Kotak Surat dari Mantan yang Sudah Mati Mengejutkanku Tengah Malam

VOXBLICK.COM - Malam itu, suara ketukan pelan di depan pintu membuatku terjaga dari tidur. Jam digital di nakas menunjuk pukul 01.13. Hujan masih deras di luar, dan setiap kilat yang menyambar mempertegas bayangan aneh di dinding kamarku. Aku menahan napas, telinga menajam, mencoba memastikan apakah itu hanya imajinasi akibat kelelahan atau memang ada seseorang di luar sana. Ketukan itu terdengar lagilebih jelas, lebih mendesak. Jantungku berdegup kencang, merangkai kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi di tengah malam seperti ini.
Dengan langkah ragu, aku menyusuri lorong gelap menuju pintu depan. Tak ada suara lain, kecuali gemericik air hujan. Saat aku mengintip dari lubang intip, tak ada siapa-siapa.
Namun, saat membuka pintu, mataku langsung tertuju pada sebuah kotak kayu lusuh di depan alas kaki. Tak ada nama, tak ada tanda pengirim. Tapi aku mengenali ukiran pada penutupnyanama mantanku, Dira, diukir dengan gaya khas yang dulu sering ia gunakan saat menulis surat untukku. Masalahnya, Dira telah meninggal setahun yang lalu.

Malam Dingin dan Surat Permintaan Maaf
Jari-jari tanganku gemetar saat mengangkat kotak surat itu. Beratnya terasa tidak biasa, seolah memuat sesuatu lebih dari sekadar kertas.
Aku membawanya ke ruang tamu, menyalakan lampu temaram, dan menatapnya cukup lama sebelum memutuskan untuk membuka. Di dalamnya, puluhan surat dengan amplop kuning kecokelatan tersusun rapi. Setiap surat bertuliskan tanggal, dan semuanya ditulis dengan tangan yang sangat kukenaltulisan Dira, lengkap dengan tinta hitam favoritnya.
Ada aroma samar parfum yang dulu sering ia pakai, bercampur dengan bau kayu tua. Surat pertama berisi permintaan maaf, tentang kesalahan-kesalahan kecil yang pernah ia lakukan selama kami bersama.
Surat berikutnya lebih dalam, mengungkapkan penyesalan atas kata-kata yang pernah melukai. Semakin aku membaca, semakin nyata perasaan yang tertuang di sana. Namun satu hal yang membuat bulu kudukku merinding: tanggal di setiap surat terus bergerak maju, hingga ke satu surat yang bertanggal seminggu sebelum kematiannya.
Rahasia di Balik Kotak Surat dari Mantan yang Sudah Mati
Di antara tumpukan surat, ada satu amplop hitam yang berbeda dari yang lain. Aku menahan napas saat membukanya. Tulisan di dalamnya hanya beberapa baris, namun terasa berat:
- "Maafkan aku karena tidak pernah benar-benar pergi."
- "Aku masih di sini, menunggumu untuk membuka kotak ini."
- "Tolong, jangan abaikan surat terakhir."
Suara rintik hujan terdengar semakin keras, seolah seluruh dunia di luar sana ikut menahan napas. Saat aku mengangkat surat terakhir, lampu di ruang tamu tiba-tiba berkedip dan padam.
Dalam kegelapan, aku bisa mencium bau tanah basah dan parfum Dira semakin kuat. Surat terakhir itu hanya bertuliskan sebuah alamatalamat rumah lamaku bersama Dira, yang sudah lama kutinggalkan sejak kami berpisah lima tahun lalu.
Misteri yang Belum Berakhir
Rasa penasaran dan ketakutan bercampur menjadi satu.
Kenapa kotak surat ini baru muncul sekarang, tepat setahun setelah kematiannya? Siapa yang mengantarkannya ke rumahku di tengah malam? Dan, mengapa surat terakhir memintaku kembali ke rumah lama itu?
- Apakah ini cara Dira meminta penebusan?
- Atau ada sesuatu yang menungguku di sanasesuatu yang belum selesai?
- Siapa sebenarnya yang mengetuk pintu malam itu?
Malam semakin pekat, dan di luar sana, angin membawa bisikan samar yang terdengar seperti namaku.
Aku menatap kotak surat dari mantan yang sudah mati itu, menyadari bahwa jawabannya mungkin menunggu di tempat yang paling aku takuti untuk kembalirumah masa lalu, kenangan yang belum pernah benar-benar mati. Dan ketika aku menoleh ke jendela, aku melihat bayangan seseorang berdiri di bawah lampu jalan, menatap lurus ke arahku dengan senyum yang sangat familiar.
Apa Reaksi Anda?






