Penghuni Panti Jompo di Ujung Dunia dan Malam Tak Berakhir

VOXBLICK.COM - Malam di ujung dunia selalu terasa lebih panjang dari biasanya. Angin menggigit menembus dinding-dinding tua panti jompo ini, membawa dengungan bisu yang menempel di setiap sudut lorong. Namaku Rendra, dan aku baru dua minggu bekerja sebagai perawat malam di panti jompo yang bahkan tidak disebutkan di peta. Tempat ini dikelilingi hutan gelap dan tebing curam, seolah-olah sengaja dijauhkan dari peradaban. Di balik jendela, hanya ada kabut dan suara lolongan serigala samar, menambah kesan bahwa waktu berhenti berputar di sini.
Sejak malam pertama, aku tahu ada yang tidak beres. Para penghuni panti jompo ini terlalu diam, terlalu patuh, dan menatapku dengan mata yang seolah menyimpan rahasia ratusan tahun.
Suster utama, Bu Mirna, sering memperingatkan, "Jangan pernah keluar dari ruang perawat setelah tengah malam. Apapun yang terdengar, jangan hiraukan."

Aku pikir itu hanya cara menakut-nakuti perawat baru. Tapi malam-malam berikutnya membuktikan, larangan itu bukan sekadar omong kosong. Sering kali, terdengar langkah kaki berat di lorong, diikuti bisikan lirih yang tak pernah bisa kutangkap jelas.
Kadang, suara kursi roda yang berderit berhenti tepat di depan pintu ruanganku, lalu hening. Mungkin yang paling mengusik adalah suara tawa kecil seorang perempuan tua, padahal kamar mereka terkunci dari dalam setiap malam.
Rahasia di Balik Lorong Panjang
Panti jompo ini hanya memiliki sepuluh penghuni. Setiap malam, aku harus mengecek satu per satu, memastikan mereka masih bernapas. Namun, setiap pagi, jumlahnya selalu sama, seolah-olah tidak pernah ada yang pergi atau meninggal.
Suatu malam, aku memberanikan diri menyusuri lorong lebih jauh setelah mendengar suara tangisan dari ujung. Di lorong itu, lampu-lampu berkedip, dan udara terasa lebih dingin. Kamar terakhir, yang menurut Bu Mirna kosong, ternyata terkunci rapat dan dari bawah pintunya mengalir cairan merah pekat yang segera meresap ke dalam celana seragamku.
Ketika aku berbalik, aku melihat Bu Mirna berdiri di ujung lorong, wajahnya datar, matanya kosong. "Jangan pernah membuka pintu itu, Rendra. Jika kau buka, malam tak akan pernah berakhir bagimu," katanya dengan suara yang bukan miliknya.
Penghuni Misterius dan Malam Tak Berakhir
Para penghuni panti jompo di ujung dunia ini punya kebiasaan aneh. Mereka semua terjaga di malam hari, menatap ke luar jendela sambil berbisik satu sama lain.
Aku pernah mendengar Pak Wiryo, yang katanya sudah pikun, berkata pelan pada Bu Ranti, "Malam ini pasti ada perawat baru yang mencoba keluar, ya? Sudah lama kita tidak melihat yang baru di lorong." Bu Ranti mengangguk, senyum tipisnya membuat kulit leherku merinding.
- Setiap kamar dipenuhi foto-foto tua yang tidak pernah berubah penataannya.
- Pintu belakang selalu terkunci, meski tidak ada yang punya kunci.
- Jam di ruang perawat selalu berhenti di pukul 02.57, meski baterainya baru diganti.
Pertanyaan paling besar menghantuiku: siapa sebenarnya para penghuni ini? Kenapa tidak pernah ada keluarga yang datang? Dan mengapa aku, seperti perawat-perawat sebelumku, mulai lupa kapan terakhir kali melihat matahari terbit?
Ketegangan Tak Berujung
Suatu malam, ketika rasa ingin tahu mengalahkan ketakutan, aku mengintip ke dalam kamar terakhir itu. Terdengar suara napas berat, dan bayangan bergerak di balik tirai.
Tiba-tiba, lampu-lampu padam serempak, suara langkah kaki terdengar mendekat, dan pintu ruanganku didobrak dari luar. Seketika, aku terlempar ke lorong, dikelilingi oleh wajah-wajah para penghuni yang kini tampak lebih tua dari sebelumnya, mata mereka gelap dan cekung.
"Kau sekarang bagian dari kami," bisik Bu Mirna, suaranya menggema lebih dari satu mulut. Aku mencoba berlari, namun lorong seakan tidak berujung.
Setiap langkahku hanya membawaku kembali ke titik awaltepat di depan kamar terakhir yang kini terbuka lebar, menganga, menunggu.
Dan malam itu… belum juga berakhir hingga kini. Lampu lorong masih berkedip, suara langkah kaki masih terdengar, dan aku mulai lupa siapa namaku sebenarnya.
Apakah kau yakin akan menginap di panti jompo di ujung dunia, ketika malam tak pernah berakhir?
Apa Reaksi Anda?






