Fadli Zon Genjot Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Agustus 2025

Oleh Andre NBS

Jumat, 15 Agustus 2025 - 05.15 WIB
Fadli Zon Genjot Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Agustus 2025
Fadli Zon targetkan revisi sejarah (Foto oleh Zoshua Colah di Unsplash).

VOXBLICK.COM - Fadli Zon, Ketua Perkumpulan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), memastikan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia kini berada di gigi tinggi. Targetnya, seluruh naskah sejarah nasional baru rampung pada Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 RI.

Ambisi besar ini bukan sekadar revisi, melainkan upaya membangun narasi sejarah nasional yang lebih utuh, jujur, dan relevan dengan perkembangan zaman. Keterlibatan Fadli Zon dalam proyek penulisan sejarah Indonesia memang bukan hal baru. Ia dikenal vokal soal pentingnya membenahi literasi sejarah nasional yang selama ini dinilai terlalu sentralistik dan kerap mengabaikan kontribusi daerah serta tokoh-tokoh minor.

"Kita ingin sejarah nasional Indonesia benar-benar merepresentasikan keanekaragaman bangsa, termasuk peran daerah, tokoh perempuan, dan kelompok-kelompok yang selama ini luput dari narasi besar," ungkap Fadli Zon di acara diskusi nasional sejarah di Jakarta, dikutip dari Kompas. Menyoal penulisan sejarah nasional, Fadli Zon menegaskan perlunya melibatkan sejarawan Indonesia lintas generasi dan disiplin ilmu.

Proyek ini menggandeng akademisi dari berbagai perguruan tinggi, peneliti LIPI, Arsip Nasional RI, serta pelaku sejarah langsung. Hal ini dinilai penting agar publikasi sejarah yang dihasilkan tidak hanya akurat secara akademik, tapi juga mampu menjadi rujukan utama kebijakan budaya dan pendidikan nasional.

Sejarawan senior seperti Prof. Dr. Taufik Abdullah (mantan Kepala LIPI) juga sudah memberikan masukan dalam penyusunan kerangka besar buku sejarah Indonesia yang baru. Pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bahkan menekankan pentingnya sinergi dengan kurikulum Merdeka Belajar, sehingga buku sejarah nasional hasil revisi ini benar-benar bisa menjadi pegangan utama bagi generasi muda.

Bicara soal proses, tim penulis sejarah nasional ini sudah membentuk beberapa kelompok kerja berdasarkan periode sejarah, mulai dari era prasejarah, masa kerajaan, kolonialisme, kemerdekaan, hingga sejarah kontemporer. Setiap kelompok diisi oleh ahli sejarah Indonesia yang punya rekam jejak penelitian dan publikasi sejarah di bidangnya.

Selain itu, selama penulisan, tim akan membuka ruang partisipasi publik melalui forum diskusi dan call for papers agar proses revisi sejarah ini benar-benar inklusif. Bukan rahasia lagi, penulisan sejarah Indonesia sebelumnya kerap menuai kritik. Banyak narasi sejarah nasional yang dianggap terlalu Jakarta-sentris dan mengesampingkan peran daerah atau kelompok minoritas.

Proyek penulisan ulang ini diharapkan jadi titik balik, agar buku sejarah Indonesia lebih seimbang dan objektif. Menurut data Kemendikbudristek, revisi buku sejarah nasional juga akan memperbarui data-data penting, menyoroti peristiwa lokal, dan menyertakan hasil penelitian terbaru yang sebelumnya belum pernah masuk dalam publikasi sejarah nasional.

Fadli Zon menargetkan naskah sejarah nasional yang baru harus sudah siap sebelum 17 Agustus 2025. Momentum ini diambil agar peluncuran buku sejarah Indonesia bisa jadi kado istimewa HUT ke-80 RI. Selain itu, penulisan ulang sejarah Indonesia ini juga diharapkan memicu semangat literasi sejarah di kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Tak hanya itu, revisi sejarah nasional ini punya dampak besar untuk publikasi sejarah di Indonesia. Buku sejarah Indonesia yang baru, menurut Fadli Zon, tidak sekadar jadi koleksi perpustakaan, tapi juga wajib masuk ke dalam sistem pendidikan nasional. Kementerian Pendidikan menargetkan buku sejarah hasil proyek ini jadi referensi utama dalam kurikulum Merdeka Belajar.

Dengan begitu, generasi muda Indonesia bisa memahami sejarah nasional secara utuh dan kritis, bukan hanya menghafal tanggal dan nama tokoh. Publikasi sejarah yang lebih inklusif juga diharapkan membuka ruang baru bagi peneliti muda dan komunitas sejarah lokal untuk berperan aktif. Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia ini membuka peluang kolaborasi antara sejarawan, akademisi, dan masyarakat.

Dalam beberapa bulan terakhir, MSI, Kemendikbudristek, serta Perpustakaan Nasional sudah mulai menggelar forum diskusi dan seminar daring yang membahas kerangka buku sejarah nasional baru. Semua upaya ini dilakukan agar buku sejarah Indonesia benar-benar bisa menjawab tantangan zaman dan menyajikan fakta sejarah nasional secara transparan. Selain soal narasi, revisi sejarah nasional ini juga menyoroti pentingnya kebijakan budaya.

Buku sejarah Indonesia yang baru diharapkan mampu memperkuat identitas nasional dan jadi acuan kebijakan budaya di tingkat pusat maupun daerah. Sejarawan Dr. Asep Kambali dari Komunitas Historia Indonesia menyebutkan bahwa publikasi sejarah yang akurat dan inklusif dapat memperkuat jati diri bangsa sekaligus mencegah distorsi sejarah yang kerap muncul di era digital.

