Suara Misterius di Interkom Airbnb Menggunakan Suaraku Sendiri

Oleh VOXBLICK

Rabu, 15 Oktober 2025 - 03.00 WIB
Suara Misterius di Interkom Airbnb Menggunakan Suaraku Sendiri
Suara misterius di Airbnb (Foto oleh Andy Lee)
<>

VOXBLICK.COM - Ketika malam turun di kota yang asing, sunyi kadang menyembunyikan sesuatu yang lebih menakutkan daripada sekadar gelap. Aku tidak pernah menyangka bahwa menginap di sebuah Airbnb sederhana di pinggir kota akan menjadi permulaan dari malam terpanjang dalam hidupku. Cerita ini bukan sekadar tentang suara misteriusini tentang suara yang terdengar terlalu akrab, suara yang seharusnya hanya milikku.

Check-in yang Biasa, Malam yang Tidak Biasa

Setelah perjalanan panjang dengan koper yang berat dan ponsel yang hampir kehabisan baterai, aku akhirnya tiba di apartemen Airbnb yang telah kupesan seminggu sebelumnya.

Pemiliknya, Pak Dimas, hanya meninggalkan pesan singkat di aplikasi: “Kunci di bawah pot bunga, interkom di sebelah pintu. Selamat menginap.” Sederhana, bahkan sedikit kurang ramah, tapi aku tak terlalu peduli. Aku hanya ingin tidur. Namun, sejak aku menjejakkan kaki di ruang tamu yang remang, perasaan tidak nyaman mulai merayap perlahan. Udara seolah lebih dingin daripada suhu luar. Aku mengabaikannya, menganggap itu hanya lelah.

Suara Misterius di Interkom Airbnb Menggunakan Suaraku Sendiri
Suara Misterius di Interkom Airbnb Menggunakan Suaraku Sendiri (Foto oleh Mariana Montrazi)

Interkom yang Memanggil di Tengah Malam

Jam menunjukkan pukul 01.17 dini hari saat interkom di dinding ruang tamu tiba-tiba berbunyi dengan nada panjang dan keras, memecah keheningan. Jantungku berdetak lebih cepat.

Siapa yang menghubungi larut begini? Aku mendekat, menekan tombol jawab, dan suara dari seberang sana membuat napasku tercekat.

  • “Halo? Ada orang di sana?”
  • “Hei, apa kau bisa menolongku keluar dari sini?”
  • “Aku... aku terjebak di dalam.”

Suara itu... suaraku sendiri. Tidak mungkin. Aku semakin mendekat ke interkom, berharap ini hanya ilusi akibat kantuk. Namun, suara itu kembali memohon, nadanya penuh kepanikan, “Tolong... buka pintunya. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa di sini.”

Bayangan di Balik Pintu

Tubuhku membeku. Aku menatap pintu masuk, berharap tidak ada siapa pun di luar sana. Namun, saat aku mengintip melalui lubang intip, kulihat sesuatu yang membuat bulu kudukku berdiri.

Seseorang berdiri di luar pintu, tubuhnya samar namun cukup jelas untuk kulihatdan itu adalah aku. Baju yang sama, rambut yang sama, bahkan luka kecil di dagu yang kudapat saat mencukur pagi tadi. Aku mundur perlahan, tangan gemetar menahan napas.

Interkom kembali berbunyi. Kali ini, suaranya terdengar lebih dekat, lebih putus asa, “Buka pintunya. Kau harus membantuku. Aku... aku tidak bisa keluar tanpa kau.” Aku menahan diri untuk tidak berteriak.

Di antara bisikan angin malam yang merayap masuk lewat celah jendela, aku mulai mendengar suara langkah kaki di lorong, bergerak perlahan ke arah pintu belakang apartemen.

Pilihan yang Tak Pernah Ada

Aku tahu, dalam legenda urban, kadang-kadang kita harus membuat keputusan yang tidak masuk akal. Namun malam itu, pilihan itu terasa nyata.

Aku bisa membuka pintu dan menghadapi aku lainnya, atau bersembunyi di kamar, berharap semuanya berakhir saat fajar datang. Tapi suara itu tak berhenti. Ia mengetuk pintu, lalu berbisik, “Kau tidak bisa lari dari dirimu sendiri...”

  • Interkom tetap menyala, suaraku sendiri terus memanggil, memohon, dan terkadang tertawa pelan.
  • Bayangan di balik pintu bergerak, sesekali menempelkan wajah ke lubang intip.
  • Udara makin dingin, dan setiap napas terasa berat.

Malam yang Tak Pernah Usai

Keesokan paginya, sinar matahari menembus tirai jendela, tapi aku masih di pojok kamar, menggenggam ponsel dengan tangan gemetar. Pintu depan masih tertutup rapat.

Namun, interkom kini hanya mengeluarkan suara statis, seolah-olah tak pernah ada suara siapa pun semalam. Tapi aku tahu, setiap kali aku menutup mata, suara itu menunggu. Mengulang kalimat yang sama, menirukan napasku, meniru ketakutanku.

Entah siapa yang keluar dari apartemen itu pagi iniaku, atau sesuatu yang memakai suaraku sendiri?

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0