham.

Jalan Berliku Menuju IPO: Kenapa Baru Sekarang?

Rencana IPO Klarna sebenarnya sudah menjadi perbincangan hangat sejak beberapa tahun lalu.

Pada puncak popularitas fintech di tahun 2021, valuasi perusahaan ini meroket hingga mencapai 45,6 miliar dolar AS, menjadikannya salah satu startup paling berharga di Eropa. Saat itu, melantai di bursa saham tampak seperti langkah logis berikutnya. Namun, lanskap ekonomi global berubah dengan cepat. Memasuki tahun 2022, dunia teknologi mengalami apa yang disebut sebagai "tech winter".

Suku bunga yang naik secara agresif untuk melawan inflasi membuat investor menjadi lebih berhati-hati. Pendanaan untuk startup teknologi mengering, dan valuasi perusahaan-perusahaan yang sebelumnya melambung tinggi mulai terkoreksi tajam. Klarna tidak luput dari badai ini. Dalam putaran pendanaan pada Juli 2022, valuasi perusahaan mereka anjlok drastis sebesar 85% menjadi hanya 6,7 miliar dolar AS.

Momen ini menjadi pukulan telak dan memaksa perusahaan untuk menunda rencana IPO mereka. Alih-alih terpuruk, manajemen Klarna di bawah pimpinan CEO Sebastian Siemiatkowski mengambil langkah strategis yang krusial. Mereka beralih fokus dari pertumbuhan agresif menjadi profitabilitas yang berkelanjutan. Perusahaan melakukan efisiensi operasional, memangkas biaya yang tidak perlu, dan lebih selektif dalam memberikan pinjaman untuk menekan risiko kredit macet.

Strategi ini membuahkan hasil. Pada kuartal ketiga tahun 2023, Klarna berhasil mencatatkan laba kuartalan pertama mereka dalam empat tahun. Ini menjadi titik balik penting yang mengembalikan kepercayaan investor. Keputusan untuk menghidupkan kembali rencana IPO sekarang didasari oleh beberapa faktor. Pertama, kondisi pasar modal yang mulai membaik. Kedua, kinerja keuangan Klarna yang solid dan telah terbukti mampu menghasilkan keuntungan.

Ketiga, momentum industri Buy Now, Pay Later yang terus menunjukkan pertumbuhan. Dengan fondasi yang lebih kuat, Klarna kini merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan sebagai perusahaan publik di bursa saham.

Rincian IPO Klarna: Angka-Angka yang Perlu Kamu Tahu

Langkah Klarna menuju bursa saham dipersiapkan dengan sangat matang.

Berdasarkan dokumen yang diajukan, detail dari rencana IPO ini memberikan gambaran jelas tentang skala dan ambisi perusahaan.

Memahami angka-angka ini penting untuk melihat seberapa besar kepercayaan diri Klarna dan investor terhadap masa depan industri Buy Now, Pay Later.

Target Dana dan Valuasi Perusahaan

Target utama dari IPO ini adalah untuk mengumpulkan dana segar sekitar 1,27 miliar dolar AS.

Angka ini akan digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari ekspansi bisnis, pengembangan teknologi baru, hingga memperkuat modal kerja. Yang lebih menarik adalah target valuasi perusahaan. Dengan penjualan saham ini, Klarna menargetkan valuasi total hingga 14 miliar dolar AS.

Meskipun angka ini masih jauh di bawah puncak valuasi pada tahun 2021, ini merupakan peningkatan lebih dari dua kali lipat dibandingkan valuasi pada pertengahan 2022. Ini menunjukkan pemulihan yang signifikan dan optimisme pasar terhadap model bisnis fintech ini.

Harga dan Jumlah Saham

Untuk mencapai target tersebut, Klarna berencana untuk menjual total 34,3 juta lembar saham.

Harga penawaran untuk setiap lembar saham diperkirakan berada di kisaran antara 35 hingga 37 dolar AS. Penetapan rentang harga ini dilakukan setelah melalui analisis pasar yang mendalam dan diskusi dengan para penjamin emisi. Respons dari investor institusional selama periode roadshow akan menentukan harga final saat saham resmi diperdagangkan di bursa saham.

Perlu diingat, semua informasi terkait investasi di bursa saham memiliki risiko, dan artikel ini tidak dimaksudkan sebagai nasihat keuangan. Kinerja masa lalu sebuah startup tidak menjamin hasil di masa depan.

Selalu lakukan riset mandiri atau berkonsultasi dengan profesional sebelum mengambil keputusan investasi apa pun.

Analisis Pasar: Peluang dan Tantangan bagi Klarna

Melantai di bursa saham akan membuka pintu peluang yang sangat besar bagi Klarna, namun di saat yang sama juga menghadirkan serangkaian tantangan yang tidak bisa dianggap remeh.

Keberhasilan IPO ini akan sangat bergantung pada bagaimana perusahaan menavigasi lanskap persaingan dan regulasi yang dinamis.

Peluang di Depan Mata

Pasar e-commerce global yang terus tumbuh adalah ladang subur bagi layanan Buy Now, Pay Later. Semakin banyak orang berbelanja online, semakin besar pula permintaan akan metode pembayaran yang fleksibel.

Secara khusus, pasar Amerika Serikat menjadi target ekspansi utama Klarna. Dengan basis konsumen yang besar dan tingkat adopsi fintech yang tinggi, AS menawarkan potensi pertumbuhan yang luar biasa.