Penulisan ulang sejarah Indonesia juga membawa angin segar bagi pengembangan edukasi generasi muda. Dengan narasi sejarah nasional yang lebih relevan, diharapkan para pelajar tidak lagi melihat sejarah sebagai pelajaran hafalan kaku, melainkan sebagai kisah perjalanan bangsa yang dinamis dan inspiratif.

Menurut survei Litbang Kemendikbudristek, minat baca buku sejarah Indonesia di kalangan pelajar meningkat hampir 30% dalam lima tahun terakhir, terutama sejak adanya upaya pembaruan konten sejarah. Proyek penulisan ulang ini juga menjadi momentum refleksi bagi para sejarawan Indonesia untuk terus mengembangkan metodologi riset dan publikasi sejarah.

Dalam forum diskusi nasional, sejarawan dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Bambang Purwanto, menegaskan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam menulis sejarah nasional. "Kita tidak bisa lagi melihat sejarah hanya dari satu perspektif. Perlu pendekatan multidisiplin, baik itu arkeologi, antropologi, maupun ilmu sosial lainnya agar buku sejarah Indonesia makin kaya dan relevan," jelas Bambang Purwanto.

Rencana peluncuran buku sejarah Indonesia pada Agustus 2025 juga sudah mulai menarik perhatian publik. Banyak komunitas sejarah, penulis, dan mahasiswa yang berharap proyek ini benar-benar mampu menghadirkan sejarah nasional yang tidak bias dan bisa dipertanggungjawabkan secara akademik. Keterlibatan publik dalam proses revisi sejarah ini menjadi salah satu kunci agar hasil akhirnya benar-benar bisa diterima semua kalangan.

Tak sedikit tantangan yang dihadapi tim penulis sejarah nasional. Mulai dari keterbatasan sumber primer, perbedaan tafsir sejarah, hingga tekanan politis yang kadang mengintai. Namun, tim tetap optimis target Agustus 2025 bisa tercapai. Fadli Zon menegaskan, transparansi dan keterbukaan informasi menjadi prinsip utama dalam proyek revisi sejarah ini.

Setiap tahap penulisan selalu dievaluasi bersama para ahli dan akademisi sejarah Indonesia agar hasil akhir benar-benar sesuai standar internasional. Selain untuk publikasi sejarah, penulisan ulang sejarah Indonesia ini juga diharapkan mendorong pengembangan riset sejarah di tingkat perguruan tinggi. Banyak universitas sudah mulai melibatkan mahasiswa dalam proyek riset sejarah nasional, baik melalui penelitian, penulisan, maupun kegiatan pengabdian masyarakat.

Hal ini diharapkan bisa memperluas basis data sejarah dan memperkaya narasi sejarah nasional yang akan dituangkan dalam buku sejarah Indonesia terbaru. Dampak lain yang tidak kalah penting adalah pada sektor kebijakan budaya. Buku sejarah Indonesia yang baru akan dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan budaya nasional.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa revisi sejarah nasional ini akan memperkuat landasan kebijakan budaya serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya bangsa. Dengan begitu, sejarah nasional tidak sekadar jadi pelajaran di kelas, tapi juga menjadi bagian penting dari pembangunan karakter dan identitas bangsa.

Fadli Zon berharap, setelah rampung, buku sejarah Indonesia hasil penulisan ulang ini bisa menjadi rujukan utama tidak hanya di sekolah dan perguruan tinggi, tapi juga di lingkungan masyarakat dan komunitas. Publikasi sejarah yang kredibel diharapkan dapat meredam kontroversi sejarah yang selama ini kerap muncul di ruang publik.

Dengan narasi sejarah nasional yang akurat, masyarakat bisa makin kritis dalam menyikapi isu-isu sejarah dan tidak mudah terpengaruh informasi yang menyesatkan. Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang dipimpin Fadli Zon ini memang bukan sekadar revisi buku pelajaran. Lebih dari itu, ini adalah upaya besar untuk membangun kesadaran sejarah nasional yang kuat, inklusif, dan relevan dengan tantangan zaman.

Dengan target rampung pada Agustus 2025, seluruh masyarakat diharapkan bisa ikut mengawal prosesnya agar buku sejarah Indonesia benar-benar jadi kebanggaan bersama. Proses penulisan buku sejarah Indonesia yang penuh dinamika ini juga jadi pembelajaran penting bagi penulis, sejarawan, dan pembuat kebijakan budaya.

Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, sejarawan Indonesia, akademisi, dan masyarakat, revisi sejarah nasional diharapkan bisa menorehkan sejarah baru dalam literasi bangsa. Target besar memang menanti, tapi dengan semangat gotong royong dan komitmen pada fakta sejarah, buku sejarah Indonesia yang kredibel dan inklusif sangat mungkin terwujud dalam waktu dekat.

Setiap langkah dalam proyek penulisan ulang sejarah Indonesia ini tetap membuka ruang masukan dan kritik konstruktif. Siapapun yang peduli pada sejarah nasional dan ingin berkontribusi, selalu ada ruang untuk bergabung dalam diskusi dan forum publik yang disediakan tim penulis sejarah nasional.

Dengan demikian, sejarah nasional Indonesia yang baru akan benar-benar jadi milik bersama, hasil dari dialog, riset, dan refleksi kolektif bangsa. Informasi yang disampaikan dalam artikel ini didasarkan pada data dan kutipan langsung dari sumber yang telah diverifikasi. Namun, karena proses penulisan ulang sejarah Indonesia masih berjalan, beberapa detail masih dapat berubah sesuai perkembangan riset dan kebijakan terbaru.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0