Menguak Citra Perempuan Iklan Farmasi 1970-an Media Cetak Indonesia

Oleh VOXBLICK

Kamis, 16 Oktober 2025 - 00.55 WIB
Menguak Citra Perempuan Iklan Farmasi 1970-an Media Cetak Indonesia
Perempuan iklan farmasi 1970-an (Foto oleh doTERRA International, LLC)

VOXBLICK.COM - Melangkah mundur ke dekade 1970-an di Indonesia adalah memasuki sebuah babak unik dalam sejarah sosial dan budaya, terutama ketika mengamati lanskap media cetak dan periklanan. Pada era yang penuh gejolak transisi ini, iklan tidak hanya berfungsi sebagai alat pemasaran, tetapi juga sebagai cermin yang memantulkan nilai-nilai, aspirasi, danyang paling menarikrepresentasi gender dalam masyarakat. Di tengah hiruk pikuk majalah dan koran, iklan produk farmasi menonjol dengan cara mereka mengukir citra perempuan, tidak hanya sebagai konsumen tetapi juga sebagai figur sentral dalam narasi kesehatan dan perawatan keluarga.

Dunia sejarah periklanan Indonesia pada tahun 1970-an menyimpan kisah menarik tentang bagaimana citra perempuan dalam iklan produk farmasi dan kesehatan dirancang.

Ini bukan sekadar penempatan visual, melainkan sebuah strategi komunikasi yang kompleks, bertujuan untuk mendidik, membujuk, dan membentuk persepsi publik tentang peran wanita dalam menjaga kesejahteraan rumah tangga dan dirinya sendiri. Kita akan menyelami lebih dalam bagaimana pesan-pesan ini dikemas dan apa implikasinya pada masanya.

Menguak Citra Perempuan Iklan Farmasi 1970-an Media Cetak Indonesia
Menguak Citra Perempuan Iklan Farmasi 1970-an Media Cetak Indonesia (Foto oleh Kindel Media)

Konteks Sosial dan Ekonomi Indonesia 1970-an

Dekade 1970-an adalah masa pembangunan masif di bawah Orde Baru. Indonesia sedang gencar-gencarnya mendorong modernisasi di berbagai sektor, termasuk kesehatan dan pendidikan.

Media cetak, seperti majalah Femina, Kartini, atau koran-koran nasional, menjadi medium utama penyebaran informasi dan hiburan, menjangkau audiens yang semakin luas. Pada masa ini, keluarga inti menjadi fokus utama, dan peran wanita, meskipun mulai mengalami pergeseran, masih sangat terikat pada domain domestik. Citra perempuan yang ideal seringkali digambarkan sebagai ibu yang penuh kasih, istri yang setia, dan pengelola rumah tangga yang cakap. Latar belakang inilah yang menjadi panggung bagi representasi perempuan dalam iklan farmasi.

Representasi Perempuan dalam Iklan Farmasi: Ibu, Istri, dan Perawat Keluarga

Dalam iklan produk farmasi di media cetak 1970-an, citra perempuan hampir selalu dihubungkan dengan peran mereka dalam keluarga, terutama sebagai penjaga kesehatan.

Mereka adalah sosok yang memastikan anak-anak sehat, suami bugar, dan rumah tangga berjalan harmonis. Iklan multivitamin, obat demam, atau suplemen kesehatan sering menampilkan perempuan dalam skenario berikut:

  • Ibu Pengasuh: Sering digambarkan sedang memberikan obat kepada anaknya yang sakit, dengan ekspresi perhatian dan kasih sayang. Pesan yang disampaikan adalah bahwa ibu adalah sumber utama kenyamanan dan penyembuhan di rumah.
  • Istri Pendukung: Terkadang muncul adegan di mana istri menyiapkan suplemen atau obat untuk suaminya yang lelah setelah bekerja, menunjukkan peran pendukung dalam menjaga stamina dan kesehatan pasangan.
  • Wanita Mandiri yang Peduli Kesehatan Diri: Meskipun lebih jarang, ada pula iklan yang mulai menampilkan perempuan yang menggunakan produk kesehatan untuk dirinya sendiri, seperti vitamin penambah energi untuk aktivitas sehari-hari atau produk kecantikan yang dikaitkan dengan kesehatan kulit. Ini mencerminkan awal mula pengakuan terhadap kebutuhan kesehatan individu perempuan.