Selain itu, status sebagai perusahaan publik akan memberikan Klarna modal yang cukup untuk berinovasi, meluncurkan produk keuangan baru seperti rekening tabungan atau produk investasi, dan mengakuisisi startup teknologi lain untuk memperkuat ekosistemnya.

Tantangan yang Menghadang

Kompetisi di industri Buy Now, Pay Later sangat ketat.

Pemain besar seperti Affirm, Afterpay (yang kini dimiliki oleh Block, Inc.), dan bahkan raksasa teknologi seperti PayPal dengan layanan "Pay in 4" menjadi pesaing serius. Mereka semua berlomba-lomba untuk mendapatkan pangsa pasar dengan menawarkan promosi menarik bagi konsumen dan kesepakatan eksklusif dengan para peritel. Tantangan terbesar, bagaimanapun, datang dari sisi regulasi.

Pemerintah dan lembaga keuangan di seluruh dunia, termasuk Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) di AS, mulai mengamati industri BNPL dengan lebih cermat. Mereka khawatir model bisnis ini dapat mendorong konsumen, terutama anak muda, untuk berutang di luar kemampuan.

Aturan yang lebih ketat terkait transparansi biaya, pelaporan kredit, dan perlindungan konsumen dapat diterapkan di masa depan, yang berpotensi mempengaruhi profitabilitas perusahaan seperti Klarna.

Dampak IPO Klarna bagi Industri Fintech dan Konsumen

Sebuah IPO dari pemain sebesar Klarna tidak hanya berdampak pada perusahaan itu sendiri, tetapi juga mengirimkan gelombang ke seluruh ekosistem fintech dan bahkan sampai ke kantong konsumen.

Bagi Ekosistem Startup dan Fintech

Keberhasilan IPO Klarna akan menjadi validasi besar bagi model bisnis Buy Now, Pay Later dan sektor fintech secara keseluruhan.

Ini bisa menjadi katalisator yang menghidupkan kembali minat investor terhadap startup fintech lainnya, terutama setelah periode "tech winter" yang menantang. Jika saham Klarna berkinerja baik di bursa saham, ini akan menetapkan tolok ukur baru untuk valuasi perusahaan sejenis dan mungkin mendorong lebih banyak perusahaan fintech untuk mengikuti jejaknya go public.

Ini adalah angin segar yang dapat memacu inovasi dan investasi lebih lanjut di sektor ini.

Bagi Kamu Sebagai Konsumen

Sebagai perusahaan publik, Klarna akan memiliki tekanan lebih besar untuk terus tumbuh dan menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham. Apa artinya ini bagi jutaan penggunanya? Di satu sisi, ini bisa berarti hal-hal positif.

Dengan dana segar dari IPO, Klarna dapat berinvestasi lebih banyak pada teknologi untuk meningkatkan pengalaman pengguna, menawarkan lebih banyak promosi, dan memperluas jaringannya ke lebih banyak toko favoritmu. Namun, di sisi lain, ada kemungkinan perusahaan akan mencari cara baru untuk meningkatkan pendapatan.

Ini bisa berarti perubahan pada syarat dan ketentuan, pengenalan biaya keterlambatan yang lebih ketat, atau bahkan penawaran produk pinjaman dengan bunga yang lebih tinggi.

Konsumen perlu tetap cermat dalam menggunakan layanan Buy Now, Pay Later dan memahami setiap konsekuensi dari pilihan pembayaran yang mereka ambil.

Masa Depan "Buy Now, Pay Later": Sekadar Tren atau Revolusi Keuangan?

Langkah Klarna menuju bursa saham memaksa kita untuk bertanya: apakah Buy Now, Pay Later hanya sebuah tren sesaat yang didorong oleh suku bunga rendah, atau ini adalah bagian dari revolusi keuangan yang lebih besar?

Banyak analis percaya bahwa BNPL akan tetap ada dan bahkan berkembang. Model ini secara fundamental telah mengubah ekspektasi konsumen terhadap proses pembayaran. Fleksibilitas dan kemudahan adalah kunci. Di masa depan, kita kemungkinan akan melihat layanan BNPL menjadi lebih terintegrasi dengan layanan perbankan lainnya.

Perusahaan seperti Klarna, seperti yang dilaporkan oleh TechCrunch, tidak lagi melihat diri mereka hanya sebagai penyedia cicilan, tetapi sebagai platform keuangan yang komprehensif. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk analisis kredit yang lebih personal dan penawaran yang disesuaikan akan menjadi semakin canggih, membuat layanan ini lebih relevan bagi setiap individu.

Langkah besar yang diambil Klarna dengan rencana IPO ini lebih dari sekadar manuver finansial sebuah startup. Ini adalah pernyataan tentang ketahanan, adaptasi, dan keyakinan pada masa depan pembayaran digital. Kebangkitan valuasi perusahaan dari titik terendahnya menunjukkan kemampuan fintech ini untuk berbenah dan kembali lebih kuat.

Bagi dunia fintech, ini adalah momen penting yang akan diamati dengan cermat, menjadi penentu arah bagi banyak startup lain yang bercita-cita sama. Bagi konsumen, ini adalah pengingat bahwa cara kita berbelanja dan mengelola keuangan terus berevolusi, didorong oleh inovasi teknologi yang menjadikan segalanya lebih cepat, lebih mudah, dan lebih terhubung.

Perjalanan Klarna di bursa saham akan menjadi salah satu cerita paling menarik untuk diikuti di dunia teknologi dan keuangan dalam beberapa waktu ke depan.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0