Sora dan AI Video Generatif: Selamat Datang Era Kepalsuan Visual?

Oleh VOXBLICK

Jumat, 17 Oktober 2025 - 16.50 WIB
Sora dan AI Video Generatif: Selamat Datang Era Kepalsuan Visual?
Sora, AI video, era kepalsuan (Foto oleh Markus Winkler)

VOXBLICK.COM - OpenAI baru saja memperkenalkan Sora, sebuah generator video AI yang kemampuannya bikin banyak orang melongo. Bayangkan, cukup ketik deskripsi teks, dan Sora bisa langsung mengubahnya jadi video realistis, lengkap dengan gerakan kamera yang dinamis dan detail yang memukau. Dari seekor anjing laut yang berjemur di pantai hingga Tokyo yang sibuk di musim dingin, video-video hasil Sora terlihat begitu nyata sampai sulit dibedakan mana yang asli dan mana yang buatan AI.

Teknologi AI video generatif ini memang luar biasa, membuka pintu ke dunia kreatif tanpa batas. Pembuat film independen bisa menciptakan adegan mahal tanpa biaya produksi tinggi, pemasar bisa membuat iklan dinamis dalam hitungan menit, dan siapa saja bisa mewujudkan imajinasi mereka menjadi visual bergerak. Tapi, di balik decak kagum itu, muncul juga kekhawatiran besar. Kehadiran Sora dan teknologi sejenisnya membuka era baru di mana visual tak lagi bisa jadi bukti, memicu pertanyaan serius tentang kepercayaan publik dan integritas informasi.

Sora dan AI Video Generatif: Selamat Datang Era Kepalsuan Visual?
Sora dan AI Video Generatif: Selamat Datang Era Kepalsuan Visual? (Foto oleh Google DeepMind)

Dari Video Generatif ke Deepfake: Sebuah Garis Tipis

Perkembangan Sora menunjukkan betapa canggihnya AI dalam memanipulasi dan menciptakan realitas visual. Jika dulu deepfake masih sering terlihat janggal atau butuh keahlian tinggi untuk membuatnya, kini dengan alat seperti Sora, potensi pembuatan video palsu yang sangat realistis jadi makin mudah diakses. Deepfake bukan cuma soal hiburan atau parodi ia punya sisi gelap yang bisa sangat merusak.

Bayangkan skenario ini:

  • Video politisi yang seolah-olah mengatakan hal kontroversial padahal tidak pernah terjadi.
  • Rekaman palsu yang menunjukkan seseorang melakukan tindakan kriminal, merusak reputasi dan kehidupan mereka.
  • Berita palsu yang disebarkan melalui video generatif yang terlihat sangat meyakinkan, memicu kepanikan atau konflik sosial.

Dulu, kita percaya "seeing is believing." Sekarang, ungkapan itu mungkin perlu dipertanyakan ulang. Dengan video generatif yang kian sempurna, batas antara fakta dan fiksi menjadi sangat buram.

Dampak pada Informasi dan Kepercayaan Publik

Ini bukan cuma soal video lucu-lucuan. Ini adalah masalah fundamental yang mengancam pilar informasi dan kepercayaan publik. Di era digital yang sudah dibanjiri misinformasi dan disinformasi, kehadiran AI video generatif seperti Sora menambah lapisan kerumitan yang signifikan. Jika publik tidak bisa lagi membedakan mana video asli dan mana yang buatan AI, bagaimana kita bisa percaya pada berita, kesaksian visual, atau bahkan rekaman CCTV?

Dampaknya bisa meluas ke berbagai sektor:

  • Jurnalisme: Wartawan akan menghadapi tantangan besar dalam memverifikasi keaslian video, membuat kerja mereka makin sulit dan rawan kesalahan. Kepercayaan pembaca/penonton pada media berita bisa terkikis.
  • Politik: Kampanye hitam dengan deepfake bisa jadi senjata ampuh untuk menjatuhkan lawan, memanipulasi opini publik, dan mengganggu proses demokrasi.
  • Hukum: Video sebagai bukti di pengadilan bisa dipertanyakan keabsahannya, memperumit kasus dan berpotensi menyebabkan ketidakadilan.
  • Kehidupan Pribadi: Deepfake bisa digunakan untuk tujuan pemerasan, pelecehan, atau perusakan reputasi individu, menciptakan trauma dan kerugian yang tak terukur.

Para ahli AI dan etika sudah lama memperingatkan potensi ini, dan kini, dengan Sora, ancaman deepfake yang makin realistis dan mudah diakses menjadi kenyataan di depan mata.

Menghadapi Era Baru: Solusi dan Tanggung Jawab

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Ini bukan berarti kita harus menolak teknologi. Sora dan AI video generatif lainnya memiliki potensi inovasi yang luar biasa. Kuncinya adalah bagaimana kita mengelola risiko dan mengembangkan pertahanan terhadap sisi gelapnya.

Beberapa langkah yang bisa diambil:

  • Literasi Digital: Meningkatkan kesadaran publik tentang keberadaan dan kemampuan AI video generatif serta deepfake. Mengajarkan cara berpikir kritis dan skeptis terhadap konten visual yang mencurigakan.
  • Teknologi Deteksi: Mengembangkan alat AI yang lebih canggih untuk mendeteksi video buatan AI. Ini adalah perlombaan senjata antara pembuat dan pendeteksi AI.
  • Watermarking dan Metadata: Mendorong pengembang AI untuk menyematkan watermark atau metadata tak terlihat pada setiap konten yang dihasilkan AI, sehingga keasliannya bisa diverifikasi.
  • Regulasi dan Etika: Pemerintah dan badan regulasi perlu bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk merumuskan kebijakan dan standar etika yang jelas terkait penggunaan AI generatif, terutama untuk mencegah penyalahgunaan.
  • Tanggung Jawab Pengembang: Perusahaan seperti OpenAI memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan produk mereka tidak disalahgunakan. Mereka perlu mengimplementasikan sistem keamanan yang kuat dan pedoman penggunaan yang ketat.

Kehadiran Sora memang membuka lembaran baru dalam dunia visual. Ini adalah undangan sekaligus peringatan. Kita memasuki era di mana kepalsuan visual bisa jadi sangat meyakinkan, menuntut kita untuk lebih bijak dalam mengonsumsi dan menyebarkan informasi. Tantangan di depan mata memang besar, tapi dengan kesadaran, pendidikan, dan kerja sama lintas sektor, kita bisa navigasi era baru ini dengan lebih bertanggung jawab dan menjaga kepercayaan publik tetap utuh.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0