Penggunaan representasi ini bukan tanpa alasan. Para pembuat iklan memahami psikologi konsumen pada masa itu, di mana keputusan pembelian seringkali didasarkan pada emosi dan identifikasi peran.

Dengan menampilkan perempuan sebagai figur sentral dalam menjaga kesehatan keluarga, iklan-iklan ini secara efektif menanamkan gagasan bahwa produk farmasi adalah alat penting bagi perempuan untuk memenuhi peran sosial mereka.

Strategi Edukasi dan Pemasaran melalui Citra Perempuan

Iklan farmasi pada 1970-an tidak hanya bertujuan menjual produk, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Representasi perempuan menjadi jembatan efektif untuk menyampaikan pesan-pesan ini.

Misalnya, iklan tentang vitamin untuk anak-anak tidak hanya menunjukkan manfaat produk, tetapi juga menampilkan ibu yang proaktif dalam pencegahan penyakit. Ini adalah bentuk pemasaran yang cerdas, yang menggabungkan informasi produk dengan nilai-nilai sosial yang dipegang teguh.

Beberapa strategi yang sering digunakan:

  • Narasi Emosional: Iklan sering menggunakan narasi yang menyentuh emosi, seperti kekhawatiran seorang ibu terhadap anaknya atau keinginan seorang istri untuk melihat suaminya sehat.
  • Visual yang Menarik: Penggunaan ilustrasi atau foto perempuan yang ramah, bersih, dan menarik secara visual untuk menarik perhatian pembaca.
  • Slogan yang Mengena: Slogan yang mudah diingat dan langsung berkaitan dengan peran perempuan dalam menjaga kesehatan, misalnya, "Ibu cerdas pilih nama produk."

Penelitian sejarah periklanan menunjukkan bahwa pendekatan ini sangat efektif dalam membangun kepercayaan konsumen dan memposisikan produk farmasi sebagai bagian integral dari gaya hidup sehat keluarga Indonesia pada era tersebut.

Citra perempuan yang kuat dan positif menjadi duta tak langsung bagi industri farmasi.

Implikasi dan Warisan Citra Perempuan Iklan Farmasi 1970-an

Representasi perempuan dalam iklan farmasi 1970-an memiliki implikasi ganda. Di satu sisi, ia memperkuat stereotip peran gender yang ada, menempatkan perempuan dalam ranah domestik sebagai perawat utama keluarga.

Namun, di sisi lain, ia juga secara tidak langsung memberdayakan perempuan dengan menempatkan mereka sebagai pengambil keputusan penting dalam urusan kesehatan rumah tangga. Mereka adalah figur yang dipercaya untuk memilih produk yang terbaik bagi keluarga, sebuah bentuk pengakuan akan kapasitas dan tanggung jawab mereka.

Warisan dari citra ini masih dapat kita lihat jejaknya dalam periklanan modern, meskipun dengan adaptasi yang signifikan.

Peran perempuan dalam iklan produk kesehatan telah berkembang jauh melampaui ranah domestik, mencerminkan perubahan sosial yang lebih luas. Namun, fondasi yang diletakkan pada dekade 1970-an, di mana perempuan diposisikan sebagai pilar kesehatan dan kesejahteraan, tetap menjadi titik referensi penting dalam memahami evolusi periklanan di Indonesia.

Mempelajari sejarah periklanan, khususnya representasi perempuan pada era 1970-an, adalah sebuah perjalanan yang membuka mata.

Ini mengingatkan kita bahwa iklan bukan sekadar pengumuman produk, melainkan artefak budaya yang kaya, merekam nilai-nilai, harapan, dan bahkan batasan-batasan sosial pada masanya. Dari setiap poster dan majalah lama, kita dapat menarik pelajaran berharga tentang bagaimana masyarakat memandang peran gender, kesehatan, dan keluarga. Dengan menghargai perjalanan waktu ini, kita tidak hanya memahami masa lalu, tetapi juga memperoleh perspektif yang lebih kaya untuk menafsirkan dinamika sosial di masa kini dan merencanakan masa depan yang lebih inklusif.

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0