Teror Lagu Happy Birthday Tak Berhenti dari Atas Apartemen

Oleh VOXBLICK

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 03.50 WIB
Teror Lagu Happy Birthday Tak Berhenti dari Atas Apartemen
Teror lagu ulang tahun apartemen (Foto oleh Max Vakhtbovycn)

VOXBLICK.COM - Sudah lima jam berlalu sejak lagu “Happy Birthday” pertama kali terdengar dari atas apartemenku. Awalnya aku mengira tetangga di lantai sepuluh sedang merayakan ulang tahun. Tapi lama-kelamaan, irama riang itu berubah menjadi sesuatu yang ganjil. Lagu itu terus berulang, tak pernah berhenti, seolah diputar tanpa jeda. Aku menutup telinga dengan bantal, tapi suara itu tetap menembus dinding tipis, merayap pelan ke dalam kamar. Malam terasa semakin panjang, dan aku mulai bertanya-tanyasiapa sebenarnya orang-orang di atas sana?

Malam yang Tak Biasa

Pukul satu dini hari, lampu di lorong apartemen sudah redup. Hanya suara “Happy Birthday” yang tetap menggema dari atas, kadang bergetar pelan, kadang terdengar seperti bisikan.

Aku mencoba tidur, tapi setiap kali hampir terlelap, nada lagu itu tiba-tiba melengking tinggi, lalu kembali pelan. Seolah-olah seseorang sengaja memainkan volume, menguji saraf-sarafku yang mulai menegang. Aku bangkit, berdiri di samping jendela, memandangi gelapnya langit Jakarta. Tidak ada cahaya dari balkon atas, tidak terdengar suara tawa atau obrolan, hanya lagu itu yang terus mengalun seperti mantra.

Teror Lagu Happy Birthday Tak Berhenti dari Atas Apartemen
Teror Lagu Happy Birthday Tak Berhenti dari Atas Apartemen (Foto oleh cottonbro studio)

Keberanian yang Dipaksakan

Setelah lima jam teror lagu Happy Birthday menghantuiku, aku memutuskan untuk naik ke atas. Aku memasang hoodie, mengambil senter kecil, dan melangkah pelan ke lorong. Setiap langkah terasa berat, seolah ada sesuatu yang menahan kakiku.

Lorong lantai sepuluh tampak sepi, pintu-pintu tertutup rapat seperti enggan jadi saksi. Saat aku mendekati tangga menuju lantai sebelaslantai paling atassuara lagu itu semakin jelas, namun anehnya tak satu pun lampu menyala di sana.

Di depan pintu apartemen 11A, aku berhenti. Lagu itu terdengar paling keras di sini, tapi…

  • Tidak ada tanda-tanda perayaan ulang tahun, tidak ada balon, tidak ada jejak kue.
  • Pintu tertutup rapat, dan di bawahnya mengalir sedikit cairan merah gelap, menggenang di lantai keramik.
  • Suara lagu berubah, kini terdengar seperti suara anak-anak menyanyikan lirik yang sama berulang-ulang, namun dengan nada yang makin melengking dan serak.

Nafasku memburu. Aku mengetuk pelan pintu itu. Tak ada jawaban, hanya suara lagu yang tiba-tiba berhenti. Hening mendadak membuat bulu kudukku berdiri. Lalu, dari balik pintu, terdengar suara bisikan serak, “Masuklah, kue-nya sudah siap…”

Sesuatu yang Mengintai

Aku mundur, ingin berlari, tapi kakiku terasa kaku. Pintu apartemen 11A perlahan terbuka sendiri. Sinar merah samar keluar dari dalam, menyorot lorong sunyi.

Aku bisa melihat sesosok bayangan kecil berdiri di ambang pintu, mengenakan topi ulang tahun lusuh. Wajahnya tak terlihat, hanya sepasang mata hitam kosong yang menatapku tanpa berkedip. Tangan mungil itu memegang lilin ulang tahun yang menyala, lelehannya menetes ke genangan merah di lantai.

Di belakangnya, aku melihat beberapa sosok lain berdiri melingkar di sekitar meja makan, semua memakai topi pesta, semua menatap ke arahku.

Di tengah meja, sebuah kue ulang tahun besar terbakar perlahan, lilinnya terlalu banyak, api menari-nari liar di permukaannya. Seseorang mulai menyanyikan “Happy Birthday” lagi, kali ini lebih lambat, lebih berat, seolah berasal dari dalam tanah.

Tak Ada Jalan Pulang

Aku ingin berteriak, tapi suara tercekat di tenggorokan. Aku hanya bisa mundur pelan, namun setiap langkahku terasa seperti ditarik ke dalam lorong itu.

Lagu Happy Birthday kini menggema di kepalaku, seolah tak pernah berhenti, seolah tak ada jalan keluar. Di kejauhan, pintu lift tertutup sendiri, lampunya berkedip-kedip. Aku menoleh ke belakang, berharap ada tetangga yang keluar membantu, tapi lorong tetap sunyi, sepi, dan dingin.

Malam itu, aku tidak pernah kembali ke apartemenku. Lagu Happy Birthday masih terdengar, samar-samar, dari lantai atas.

Setiap malam, jika kau berhenti di lorong lantai sepuluh, kau mungkin masih mendengar suara anak-anak bernyanyi, mengundangmu untuk bergabung dalam pesta yang tak pernah berakhir. Dan pintu apartemen 11Akonontak pernah benar-benar tertutup…

Apa Reaksi Anda?

Suka Suka 0
Tidak Suka Tidak Suka 0
Cinta Cinta 0
Lucu Lucu 0
Marah Marah 0
Sedih Sedih 0
Wow Wow 0