Misteri Ruangan Tersembunyi di Balik Kamar Mayat Rumah Sakit

VOXBLICK.COM - Ketika malam mulai turun dan angin menerpa kaca jendela rumah sakit tua itu, ada sesuatu yang selalu terasa berbeda di lorong menuju kamar mayat. Sebagai petugas magang, aku terbiasa dengan keheningan dan aroma formalin yang menusuk hidung. Namun, malam itu, suara denting samar dari balik tembok membuatku terhenti di depan pintu besi besar bertuliskan “Kamar Mayat”.
“Masuklah, kalau berani,” bisik Bayu, penjaga malam yang sudah lebih dari sepuluh tahun bekerja di sana. Senyumannya sekilas, lalu ia berlalu, menyisakan ketegangan di dadaku.
Aku menelan ludah, mencoba menertawakan ketakutanku sendiri, tapi detak jantungku tak bisa dibohongi. Ada sesuatu di balik ruangan itu, sesuatu yang menunggu untuk ditemukan.

Jejak Menuju Pintu Rahasia
Setelah Bayu pergi, aku menyusuri lorong gelap itu sendirian. Lampu neon berkedip lemah, seolah-olah ikut menahan napas. Di sudut ruangan, aku melihat sesuatu yang anehsebuah garis samar di dinding, tak kasat mata kecuali jika diperhatikan seksama.
Penasaran, aku mengetuk perlahan.
Suara kosong menggema, berbeda dari dinding lain. Jantungku semakin berdegup. Kuusap permukaannya dan menemukan celah kecil. Tanpa pikir panjang, aku menekan celah itu.
Sebuah panel rahasia terbuka, memperlihatkan tangga sempit yang menurun ke bawah tanah. Bau apek dan dingin segera menyergap. Aku menyalakan senter ponsel dan menuruni anak tangga satu per satu, setiap langkah terasa seperti memasuki dunia lain.
Bayangan di Ruang Bawah Tanah
Di ujung tangga, aku menemukan sebuah ruangan yang lebih gelap dari malam itu sendiri. Di sana, ada beberapa meja operasi berkarat, rak berisi botol kaca berlabel usang, dan di sudut, peti kayu tua yang tertutup kain putih berdebu.
Setiap langkahku memicu suara lantai kayu yang berderit, mengganggu keheningan yang mencekam.
- Ada bekas darah kering di lantai, membentuk pola aneh.
- Di satu dinding, aku melihat foto-foto usang wajah-wajah tanpa nama, matanya menatap lurus seolah mengikutiku.
- Suara lirih seperti bisikan mulai terdengar, menyatu dengan desir angin dari ventilasi tua.
Tiba-tiba, lampu sentermu berkedip dan mati. Ketika nyalakan kembali, aku melihat sosok bayangan berdiri di pojok ruangan, terlalu tinggi untuk ukuran manusia biasa. Ia tak bergerak, hanya menatapku dalam diam.
Aku membeku, suara bisikan itu kini berubah menjadi jeritan lirih yang memecah keheningan.
Rahasia yang Tak Boleh Terungkap
Keringat dingin membasahi keningku. Aku mencoba mundur, tapi langkahku terhenti oleh suara pintu yang menutup sendiri di belakangku. Tak ada jalan keluar, hanya dinding-dinding lembap yang seolah menyerap setiap teriakanku.
Aku mencari-cari benda apapun untuk melindungi diri, tapi hanya menemukan catatan tua yang setengah terbakar di atas meja:
“Jangan pernah buka peti itu. Hanya mereka yang terpilih yang bisa kembali.”
Jari-jariku gemetar saat kain putih di atas peti perlahan bergerak sendiri, seolah ada sesuatu yang berusaha keluar. Udara di ruangan semakin pekat, aroma anyir darah memenuhi rongga hidung.
Ketika aku mundur ke dinding, bayangan tinggi itu melangkah pelan, meninggalkan bekas jejak kaki merah di lantai kayu. Ia menunduk, mendekat ke arahku, dan berbisik dengan suara yang tak akan pernah bisa kulupakan.
“Kau sudah melihatnya. Sekarang, kau bagian dari rahasia ini.”
Akhir yang Menggantung di Kegelapan
Tak ada yang tahu apa yang terjadi setelah itu. Ketika Bayu kembali keesokan paginya, ruangan rahasia itu telah menghilang, seolah tak pernah ada.
Namun, setiap malam, suara bisikan dan jejak kaki merah tetap terdengar dari balik kamar mayat rumah sakit tua itu. Dan aku, entah di mana, masih terjebak di antara dunia rahasia dan kenyataan, menunggu seseorang yang cukup penasaran untuk membuka pintu terlarang itu sekali lagi.
Apa Reaksi Anda?






