Aku Pekerja Kontrak Pemburu Makhluk Gaib di Korporasi Rahasia

Oleh VOXBLICK

Senin, 13 Oktober 2025 - 23.40 WIB
Aku Pekerja Kontrak Pemburu Makhluk Gaib di Korporasi Rahasia
Pemburu makhluk gaib rahasia (Foto oleh Pixabay)
<>

VOXBLICK.COM - Keringat dingin menempel di pelipis, menetes pelan di bawah cahaya remang lorong bawah tanah. Malam ini, aku kembali menjalankan tugas sebagai pekerja kontrak di sebuah korporasi rahasiaperusahaan yang tak pernah disebut namanya, bahkan oleh karyawannya sendiri. Di sini, kami bukan sekadar pegawai kami adalah pemburu makhluk gaib, pemburu bayangan yang bersembunyi di balik dunia nyata.

Aku hanya satu dari puluhan pekerja kontrak yang direkrut secara diam-diam. Kami menandatangani kontrak tanpa pernah melihat logo perusahaan, hanya disodori map hitam berisi perjanjian dan ancaman.

Setiap malam, aku mengenakan seragam hitam tanpa identitas, lengkap dengan peralatan canggih yang bahkan polisi pun belum tentu pernah lihat. Tapi, tak ada yang benar-benar bisa melindungi dari apa yang mengintai di kegelapan.

Aku Pekerja Kontrak Pemburu Makhluk Gaib di Korporasi Rahasia
Aku Pekerja Kontrak Pemburu Makhluk Gaib di Korporasi Rahasia (Foto oleh cottonbro studio)

Briefing Tengah Malam

Ruang briefing selalu dingin, dindingnya berlumut dan tanpa jendela. Lampu neon berkelap-kelip di langit-langit, seolah menambah suasana pengap. Suara komandan, Bapak Danu, terdengar berat saat ia membagikan misi malam ini.

“Target berikutnya, sektor E3. Aktivitas entitas tinggi, tingkat interferensi elektromagnetik di atas normal. Siapkan alat pengikat dan jangan bekerja sendiri.”

Aku melirik rekan-rekan satu tim wajah mereka pucat, sorot mata kosong seperti sudah terlalu sering melihat hal-hal yang seharusnya tidak pernah disaksikan manusia. Ada yang gemetar, ada pula yang menunduk menahan muntah.

Tapi tak ada yang berani menolak tugassemua tahu, menolak berarti menghilang selamanya.

Berburu di Kegelapan

Lorong-lorong di bawah tanah itu seperti labirin. Bau lembab menusuk hidung, suara langkah kaki kami menggema aneh. Setiap detik terasa menegangkan, menunggu suara aneh, bisikan, atau sentuhan dingin di pundak.

Aku ingat saran dari senior, Bu Retno:

  • Jangan pernah menatap mata makhluk gaib lebih dari tiga detik.
  • Selalu bawa garam dan cermin kecil di saku kiri.
  • Jika lampu senter berkedip tiga kali, tutup mata dan tunggu aba-aba.

Malam itu, kami menemukan pintu besi tua dengan simbol-simbol aneh. Udara di sekitarnya lebih dingin, nafas terasa berat. Aku dan tim bersiap, mengangkat alat pengikat yang bergetar pelan.

“Siap?” bisik Arif, salah satu rekan, suaranya hampir tak terdengar. Aku mengangguk, jantung berdegup kencang.

Ketika pintu dibuka, hawa busuk menyeruak. Di dalam ruangan gelap itu, sesuatu bergerak. Bayangan tinggi, mata merah menyala. Kami menyorotkan senter, namun cahaya seakan diserap oleh kegelapan.

Suara lirih berbisik di telinga, “Keluar dari sini… atau kalian akan menjadi bagian dari lorong ini.”

Rahasia Korporasi dan Bayangan yang Mengintai

Setiap makhluk gaib yang kami buru selalu berbeda. Ada yang menjerit, ada yang berusaha bernegosiasi, ada pula yang hanya menatap kami dengan tatapan kosong.

Namun, yang paling menakutkan adalah saat mereka menyebut nama kaminama yang bahkan tak pernah kami sebut di dalam perusahaan.

Ada rumor yang beredar di kalangan kontraktor: beberapa pekerja tak pernah kembali setelah misi. Mereka bilang, kadang suara mereka masih terdengar di lorong, meminta pertolongan atau mengutuk perusahaan.

Tapi tak ada yang berani membahasnya dengan lantang. Di sini, rasa takut adalah satu-satunya teman setia.

Akhir yang Tak Pernah Benar-Benar Usai

Malam ini, aku duduk di ruang istirahat, tangan gemetar menggenggam kopi dingin. Di saku kiriku, cermin kecil retaksesuatu telah menyentuhnya saat misi barusan.

Aku menatap pantulan wajah sendiri, lalu terdengar suara bisikan, “Bukan hanya mereka yang kau buru. Mereka juga sedang memburumu.”

Lampu tiba-tiba padam. Lorong sunyi. Aku mendengar langkah kaki lembut, mendekat perlahan. Dalam gelap, aku sadar, mungkin aku bukan lagi pemburu. Mungkin kini, aku telah berubah menjadi salah satu dari mereka yang diburu.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0