Ketika Aku Terbangun Sosok Tak Kasat Mata Menemani

Oleh VOXBLICK

Rabu, 15 Oktober 2025 - 00.30 WIB
Ketika Aku Terbangun Sosok Tak Kasat Mata Menemani
Terbangun ditemani sosok misterius (Foto oleh Pixabay)

VOXBLICK.COM - Malam itu terasa berbeda. Aku terbangun dengan napas memburu, jantung berdegup kencang seolah ada sesuatu yang menarikku keluar dari alam mimpi. Kamar ini biasanya menjadi tempat teraman bagiku, tetapi malam itu, hawa dingin menjalari setiap sudut dan membuat bulu kudukku meremang. Hening yang tak biasa menyelimuti, hanya suara detak jam dinding yang terdengar, pelan namun menyesakkan. Aku menatap ke langit-langit, mencoba menenangkan diri, tapi ada perasaan aneh yang tak bisa kuabaikanseakan-akan aku tidak sendirian.

Cahaya bulan menerobos lewat sela tirai, membentuk bayangan aneh di dinding. Suasana kamar begitu sepi, tapi aku bisa merasakan tatapan dari sudut gelap ruangan. Aku menahan napas, telinga menangkap suara lirih seperti bisikan.

Perlahan, mataku menelusuri setiap sudut, berharap ini hanya imajinasiku saja. Tapi semakin aku berusaha mengabaikan, sensasi kehadiran sosok tak kasat mata itu justru semakin nyata. Udara di sekitarku terasa berat, setiap helaan nafas seperti membawa aroma tanah basah dan bunga melati yang menguar samar-samar.

Ketika Aku Terbangun Sosok Tak Kasat Mata Menemani
Ketika Aku Terbangun Sosok Tak Kasat Mata Menemani (Foto oleh Ron Lach)

Bayangan di Sudut Kamar

Mataku terpaku pada satu titik gelap di pojok kamar, tepat di bawah gantungan jaket yang seolah bergerak sendiri. Aku menatap tanpa berkedip, mencoba mencari logika di balik bayangan yang makin lama makin tebal.

Entah kenapa, aku merasa ada sesuatu yang mengawasi, menunggu, mengintai dalam diam. Suasana kamar berubah menjadi ruang asing yang penuh misteri. Dinding yang biasanya kukenal seolah-olah menutup rapat, menyisakan aku dan sosok tak kasat mata di dalamnya.

Lalu, terdengar suara lirih. Bukan suara manusia, melainkan bisikan pelan yang menggetarkan. Aku menegang, keringat dingin mengalir di pelipis.

Bisikan itu jelas, memanggil namaku perlahan-lahan, setiap suku kata mengendap di udara, seolah berasal dari balik tirai gelap yang membatasi dunia nyata dan dunia tak kasat mata. Aku menutup mata, berharap semuanya hilang dengan sendirinya, namun suara itu semakin mendekat.

  • Detak jam mendadak berhenti waktu terasa beku.
  • Ada aroma asing yang menguar, menyusup hingga ke dalam dada.
  • Desir angin seolah membawa suara-suara dari masa lalu.

Sosok Tak Kasat Mata Itu Menampakkan Diri

Keberanian yang tersisa akhirnya membawaku untuk membuka mata kembali. Di depanku, samar-samar, tampak siluet tubuh tinggi dengan wajah yang tak bisa kujelaskan.

Bayangan itu berdiri di antara cahaya bulan dan gelapnya kamar, tubuhnya seperti kabut yang bergetar. Aku berusaha berteriak, namun suara tercekat di tenggorokan. Sosok itu perlahan mendekat, langkahnya tak bersuara, hanya hawa dingin yang menusuk terasa semakin nyata.

Ia berhenti tepat di samping ranjangku. Aku menatap matanyaatau apa pun yang menyerupai matadan merasakan tatapan kosong yang dalam, seolah menembus ke dalam pikiranku.

Suara bisikan itu kini berubah menjadi jeritan sunyi, memenuhi kepala dan membuatku nyaris kehilangan kesadaran. Aku ingin berlari, atau sekadar menutup mata, tapi tubuhku membeku, tak mampu bergerak sedikit pun.

Malam yang Tak Pernah Sama

Entah berapa lama aku terdiam dalam ketakutan. Waktu terasa berhenti, dan hanya ada aku dan sosok tak kasat mata yang kini duduk di ujung ranjang, memerhatikanku tanpa suara.

Aku bisa merasakan kehadirannya, begitu dekat, napasnya yang dingin di leherku. Setiap detik berlalu terasa seperti abadi. Aku terus menatapnya, berharap ia menghilang, namun sosok itu bertahan, seolah menikmati ketakutanku.

Lampu kamar tiba-tiba menyala dengan sendirinya, membuat sosok itu menghilang dalam sekejap. Aku terengah, mencoba mengatur napas dan memastikan semuanya nyata.

Tapi jejak kehadirannya masih terasaaroma tanah basah, hawa dingin yang menusuk, dan suara bisikan yang entah kenapa masih terngiang di telingaku. Sejak malam itu, setiap kali aku terbangun di tengah malam, aku selalu merasa ada yang menemani. Sesuatu yang tak kasat mata, menunggu dalam gelap, menatap dan menunggu, hingga aku terbangun lagi…

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0