Aku Memelihara Anjing Baru Hidupku Berubah Menjadi Mimpi Buruk

Oleh VOXBLICK

Rabu, 15 Oktober 2025 - 01.20 WIB
Aku Memelihara Anjing Baru Hidupku Berubah Menjadi Mimpi Buruk
Anjing baru dan teror malam (Foto oleh Francesco Paggiaro)

VOXBLICK.COM - Malam itu, hujan turun deras membasahi kaca jendela kamarku. Aku duduk di atas ranjang, memandangi anjing baru yang kini meringkuk di sudut ruangan. Sudah tiga hari berlalu sejak aku membawanya pulang dari penampungan. Namanya Kurobulu hitam legam, mata coklat tua yang kerap menatapku dalam diam. Kupikir, mengadopsi anjing akan membawa kebahagiaan, mengisi kesepian di apartemen kecilku. Tapi malam demi malam, aku justru merasa ada yang berubah. Sesuatu yang dingin, menekan, dan tak terlihat mulai menyusup ke dalam hidupku.

Pada malam pertama, Kuro hanya diam, mengamati setiap gerak-gerikku dengan kepala miring. Tak ada gonggongan, tak ada rengekan. Hanya tatapan kosong yang membuat bulu kudukku berdiri.

Aku mencoba mengabaikan, mengira ia masih beradaptasi dengan tempat baru. Namun, ketika tengah malam tiba, aku terbangun oleh suara bisikan samar dari arah ruang tamu. Awalnya kupikir hanya suara hujan, tapi suara itu... seolah memanggil namaku. Pelan, serak, dan penuh desah. Aku melirik ke sudut ruanganKuro masih menatap ke arah pintu, telinganya tegak seperti mendengarkan sesuatu yang tak kasat mata.

Aku Memelihara Anjing Baru Hidupku Berubah Menjadi Mimpi Buruk
Aku Memelihara Anjing Baru Hidupku Berubah Menjadi Mimpi Buruk (Foto oleh Ayberk Mirza)

Malam-Malam yang Tak Pernah Tenang

Hari-hari berlalu, dan setiap malam membawa keganjilan baru. Lampu kamar mandi menyala sendiri, pintu lemari berderit terbuka, dan Kuro selalu menggonggong ke sudut gelap di bawah tangga. Suatu malam, aku memberanikan diri memeriksa sudut itu.

Tak ada apa-apa, hanya bayangan gelap dan udara dingin yang menusuk tulang.

  • Kuro mulai menggali lantai dengan cakarnya, seolah ingin mengungkap sesuatu yang terkubur.
  • Piring makannya selalu berpindah tempat, meski aku yakin menaruhnya di dapur.
  • Setiap kali aku menyalakan lampu, bayangan hitam seperti melintas di sudut mataku.

Suara bisikan itu semakin jelas. Malam kelima, aku mendengar dengan pasti: "Jangan biarkan dia keluar..." Suaranya berat, penuh ancaman, dan seperti berasal dari dalam dinding sendiri.

Kuro menggonggong keras, bulunya berdiri, matanya merah menatapku lekat-lekat. Aku tak bisa tidur malam itu. Aku hanya duduk, memeluk lutut, menunggu pagi yang terasa mustahil datang.

Pertanda dari Dunia Lain

Pada suatu malam yang lebih mencekam dari sebelumnya, aku terbangun oleh suara cakaran di pintu kamar. Aku beranjak pelan, membuka pintu, dan menemukan Kuro berdiri menatap ke arah jendela.

Hujan telah reda, tapi embun di kaca membentuk jejak tanganbukan telapak manusia, melainkan sesuatu yang lebih lebar, lebih menyerupai cakar. Jantungku berdegup kencang. Aku menatap ke luar, berharap menemukan penjelasan, tapi yang kulihat hanya kabut tebal menutup seluruh halaman.

Pagi harinya, aku menemukan mainan Kuro tergeletak di atas bantalpadahal semalam aku yakin menaruhnya di ruang tamu. Ada noda tanah di ujungnya, dan bau apek yang menusuk hidung. Aku mulai meragukan kewarasanku sendiri.

Apakah aku yang lupa? Atau ada sesuatu yang bermain-main di rumah ini?

Dialog yang Tak Pernah Terlupakan

Suatu malam, saat gemuruh petir menggetarkan jendela, aku nekat berbicara pada Kuro.

“Kuro, apa yang kau lihat setiap malam?” tanyaku lirih, setengah berharap tidak mendapat jawaban.
Kuro hanya menatapku, lalu menunduk, menggonggong pelan ke arah lemari.


Saat itulah, dari dalam lemari terdengar bisikan yang sama, kali ini lebih jelas, “Kembalikan dia...”

Aku mundur, tubuhku gemetar. Kuro menggonggong lebih keras, cakarnya menggores lantai, dan entah dari mana asalnya, pintu lemari itu perlahan terbuka sendiri. Angin dingin menerpa wajahku. Dalam sekejap, lampu kamar padam.

Dalam kegelapan, aku bisa merasakan kehadiran sesuatuaroma tanah basah, bisikan-bisikan, dan bulu Kuro yang menyentuh kakiku.

Aku Memelihara Anjing Baru Hidupku Berubah Menjadi Mimpi Buruk

Sejak malam itu, sesuatu berubah. Kuro tak lagi menatapku dengan tatapan kosong. Kini matanya seolah mengikuti setiap gerak-gerikku, seolah menunggu sesuatu.

Setiap malam, suara bisikan itu semakin keras, semakin jelas, dan setiap pagi aku menemukan jejak-jejak aneh di seluruh rumah.

Sampai malam ini, aku masih di sini, menulis kisah ini. Di luar, hujan kembali turun dengan deras. Kuro duduk di sudut ruangan, menatapku dengan matanya yang kini terlihat lebih gelap dari sebelumnya.

Aku bisa mendengar bisikan itu lagilebih dekat, lebih nyata. Aku tak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan di sini.

Kuro perlahan bangkit, berjalan ke arahku, dan untuk pertama kalinya, ia membuka mulutnya, bukan untuk menggonggong, melainkan mengucapkan kata-kata yang tak pernah ingin kudengar: “Sekarang giliranku menjaga rumah ini...”

Aku terpaku. Di belakangku, pintu lemari kembali berderit terbuka, dan sesuatu merayap keluar dari kegelapan.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0