Malam Mencekam di Pulau Sentinel Utara yang Terlarang

VOXBLICK.COM - Angin laut memukul-mukul lambung perahu kayu kecil yang kutumpangi malam itu. Di kejauhan, garis pantai Pulau Sentinel Utara mulai terlihat samar di balik kabut tipis dan gelapnya malam. Ada sesuatu yang menahan napasku sejak kapal motor terakhir meninggalkan kamiaku dan dua rekanku, Raka dan Johansendirian di tengah lautan hitam. Tak ada suara kecuali deru ombak, dan kegelisahan yang mencekik dada. Kami tahu, setiap langkah menuju pulau terlarang ini adalah perjudian dengan maut.
Setiap penduduk di pelabuhan kecil Port Blair sudah memperingatkan kami, namun rasa penasaran mengalahkan segalanya. Suku Sentinel dikenal sebagai penjaga pulau yang tak tersentuh, bahkan tentara pun menghindari mereka.
Namun malam itu, di bawah langit tanpa bintang, kami justru mendekatseakan-akan sesuatu di dalam kegelapan memanggil-manggil nama kami.

Jejak Pertama di Pasir Hitam
Ketika perahu kami menepi, pasir hitam yang basah terasa dingin menembus sol sepatu. Tak ada suara hewan malam, hanya detak jantungku sendiri yang terasa begitu nyaring.
Kami berjalan perlahan, menahan napas setiap kali ranting patah mengiris keheningan. Raka menyorotkan senter ke arah hutan, namun sorotan itu hanya memperlihatkan gelap yang semakin pekat.
Beberapa langkah dari pantai, kami menemukan jejak kaki kecil yang tidak biasa. Berjejer rapi menuju hutan, jejak itu terlalu simetris, terlalu dalam untuk ukuran manusia biasa. Johan berbisik, "Mereka tahu kita datang.
" Aku menelan ludah, berharap itu hanya bisikan ketakutan kami sendiri.
Bayangan di Balik Ranting
Kami terus berjalan, menelusuri jalur samar menuju jantung pulau. Di balik pepohonan lebat, aku merasa ada yang mengawasi. Daun-daun bergerak tanpa angin, ranting patah sendiri.
Senter Raka tiba-tiba mati, meninggalkan kami dalam kegelapan nyaris total. Tiba-tiba, terdengar suara tawa kecilcepat, lirih, dan jauh dari manusiawi.
- Suara langkah yang mengikuti kami, kadang di kiri, kadang di kanan.
- Aroma tanah basah bercampur dengan bau amis yang menusuk.
- Bayangan hitam melintas, terlalu cepat untuk diikuti mata.
Johan mulai panik, memanggil-manggil nama kami. "Jangan berpencar!" teriakku. Namun, suara-suara dari dalam hutan semakin banyak, siluet-siluet kecil bersembunyi di balik batang pohon. Ada yang melempar tombak kecil ke arah kaminyaris mengenai Raka.
Dalam kepanikan, kami berlari mundur ke arah pantai, namun jejak kami sendiri sudah hilang ditelan gelap.
Malam Berubah Maut
Kami kehabisan tenaga. Pantai kini terasa asing, perahu tak tampak di mana pun. Di kejauhan, api kecil menyala di antara pepohonanseakan-akan menandai keberadaan kami.
Angin membawa bisikan aneh, suara yang tak kami mengerti, namun jelas bukan berasal dari satu orang saja. Mereka semakin dekat, mengepung perlahan.
Raka jatuh, kakinya terjerat akar. Aku menolongnya, namun saat itu juga, sesuatu menarik Johan ke dalam gelap. Hanya terdengar teriakannya yang terputus, lalu sunyi.
Kami berdua membeku, menahan napas, menatap hutan yang kini penuh mata yang menyala dalam gelap.
Sekejap yang Abadi
Dalam ketakutan, aku dan Raka saling berpegangan. Dari bibir pantai, aku melihat sosok-sosok kecil berjalan menuju kami, tubuh mereka dibalut daun dan lumpur. Mereka tak bicara, hanya menatap dengan mata yang kosong dan tajam.
Satu di antara mereka mengangkat tombak, menunjuk tepat ke arahku.
Saat itu, aku sadar bahwa tak ada jalan keluar. Aku menutup mata, menunggu akhir yang pasti. Tapi, tiba-tiba, suara perahu motor terdengar dari kejauhansuara yang membelah malam hening.
Aku membuka mata, sosok-sosok itu telah menghilang, meninggalkan hanya jejak kaki di pasir dan senter Raka yang entah bagaimana kembali menyala. Tidak ada tanda-tanda Johan, tidak ada perahu, hanya suara ombak yang kembali berbisik pelan.
Sampai hari ini, aku masih sering mendengar suara tawa kecil di telingaku ketika malam tiba. Dan setiap kali aku menutup mata, aku kembali ke pantai itutempat malam mencekam di Pulau Sentinel Utara yang terlarang tak pernah benar-benar berakhir.
Apa Reaksi Anda?






